Kawal Rekapitulasi Suara, Sekjen Partai Perindo Minta KPU-Bawaslu Tegas dan Transparan

Selasa, 27 Februari 2024 - 20:06 WIB
loading...
Kawal Rekapitulasi Suara,...
Sekjen DPP Partai Perindo, Ahmad Rofiq minta ketegasan dan transparansi penyelenggara Pemilu 2024 yakni KPU-Bawaslu untuk mengawal proses rekapitulasi suara. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sekjen DPP Partai Perindo , Ahmad Rofiq meminta ketegasan dan transparansi penyelenggara Pemilu 2024 yakni KPU-Bawaslu untuk mengawal perjalanan proses rekapitulasi suara, sesuai harapan peserta Pemilu dan masyarakat yang telah menggunakan hak suaranya.

"Sehingga diperlukan ketegasan dan transparansi dari KPU dan Bawaslu sangat penting untuk perjalanan rekapitulasi agar memenuhi harapan kita semua," kata Ahmad Rofiq dalam tayangan iNews Sore bertajuk 'Banyak Suara Hilang, Netizen Sorot Pemilu Curang' secara virtual, Selasa (27/2/2024).

Rofiq yang juga Caleg DPR RI Dapil Banten III dari Perindo ini mempertanyakan, suara otentik masyarakat pakai yang mana. Sebab, Ia menyoroti proses perhitungan di tingkat kecamatan yang bisa saja terjadi pengalihan suara untuk kepentingan tertentu.



"Saat ini masih perhitungan di PPK, di PPK bukan rahasia umum lagi suara yang bisa dialihkan dalam konteks kepentingan tertentu. Nah jaminan suara ini otentik dari masyarakat kita pakai yang mana," ujarnya.

Pantauan MNC Portal Indonesia pada situs resmi KPU https://pemilu2024.kpu.go.id/pilegdpr/hitung-suara/dapil pada Selasa (27/2/2024) update pukul 09.00 WIB dengan total suara masuk 64 persen suara Partai Perindo 1.001.083 atau 1,32 persen. Namun, pada update pukul 19.00 WIB dengan total suara masuk 65,14 persen suara Partai Perindo menurun menjadi 959.959 atau 1,27 persen.

Sebelumnya, Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pemilu Presiden (TKRPP) sekaligus Politikus PDIP, Deddy Yevri Sitorus merasa janggal dengan proses penghitungan suara Pemilu 2024. Apalagi, KPU sebelumnya telah memberi perintah ke aparat penyelenggara Pemilu ke daerah untuk menghentikan proses rekapitulasi suara di tingkat kecamatan.

Deddy menduga, penghentian itu didasari atas adanya partai kecil di lingkungan penguasa yang hendak dilaksanakan masuk parlemen. Hal itu dikuatkan setelah dirinya dapat informasi adanya operasi pengalihan suara Partai Perindo kepada partai gurem yang ada di lingkungan Istana.

"Ada kuat kecurigaan upaya tersistematis untuk memenangkan salah satu kontestan Pemilu. Ada kabar saya dengar kabar bahwa ada operasi agar suara partai kecil akan diambil untuk dialihkan, terutama Partai Perindo, Gelora dan Partai Ummat," kata Deddy dalam keterangannya yang dikutip Kamis (22/2/2024).

Sementara itu, Juru Bicara Nasional Partai Perindo Abdul Khaliq Ahmad buka suara menyikapi temuan C1 atau C hasil milik partai berlambang sayap rajawali dengan nomor urut 16 di aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU) blank hingga ditutupi.

Menurutnya, hal itu bisa terjadi apalagi dengan tidak transparan, sehingga bisa saja dugaan pengalihan suara ke partai politik (parpol) atau pasangan calon (paslon) terjadi.

"Kemungkinan itu bisa saja terjadi ya karena tidak adanya keterbukaan itu, kemudian orang bisa menduga-duga banyak hal termasuk pengalihan suara parpol atau paslon lain kan gitu ya," kata pria yang juga menjabat Ketua Bidang Keagamaan DPP Perindo ini kepada wartawan, Minggu (25/2/2024).
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1240 seconds (0.1#10.140)