Implementasi Inovasi Program Kampung Garam di Kebumen

Minggu, 14 Januari 2024 - 19:13 WIB
loading...
Implementasi Inovasi Program Kampung Garam di Kebumen
Jeriadi Pratama, Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Administrasi Universitas Muhammadiyah Jakarta. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
Jeriadi Pratama
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Administrasi
Universitas Muhammadiyah Jakarta

KAMPUNG Garam Kebumen telah meraih pengakuan sebagai salah satu dari 99 inovasi pelayanan publik terbaik tahun 2020 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). Penghargaan tersebut, termasuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020, mencakup 15 Finalis Kelompok Khusus Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD Tahun 2020.

Kabupaten Kebumen, dengan penduduk sekitar 1,3 juta jiwa, masih mengandalkan impor garam konsumsi dari luar wilayah, mencapai sekitar 2.000 ton per tahun, menyebabkan defisit perdagangan. Untuk mengatasi hal ini, Pemkab Kebumen menciptakan Kampung Garam dengan tujuan mencapai ketahanan pangan. Inisiatif ini, yang dimulai pada September 2019 di Desa Mirit Petikusan, Kecamatan Mirit, berhasil memproduksi garam beryodium dengan izin edar dari BPOM dan kualitas tinggi sesuai SNI.

Kampung Garam bukan hanya memproduksi garam konsumsi, tetapi juga berbagai variasi seperti garam piramida, garam spa, garam kecantikan, dan garam kesehatan. Selain itu, kampung ini terlibat dalam produksi garam untuk kebutuhan industri dan farmasi, terbukti dengan perjanjian antara Pemkab Kebumen dan PT Kimia Farma.

Keberadaan Kampung Garam juga mendukung kegiatan penelitian dan edukasi wisata bagi pelajar. Melalui variasi garam yang dihasilkan, seperti garam piramida yang memiliki nilai jual tinggi, Kampung Garam Kebumen bukan hanya mencapai swasembada garam tetapi juga menjadi sumber daya ekonomi yang beragam dan berkelanjutan.

Sejak pelaksanaan program ini, semangat para petani petambak garam di Kebumen semakin meningkat. Mereka bahkan dengan antusias berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong untuk membeli peralatan pengolahan garam, meskipun peralatan tersebut mencapai puluhan juta rupiah. Para petani ini kemudian mendapatkan peralatan demplot tunnel yang terbuat dari berbagai bahan, seperti pipa paralon, mesin pompa, plastik, dan sebagainya.

Garam diproduksi dengan sistem tunnel, yaitu dengan membuat bak penguapan yang dilapisi plastik HDPE di bagian bawah, tertutup dengan plastik UV di bagian atas, dan dirancang seperti terowongan. Hasil produksinya mencapai 36 ton, berasal dari usaha bersama 12 kelompok petambak garam di Desa Mirit Petikusan, Kecamatan Mirit, Desa Kaibon, Kecamatan Ambal, Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong, serta Desa Surorejan, Waluyorejo, dan Sidoharjo, Kecamatan Puring.

Implementasi Inovasi Program Kampung Garam
Upaya pengembangan usaha garam rakyat di Kebumen resmi dimulai pada tahun 2018. Pada 16 Februari 2018, pihak terkait bersama dengan beberapa kelompok petambak garam menghadiri acara penyuluhan perikanan tentang pemanfaatan tunnel pengolah garam rakyat di Pantai Bunton, Adipala, Cilacap.

Acara ini diundang oleh Balai Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dengan melibatkan sekitar 30 petambak, langkah-langkah awal untuk memulai usaha garam rakyat di pesisir Kebumen pun dilakukan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen juga mendapatkan dukungan keuangan dari APBD Jawa Tengah sebesar Rp200 juta, dan tambahan bantuan dari APBD Kabupaten sebesar Rp140 juta untuk mendukung pembuatan demplot sistem tunnel dalam usaha garam rakyat. Kabid Usaha Perikanan, Sigit Dwi Purnomo, menambahkan bahwa target produksi petambak garam rakyat di Kebumen saat ini adalah 7-8 ton per bulan.
Potensi maksimal dari 12 kelompok petambak garam rakyat di Kebumen diperkirakan mencapai 200 ton per bulan, berdasarkan perhitungan konsultan dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Kebutuhan garam konsumsi untuk penduduk Kabupaten Kebumen telah lama tergantung pada pasokan dari luar daerah. Dengan jumlah penduduk mencapai 1,3 juta jiwa, kebutuhan garam konsumsi per tahunnya mencapai 4.191 ton. Ketergantungan pada impor garam dari daerah lain menyebabkan defisit perdagangan.

Inisiatif pendirian Kampung Garam dianggap sebagai suatu inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan garam lokal, sekaligus merangsang upaya mencapai ketahanan pangan melalui produksi garam mentah dan berbagai produk olahan garam (garam konsumsi, garam kesehatan, dan garam industri). Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk mengembangkan destinasi wisata di kampung garam dan memberdayakan masyarakat pesisir melalui pendampingan serta penguatan kelembagaan kelompok dan koperasi.

Kampung Garam Kebumen dibangun melalui tiga tahapan. Pertama, perencanaan yang melibatkan pembentukan tim inovasi, penyusunan masterplan usaha garam, dan riset unggulan daerah untuk menilai kelayakan usaha garam. Kedua, pelaksanaan yang mencakup koordinasi dengan stakeholder internal dan eksternal, pelatihan, pemberian akses teknologi, pengembangan kelembagaan kelompok dan koperasi, pembuatan demplot produksi dan pengolahan garam, serta pengadaan sarana dan prasarana produksi dan pengolahan dengan pembiayaan dari masyarakat, pemerintah, dan CSR BUMN serta swasta.

Ketiga, monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara periodik setiap bulan oleh tim inovasi internal, seperti Aparatur Pengawas Internal Pemerintah (APIP) Kabupaten Kebumen dan Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Selain dari tahapan untuk membangun Kampung Garam Kebumen menjadi kampung yang lebih maju dan menarik adapun beberapa manfaat. Pertama, Kampung Garam berfungsi sebagai kawasan observasi dan penelitian untuk pengembangan pemanfaatan garam di wilayah Jawa Tengah. Kedua, inovasi ini bertujuan untuk mencapai ketahanan pangan dengan memproduksi garam mentah dan produk olahan garam (seperti garam konsumsi), serta mengurangi ketergantungan pada impor garam.

Ketiga, program ini memberdayakan kelompok SDM petani garam secara menyeluruh melalui pembentukan kelompok usaha, pembinaan, dan peningkatan kapasitas. Keempat, kompleks Kampung Garam, dengan pemandangan tunel-tunel, menjadi daya tarik sendiri dan dapat dijadikan tempat wisata, bahkan eduwisata.

Pengunjung tidak hanya dapat menyaksikan pengelolaan garam, tetapi juga dapat mengambil foto dengan latar belakang tunel-tunel garam yang instagramable dan menikmati spot foto lainnya. Selain itu, pengunjung dapat merelaksasi kaki mereka dengan merendamnya di kolam air garam.

Kampung Garam Kebumen telah bertransformasi menjadi destinasi eduwisata atau wisata pendidikan yang banyak diminati oleh siswa-siswi sekolah dan pengunjung umum. Selain Desa Mirit Petikusan, kampung garam juga telah diperluas ke wilayah lain, seperti Kecamatan Klirong, Kecamatan Puring, dan Kecamatan Petanahan.

Selain menjadi tujuan wisata, Kampung Garam ini juga dijadikan sebagai model produksi garam yang diacungi contoh oleh daerah lain. Rencananya, konsep Kampung Garam ini akan diperluas dan diadaptasi di wilayah-wilayah sepanjang garis Pantai Selatan Jawa. Dengan pengembangan ini, diharapkan kampung-kampung garam dapat memenuhi kebutuhan garam lokal hingga mencapai tingkat swasembada garam nasional.

Kesimpulan
Hasil analisis studi pustaka menyimpulkan bahwa penerapan Program Kampung Garam di Kabupaten Kebumen berhasil memberdayakan potensi alam dan sumber daya manusia di daerah tersebut. Sebelum program ini diterapkan, masyarakat pesisir, terutama para petani garam, hanya mampu menghasilkan garam krosok dengan nilai ekonomi rendah, sekitar Rp2.000 per kg dan kualitasnya juga rendah karena proses pengolahan yang masih bersifat tradisional.

Kampung Garam secara tidak langsung mendukung Gerakan Indonesia Mandiri dengan semangat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat agar dapat mencapai kemandirian. Dengan memanfaatkan potensi besar dan semangat belajar yang tinggi, usaha garam rakyat ini membantu masyarakat nelayan untuk mandiri secara ekonomi.

Pada 2020, Kampung Garam mendapatkan penghargaan sebagai salah satu dari 99 inovasi terbaik dalam kategori Kabupaten/Kota dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2020 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3126 seconds (0.1#10.140)