Kereta Cepat Jakarta-Bandung Penanda Era Baru Kerja Sama Indonesia-China
loading...
A
A
A
Pembangunan kereta cepat ini mewujud sebagai proyek penting kerja sama pragmatis antara China dan Indonesia di bawah Belt and Road Initiative (BRI). Proyek kereta cepat di Indonesia menghabiskan USD6,071 miliar dalam pembangunannya. KCJB (Rahman, 2022) merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PNS) yang menjadi gurita bisnis China di Indonesia.
KCJB menjadi rencana (Ali, 2022) pembangunan infrastruktur di masa Presiden Jokowi sejak 2015. China menawarkan pinjaman sebesar 5,5% miliar ke Indonesia dengan jangka waktu 50 tahun dan tingkat bunga 2% per tahun tanpa adanya jaminan apapun. Pembangunan KCJB juga dibangun memalui pola (business to business) yang berbasis penanaman modal asing (PMA) tanpa adanya penyerapan APBN negara.
Pada pelaksanaanya, melambatnya pembangunan proyek KCJB dari target awal 2019 telah menyebabkan pembengkakan biaya investasi yang harus ditanggung dari dana APBN Indonesia. Implementasinya, kereta cepat Jakarta-Bandung baru dapat beroperasi pada 17 Oktober 2023 yang diberi nama Whoosh.
China melalui BRI telah menunjukkan kemampuannya untuk bersaing dengan produk dan teknokogi canggih secara global (Khonkhlon, 2022). Secara nasional, kereta api berkecepatan tinggi menjadi wajah China di dunia internasional untuk menuju daya saing industri global.
Hingga saat ini China telah berhasil melakukan perundingan kereta api kecepatan tinggi, dan memasok kereta api berkecepatan tinggi ke lebih dari 20 negara di negara-negara peserta yang tergabung dalam BRI.
Impilkasi BRI Bagi Pembangunan ‘Era Baru’ Indonesia
“Apakah Indonesia diuntungkan dalam kerjasama proyek Belt and Raod Inisiative (BRI) ini?” 10 tahun Proyek BRI di Indonesia telah memberikan angin segar untuk dapat memasuki ‘era baru’ dengan karakteristik khas Indonesia. Visi besar China untuk membangun komunitas masa depan bersama berhasil membangun hubungan bilateral yang baik dengan Indonesia.
Ketidaksepakatan China terhadap model negara hegemonistik seperti Amerika Serikat (AS) telah membantu negara lain untuk dapat menentukan nasib mereka sendiri, dan menciptakan pembangunan bagi seluruh dunia.
Pembangunan infrastruktur yang masif dan digitalisasi yang terus tumbuh, Indonesia mencanangkan menarik para investor untuk berinvestasi di Indonesia. Investasi tersebut diperlukan Indonesia untuk memperbaiki perekonomian negara. Hadirnya banyak investor diharapkan dapat meningkatkan devisa negara, membuka lapangan pekerjaan, serta mempercepat pembangunan nasional sehingga perekonomian negara dapat terus tumbuh.
Dengan adanya proyek ini, seharusnya dapat memicu Indonesia untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM yang berkualitas dapat meminimalisir ketergantungan indonesia terhadap negara investor.
Indonesia harus tetap memperhatikan seluruh aspek dalam pelaksanaan KCJB dengan standar Tinggi. Pemerintah harus bekerja sama untuk menerapkan prinsip transparansi pada pelaksanaan proyek KCJB hingga beberapa tahun mendatang, sehingga Indonesia tidak terjebak dalam hutang besar kepada investor, China.
KCJB menjadi rencana (Ali, 2022) pembangunan infrastruktur di masa Presiden Jokowi sejak 2015. China menawarkan pinjaman sebesar 5,5% miliar ke Indonesia dengan jangka waktu 50 tahun dan tingkat bunga 2% per tahun tanpa adanya jaminan apapun. Pembangunan KCJB juga dibangun memalui pola (business to business) yang berbasis penanaman modal asing (PMA) tanpa adanya penyerapan APBN negara.
Pada pelaksanaanya, melambatnya pembangunan proyek KCJB dari target awal 2019 telah menyebabkan pembengkakan biaya investasi yang harus ditanggung dari dana APBN Indonesia. Implementasinya, kereta cepat Jakarta-Bandung baru dapat beroperasi pada 17 Oktober 2023 yang diberi nama Whoosh.
China melalui BRI telah menunjukkan kemampuannya untuk bersaing dengan produk dan teknokogi canggih secara global (Khonkhlon, 2022). Secara nasional, kereta api berkecepatan tinggi menjadi wajah China di dunia internasional untuk menuju daya saing industri global.
Hingga saat ini China telah berhasil melakukan perundingan kereta api kecepatan tinggi, dan memasok kereta api berkecepatan tinggi ke lebih dari 20 negara di negara-negara peserta yang tergabung dalam BRI.
Impilkasi BRI Bagi Pembangunan ‘Era Baru’ Indonesia
“Apakah Indonesia diuntungkan dalam kerjasama proyek Belt and Raod Inisiative (BRI) ini?” 10 tahun Proyek BRI di Indonesia telah memberikan angin segar untuk dapat memasuki ‘era baru’ dengan karakteristik khas Indonesia. Visi besar China untuk membangun komunitas masa depan bersama berhasil membangun hubungan bilateral yang baik dengan Indonesia.
Ketidaksepakatan China terhadap model negara hegemonistik seperti Amerika Serikat (AS) telah membantu negara lain untuk dapat menentukan nasib mereka sendiri, dan menciptakan pembangunan bagi seluruh dunia.
Pembangunan infrastruktur yang masif dan digitalisasi yang terus tumbuh, Indonesia mencanangkan menarik para investor untuk berinvestasi di Indonesia. Investasi tersebut diperlukan Indonesia untuk memperbaiki perekonomian negara. Hadirnya banyak investor diharapkan dapat meningkatkan devisa negara, membuka lapangan pekerjaan, serta mempercepat pembangunan nasional sehingga perekonomian negara dapat terus tumbuh.
Dengan adanya proyek ini, seharusnya dapat memicu Indonesia untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM yang berkualitas dapat meminimalisir ketergantungan indonesia terhadap negara investor.
Indonesia harus tetap memperhatikan seluruh aspek dalam pelaksanaan KCJB dengan standar Tinggi. Pemerintah harus bekerja sama untuk menerapkan prinsip transparansi pada pelaksanaan proyek KCJB hingga beberapa tahun mendatang, sehingga Indonesia tidak terjebak dalam hutang besar kepada investor, China.