Siti Atikoh Serukan Tolak Kekerasan terhadap Perempuan di Lampung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Istri Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo , Siti Atikoh Supriyanti mengatakan dirinya merasa terharu ketika melakukan safari politik di Lampung lantaran seperti pulang ke keluarganya.
Hal itu disampaikan Atikoh usai bersilaturahmi dengan pimpinan partai pengusung Ganjar-Mahfud dan meresmikan pasar murah di depan Kantor DPC PDIP Kota Metro, Karangrejo, Lampung, Rabu (10/1/2023).
"Saya terharu sekali ya. Karena memang kalau ke Lampung seperti pulang ke keluarga besar. Selalu menyambut kami dengan sangat terbuka, dengan keikhlasan, dengan senyum yang sangat ceria. Jadi terima kasih untuk masyarakat Lampung yang silaturahmi atau persaudaraan kita semoga selalu abadi," ujar Atikoh.
Kepada warga, istri mantan Gubernur Jawa Tengah ini menuturkan dirinya sangat concern terhadap isu-isu terkait kelompok rentan.
"Kalau saya secara pribadi memang sangat concern dalam isu-isu yang terkait dengan kelompok rentan termasuk kelompok perempuan, anak, kemudian lansia dan salah satunya adalah kelompok yang termarjinalkan," jelasnya.
Selain itu, dia mengajak para ibu-ibu untuk menyadari pentingnya melakukan pencegahan terkait segala bentuk tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) maupun bullying.
"Tentu ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita. Jadi harapannya ada di kemudian hari di seluruh Indonesia itu ada kader pendamping keluarga," ucap Atikoh.
Sehingga, kata Atikoh, para pendamping bisa menjadi rujukan untuk melaporkan kepada pihak berwajib bila terjadi KDRT dan segala bentuk tindakan kekerasan lainnya.
"Karena biasanya terutama masyarakat-masyarakat yang tradisional mereka tidak tahu mau melapornya kemana. Kan kalau untuk kasus-kasus yang besar tentu harus masuk ranahnya dari penegak hukum," tuturnya.
Tak hanya di situ, mantan wartawan ini menjelaskan peran pendamping juga sangat penting untuk masa pemulihan psikologi dari korban.
"Karena untuk korban-korban ini tidak hanya mereka itu efeknya secara fisik ya tapi psikisnya justru sangat luar biasa dan ini tentu diperlukan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat," tegas Atikoh.
Lebih lanjut, Atikoh pun meminta peran seluruh masyarakat untuk bekerja sama melaporkan apabila menemukan tindakan kekerasan terhadap perempuan.
"Jadi ada awareness, ada kepedulian, misalnya ada yang menjadi saksi, itu berani melapor. Yang melapor itu tidak hanya yang korban tapi seluruh elemen masyarakat harapannya juga mau untuk speak up," ucapnya.
"Dengan seperti itu, tentu orang yang akan melakukan kekerasan akan berpikir ulang. Karena sekarang sudah timbul awareness dari seluruh elemen masyarakat," tutup Atikoh.
Hal itu disampaikan Atikoh usai bersilaturahmi dengan pimpinan partai pengusung Ganjar-Mahfud dan meresmikan pasar murah di depan Kantor DPC PDIP Kota Metro, Karangrejo, Lampung, Rabu (10/1/2023).
"Saya terharu sekali ya. Karena memang kalau ke Lampung seperti pulang ke keluarga besar. Selalu menyambut kami dengan sangat terbuka, dengan keikhlasan, dengan senyum yang sangat ceria. Jadi terima kasih untuk masyarakat Lampung yang silaturahmi atau persaudaraan kita semoga selalu abadi," ujar Atikoh.
Kepada warga, istri mantan Gubernur Jawa Tengah ini menuturkan dirinya sangat concern terhadap isu-isu terkait kelompok rentan.
"Kalau saya secara pribadi memang sangat concern dalam isu-isu yang terkait dengan kelompok rentan termasuk kelompok perempuan, anak, kemudian lansia dan salah satunya adalah kelompok yang termarjinalkan," jelasnya.
Selain itu, dia mengajak para ibu-ibu untuk menyadari pentingnya melakukan pencegahan terkait segala bentuk tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) maupun bullying.
"Tentu ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita. Jadi harapannya ada di kemudian hari di seluruh Indonesia itu ada kader pendamping keluarga," ucap Atikoh.
Sehingga, kata Atikoh, para pendamping bisa menjadi rujukan untuk melaporkan kepada pihak berwajib bila terjadi KDRT dan segala bentuk tindakan kekerasan lainnya.
"Karena biasanya terutama masyarakat-masyarakat yang tradisional mereka tidak tahu mau melapornya kemana. Kan kalau untuk kasus-kasus yang besar tentu harus masuk ranahnya dari penegak hukum," tuturnya.
Tak hanya di situ, mantan wartawan ini menjelaskan peran pendamping juga sangat penting untuk masa pemulihan psikologi dari korban.
"Karena untuk korban-korban ini tidak hanya mereka itu efeknya secara fisik ya tapi psikisnya justru sangat luar biasa dan ini tentu diperlukan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat," tegas Atikoh.
Lebih lanjut, Atikoh pun meminta peran seluruh masyarakat untuk bekerja sama melaporkan apabila menemukan tindakan kekerasan terhadap perempuan.
"Jadi ada awareness, ada kepedulian, misalnya ada yang menjadi saksi, itu berani melapor. Yang melapor itu tidak hanya yang korban tapi seluruh elemen masyarakat harapannya juga mau untuk speak up," ucapnya.
"Dengan seperti itu, tentu orang yang akan melakukan kekerasan akan berpikir ulang. Karena sekarang sudah timbul awareness dari seluruh elemen masyarakat," tutup Atikoh.
(kri)