Setelah Heboh Tanda Pagar, Muncul Perang Spanduk

Senin, 11 Juni 2018 - 16:39 WIB
Setelah Heboh Tanda...
Setelah Heboh Tanda Pagar, Muncul Perang Spanduk
A A A
JAKARTA - Setelah perang tanda pagar (tagar) di media sosial yang kemudian meluas ke dunia nyata, pertarungan antara pendukung Presiden Joko Widodo dan pihak yang kontra pun berlanjut.

Kali ini perang dilakukan dengan menggunakan media spanduk yang terpasang di pinggir jalan. Salah satunya spanduk yang bertuliskan Selamat Idul Fitri 1439 Hijriah Pendukung #2019GantiPresiden, anda sedang melewati jalan tol Pak Jokowi yang viral di media sosial.

Beredar kabar spanduk itu berada di pinggir jalan tol di Semarang Jawa Tengah. Di lain tempat, yakni di Nagreg, Jawa Barat terpasang spanduk bertuliskan, Mudik Lebaran Berkat Pak Jokowi. Sebelumnya muncul aksi masyarakat yang memasang spanduk di pinggir jalan bertuliskan Setuju Ganti Presiden, Klakson 3 Kali.

Menanggapi fenomena itu, pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menilai spanduk-spanduk tersebut merupakan pesan komunikasi politik yang disampaikan oleh para aktor politik.

Dia menilai isi pesan yang tertulis di spanduk tersebut justru menunjukkan bentuk ketidakdewasaan politik.

Menurut Emrus, rakyat tidak membutuhkan slogan semacam itu karena tidak ada manfaatnya. Semestinya, sambung dia, para aktor politik bertarung melalui ide dan gagasan.

"Katakanlah dukungan mengarah kepada Jokowi, seharusnya mereka menyajikan pembangunan yang berhasil di seluruh Indonesia dari semua sektor. Nah itu dibuat spanduk, (misalnya bertuliskan-red) 'ini karya pemerintahan Jokowi-JK'," kata Emrus kepada SINDOnews, Senin (11/6/18).

Sebaliknya, pihak yang kontra Jokowi juga dapat dapat mengkritis pemerintah dengan membongkar kelemahan pembangunan era Jokowo. "Misalnya kelemahannya itu tentang pembangunan. Namun harus berbasis data, fakta serta argumentasi, dan bukti," ucapnya.

Menurut dia, pertarungan dengan cara tersebut akan lebih produktif ketimbang slogan ganti presiden dan tidak ganti Presiden.

Emrus menilai apa yang terjadi saat ini justru memperlihatkan adanya upaya untuk mengeksploitasi persepsi publik. "Sehingga publik mengarah ke ganti atau tidak ganti (presiden-red) dan tidak lagi memikirkan keberhasilan pembangunan Jokowi-JK dan kelemahan dari pembangunan," tandas Direktur Eksekutif Emrus Corner itu.

Menurut dia, kemunculan spanduk-spanduk tersebut menjelang Lebaran tidak tepat. Seharusnya dipasang spanduk-spanduk yang berisi pesan untuk menyatukan masyarakat, misalnya saling memaafkan dan saling mendukung.

"Bukan seperti di spanduk (yang bermunculan-red) itu," katanya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8591 seconds (0.1#10.140)