Ganjar Rajin Menginap di Rumah Warga, Siti Atikoh Sebut Agar Paham Helaan Napas Rakyat

Rabu, 24 Januari 2024 - 19:25 WIB
loading...
Ganjar Rajin Menginap di Rumah Warga, Siti Atikoh Sebut Agar Paham Helaan Napas Rakyat
Istri Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti mengatakan langkah suaminya yang rajin blusukan sampai menginap di rumah warga bukan sebuah pencitraan. Foto/TPN
A A A
JAKARTA - Istri Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti mengatakan langkah suaminya yang rajin blusukan sampai menginap di rumah warga bukan sebuah pencitraan. Menurutnya, Ganjar rutin menginap di rumah warga selama menjabat Gubernur Jawa Tengah dan bukan hanya dilakukan karena urusan Pilpres 2024 saja.

Hal itu disampaikan Atokoh dalam acara Silahturahmi Kebangsaan di Pendopo Yayasan Bumi Sroyo, Banyuwangi, Jawa Timur pada Rabu (24/1/2024). Kegiatan itu dalam rangka Safari Politik VII ke Jawa Timur.



"Kenapa kalau keliling ke daerah-daerah Mas Ganjar biasanya itu tidur di rumah penduduk? Ini bukan pencitraan, ini sudah dilakukan sepuluh tahun selama Mas Ganjar menjadi gubernur," ujar Atikoh dalam keterangannya.

Atikoh mengatakan sang suami rutin tinggal di rumah warga agar mengetahui keinginan dan harapan rakyat terhadap pemimpin.

"Dengan seperti itu perjuangan, helaan napas masyarakat atau yang dilakukan masyarakat sehari-hari, apa perjuangan rakyat, itu Mas Ganjar jadi sangat paham, dengan berbicara secara informal, di situ akan terlihat sekali permasalahan," tuturnya.

Mantan wartawan itu mengatakan keluhan petani soal mahal dan sulitnya memperoleh pupuk juga diketahui dengan mudah ketika Ganjar menginap di rumah warga.

Atikoh mengatakan pemerintah sudah seharusnya membuat program yang berpihak bagi petani karena Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno pernah berbicara urusan pangan menjadi masalah negara.

"Bung Karno berkata bahwa masalah pangan itu masalah negara, masalah mati hidupnya bangsa. Kalau kita ingin negara berdaulat di bidang pangan, tentu kebijakan harus pro-petani," jelasnya.



"Jadi, dengan kekurangan itu apa yang harus dilakukan pemerintah, subsidi ditambah, kita mungkin bisa menambah jumlah pabrik yang ada di Indonesia sehingga tidak terlalu tergantung produk impor," tutup Atikoh.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1690 seconds (0.1#10.140)