Kisah Kopassus Duel Bersenjatakan Sangkur Tumpas Pemberontakan Permesta

Senin, 29 Januari 2024 - 05:00 WIB
loading...
Kisah Kopassus Duel...
Tahapan pendidikan Kopassus memiliki banyak latihan yang sangat berat. Karena keahlian yang dimiliki, Kopassus pernah diterjunkan untuk menumpas pemberontak Permesta. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Kisah Kopassus tumpas Permesta akan dibahas dalam artikel ini. Permesta merupakan salah satu gerakan pemberontak yang melancarkan aksinya setelah Indonesia diakui sebagai negara berdaulat oleh Belanda.

Gerakan Permesta awalnya muncul di Makassar, Sulawesi Selatan pada 2 Maret 1957, tapi gerakan tersebut meluas hingga ke wilayah lainnya. Pemberontakan terhadap pemerintah ini muncul karena ketidakpuasan terhadap kebijakan terkait pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Demi menumpas gerakan yang sudah menjamur di luar Jawa ini Pemerintah melancarkan operasi militer untuk menumpas Permesta. Kala itu pasukan yang dikirim adalah Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang sekarang dikenal dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Korps Komando Operasi (KKA) yang kini namanya jadi Korps Marinir.



Penumpasan terhadap para tokoh pemberontak itu mengerahkan semua kesatuan, dengan operasi militer bernama Operasi Sadar (Sumsel), Operasi Tegas (Riau), dan Operasi 17 Agustus (Padang). Semuanya bertugas untuk merebut kembali wilayah yang telah dikuasai PRRI di Sumatera.

Pasukan yang dikirim pemerintah akhirnya mampu menguasai Manado dan wilayah lain yang dikuasai Permesta. Termasuk Gunung Potong di Manado yang merupakan basis pertahanan Permesta.

Lokasi basis pertahanan Permesta ini berada di Bukit Coggaan dan Patahan, wilayah tersebut memiliki kontur yang sangat pas untuk menempatkan senjata-senjata berat di setiap lubang berbatu. Hal inilah yang akan membuat pasukan pemerintah kewalahan.

Pasukan Permesta yang kala itu dipimpin oleh Yan Timbuleng harus menghadapi satu tim RPKAD di bawah pimpinan Letnan A Kodim dan KKO yang dipersenjatai artileri dan kavaleri pada 29 Agustus 1958.



Sayangnya rencana penyerangan yang dilakukan pemerintah gagal karena wilayah itu memiliki medan berat. Kegagalan ini membuat RPKAD menyusun ulang rencananya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1136 seconds (0.1#10.140)