Menteri LHK Bertemu Presiden IUCN Bahas Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Jum'at, 02 Februari 2024 - 20:18 WIB
loading...
Menteri LHK Bertemu...
Menteri LHK Siti Nurbaya telah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden International Union for Conservation of Nature (IUCN), Razan Al Mubarak. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden International Union for Conservation of Nature (IUCN), Razan Al Mubarak, yang juga merupakan UN Climate Change High Level Champion for COP28 Presidency Team, sekaligus Chairman of Environment Agency of Abu Dhabi.

Pertemuan dilakukan pada Kamis 1 Feberuari 2024 tersebut, untuk membahas isu terkait pelestarian alam dan keanekaragaman hayati serta kolaborasi dalam Mangrove Alliance for Climate (MAC).

Pertemuan membahas sejumlah hal diantaranya rencana kerja implementasi hasil COP28 UAE Consensus dengan Agenda aksi yang ambisius dan inklusif. Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan, bahwa dalam Presidency UAE COP28 juga telah dihasilkan 11 pledges and declarations on food system, health, serta renewable energy and efficiency.

"Pertemuan tingkat tinggi iklim tersebut juga menghasilkan inisiatif untuk dekarbonisasi heavy emitting industries," kata Menteri Siti dalam keterangannya, Jumat (2/2/2024).

Kemudian, Menteri Siti menjelaskan, kerja implementasi hasil COP UNFCCC yang sudah dilaksanakan secara intensif sejak COP26 Glasgow terkait agenda Indonesia’s Forestry and Other Land Use (Folu) Net Sink 2030 dimana Indonesia telah menerbitkan dokumen resmi Pemerintah melalui Indonesia’s Folu Net Sink 2030 Operational Plan pada Maret 2022.

"Pemerintah Indonesia berkomitmen kuat untuk mengimplementasikan target-target iklim dalam Folu Net Sink 2030," ujarnya.

Menteri Siti menyatakan Indonesia telah menunjukkan keberhasilan dalam pencapaian penurunan emisi, di atas target penurunan emisi yang dicantumkan dalam NDC Indonesia.

Selanjutnya, Menteri Siti menjelaskan tentang tata kelola karbon di Indonesia, termasuk mekanisme perdagangan karbon melalui Bursa Karbon Indonesia yang sudah mulai aktif, meski belum terlalu dinamis sebagaimana yang diharapkan.

"Dalam hal ini, Pemerintah sudah menyiapkan segala peraturan untuk dapat menjamin bisnis karbon yang legal, transparan, dan berintegritas memenuhi kaidah-kaidah tata kelola karbon atau carbon governance," tutupnya.

Pada kesempatan tersebut, Razan Al Mubarak menggarisbawahi bahwa pentingnya pendanaan iklim (climate finance) seperti yang dijanjikan negara maju dalam mendukung pencapaian agenda utama penurunan emisi global, termasuk di Indonesia melalui implementasi kebijakan Folu Net Sink 2030.

Ia juga mengajak dan meminta Indonesia untuk bersama negara-negara anggota UNFCCC untuk mengimplementasikan hasil COP28 secara nyata dan lebih luas lagi dengan pengembangan bersama south-south cooperation.

Razan Al Mubarak menyampaikan apresiasi dan kekagumannya atas kerja operasional yang sistematis melalui Indonesia’s Folu Net Sink 2030 yang meliputi sustainable forest management; penguatan carbon governance, rehabilitasi hutan dan lahan, konservasi hutan dan satwa liar, perhutanan sosial, rehabilitasi mangrove dan restorasi gambut serta penanganan isu-isu masyarakat adat.

"Terima kasih atas pertemuan dan diskusi yang sangat berkesan, dalam kunjungan kerja untuk pertama kalinya ke Indonesia. Sampai bertemu dalam kerja lapangan bersama untuk Indonesian wildlife” ungkap Menteri Siti menutup diskusinya bersama Razan Al Mubarak.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1152 seconds (0.1#10.140)