Ganjar Ziarah ke Makam Kiai Ageng Muhammad Besari dan Pendiri Ponorogo Bathara Katong
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo berziarah ke makam Kiai Ageng Muhammad Besari dan Bathara Katong. Kegiatan itu dilakukan disela-sela kunjungannya ke daerah Ponorogo, Jawa Timur.
Setibanya di Kabupaten Ponorogo, Ganjar langsung menuju makam Bathara Katong yang terletak di Desa Setono, Kecamatan Jenangan. Bathara Katong adalah pendiri Kabupaten Ponorogo sekaligus adipati pertama di Ponorogo. Bathara Katong adalah utusan Kesultanan Demak yang ditugaskan untuk menyebarkan Islam di Ponorogo.
Dari sana, Ganjar melanjutkan perjalanannya ke makam Kiai Muhammad Ageng yang berada di Kompleks Pesantren Tegalsari, Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu disambut oleh Kunto Pramono, selaku dzuriyah generasi ke-8 dari Kiai Ageng Muhammad Besari yang juga diketahui sebagai pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Tegalsari, salah satu ponpes tertua di Indonesia yang berdiri 1680.
Kunto mengatakan, dari tangan Kiai Ageng Besari di Ponpes Tegalsari banyak melahirkan ulama besar, tokoh-tokoh hingga pemimpin bangsa Indonesia. "Kiai Ageng Besari merupakan tokoh agama yang sangat sakral, yang betul-betul bisa melahirkan tokoh-tokoh, pemimpin bangsa Indonesia. Ini doa bersama dengan Pak Ganjar karena tujuannya ke sini adalah silaturahmi untuk tahu tempat-tempat bersejarah yang bisa melahirkan tokoh-tokoh atau pemimpin bangsa Indonesia," ujar Kunto, Jumat (19/1/2024).
Kunto mengungkapkan, dalam Kompleks Ponpes Tegalsari masih ada petilasan bangunan belakang yang dibangun sendiri oleh Kiai Ageng Besari dan menjadi tempat tidurnya. Hingga kini, bangunan tersebut berusia 350 tahun dan belum pernah dibuka oleh siapa pun. Ganjar pun berkesempatan untuk melihat bangunan luar tersebut didampingi Kunto.
"Ini untuk tidurnya Kiai Ageng Besari yang ada di belakang. Karena tempat yang di belakang itu yang bangun adalah Kiai Ageng Besari. Tahun ini sekitar 350 tahunan ini memang suatu nilai-nilai yang bersejarah yang belum dibuka sama sekali," jelas Kunto.
Setelah ziarah di makam Kiai Ageng Besari, Ganjar melanjutkan Salat Jumat di Masjid Jami Tegalsari yang berada di dalam kompleks Ponpes Tegalsari. Ganjar menyebutkan, ziarah yang dilakukannya di Ponorogo dapat dijadikan pelajaran untuk belajar dari perjalanan panjang sejarah masa lalu dan lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan. "Ternyata sejarahnya panjang. Ya mudah-mudahan kita selalu bisa belajar dari masa lalu, dari sejarah agar kita bijaksana," ucapnya.
Adapun tokoh yang tumbuh dari lingkup Kiai Ageng Besari seperti Pakubuwono II (Sultan Kartasura), Raden Ronggowarsito (Begawan Kasultanan Kartasura dan pujangga) dan H.O.S Cokroaminoto (Tokoh Pergerakan Nasional Raja Jawa tanpa Mahkota).
Kelak dari ketiga tokoh itulah yang menginspirasi Presiden Pertama Republik Indonesia Ir Soekarno dalam memperjuangkan dan membangun NKRI. Sebelum itu, keilmuan Kiai Besari juga sampai pada pendiri kekuatan organisasi keagamaan Islam terbesar di dunia, yakni KH Hasyim Asy’ari (NU) dan KH Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), hingga Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Setibanya di Kabupaten Ponorogo, Ganjar langsung menuju makam Bathara Katong yang terletak di Desa Setono, Kecamatan Jenangan. Bathara Katong adalah pendiri Kabupaten Ponorogo sekaligus adipati pertama di Ponorogo. Bathara Katong adalah utusan Kesultanan Demak yang ditugaskan untuk menyebarkan Islam di Ponorogo.
Dari sana, Ganjar melanjutkan perjalanannya ke makam Kiai Muhammad Ageng yang berada di Kompleks Pesantren Tegalsari, Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu disambut oleh Kunto Pramono, selaku dzuriyah generasi ke-8 dari Kiai Ageng Muhammad Besari yang juga diketahui sebagai pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Tegalsari, salah satu ponpes tertua di Indonesia yang berdiri 1680.
Kunto mengatakan, dari tangan Kiai Ageng Besari di Ponpes Tegalsari banyak melahirkan ulama besar, tokoh-tokoh hingga pemimpin bangsa Indonesia. "Kiai Ageng Besari merupakan tokoh agama yang sangat sakral, yang betul-betul bisa melahirkan tokoh-tokoh, pemimpin bangsa Indonesia. Ini doa bersama dengan Pak Ganjar karena tujuannya ke sini adalah silaturahmi untuk tahu tempat-tempat bersejarah yang bisa melahirkan tokoh-tokoh atau pemimpin bangsa Indonesia," ujar Kunto, Jumat (19/1/2024).
Kunto mengungkapkan, dalam Kompleks Ponpes Tegalsari masih ada petilasan bangunan belakang yang dibangun sendiri oleh Kiai Ageng Besari dan menjadi tempat tidurnya. Hingga kini, bangunan tersebut berusia 350 tahun dan belum pernah dibuka oleh siapa pun. Ganjar pun berkesempatan untuk melihat bangunan luar tersebut didampingi Kunto.
"Ini untuk tidurnya Kiai Ageng Besari yang ada di belakang. Karena tempat yang di belakang itu yang bangun adalah Kiai Ageng Besari. Tahun ini sekitar 350 tahunan ini memang suatu nilai-nilai yang bersejarah yang belum dibuka sama sekali," jelas Kunto.
Setelah ziarah di makam Kiai Ageng Besari, Ganjar melanjutkan Salat Jumat di Masjid Jami Tegalsari yang berada di dalam kompleks Ponpes Tegalsari. Ganjar menyebutkan, ziarah yang dilakukannya di Ponorogo dapat dijadikan pelajaran untuk belajar dari perjalanan panjang sejarah masa lalu dan lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan. "Ternyata sejarahnya panjang. Ya mudah-mudahan kita selalu bisa belajar dari masa lalu, dari sejarah agar kita bijaksana," ucapnya.
Adapun tokoh yang tumbuh dari lingkup Kiai Ageng Besari seperti Pakubuwono II (Sultan Kartasura), Raden Ronggowarsito (Begawan Kasultanan Kartasura dan pujangga) dan H.O.S Cokroaminoto (Tokoh Pergerakan Nasional Raja Jawa tanpa Mahkota).
Kelak dari ketiga tokoh itulah yang menginspirasi Presiden Pertama Republik Indonesia Ir Soekarno dalam memperjuangkan dan membangun NKRI. Sebelum itu, keilmuan Kiai Besari juga sampai pada pendiri kekuatan organisasi keagamaan Islam terbesar di dunia, yakni KH Hasyim Asy’ari (NU) dan KH Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), hingga Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
(cip)