Kereta Cepat Jakarta-Bandung Penanda Era Baru Kerja Sama Indonesia-China

Sabtu, 30 Desember 2023 - 19:37 WIB
loading...
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Penanda Era Baru Kerja Sama Indonesia-China
Khoirotun Nisak, Mahasiswa Magister Filsafat STF Driyarkara. Foto/Dok. Pribadi
A A A
Khoirotun Nisak
Mahasiswa Magister Filsafat STF Driyarkara

PERKEMBANGAN era globalisasi mendorong China memikirkan pembangun tatanan dunia baru untuk kepentingan umat manusia. Pascareformasi dan keterbukaan tahun 1978 China telah bertransformasi menuju dunia yang lebih global. Dua periode (Drew, 2020) Xi Jinping memimpin China, ia telah berhasil memainkan kebijakan dan strategi luar negeri China hingga mengalami perubahan drastis.

Jinping mempertemukan kekuasaan diplomatik, kekuasaan nasional, ekonomi dan militer. Strategi pembangunan China ‘Era Baru’ menjadi peluang strategis China untuk memposisikan diri sebagai penentu negara-negara berkembang.

China sebagai negara sosialis komunis telah lama membawa pemikiran Marxist-Leninisme sebagai akar dari ideologi Tiongkok yang mengilhami Pemikiran Xi Jinping (William, 2017) mengenai “Sosialisme dengan karakteristik Tiongkok Era Baru”.

Pemikiran ini diabadikan dalam konstitusi Partai Komunis Tiongkok (PKT), pada kongres partai ke-19, dan masuk dalam konstitusi Republik Rakyat China.

Bagi China (Xing, 2019) inilah moment yang bersejarah untuk dapat menghadirkan kembali pemikiran Marx, setelah keruntuhan Uni Soviet dan pasca perang dingin berakhir. China membaca tatanan dunia global dengan sistem hegemoni yang dipertahankan melalui pengaturan sosial, ekonomi, politik telah memunculkan banyak kesenjangan dialami manusia.

Tatanan dunia baru (Xing, 2019) bermula dari bagaimana China menghadapi kendala perlambatan pertumbuhan ekonomi, kelebihan kapasitasa dan hutang yang berlebih, serta kurangnya sumber pertumbuhan baru.

Tantangan ini membuat China melakukan perubahan orientasi pembangunan dan bertransisi menuju pertumbuhan ekspor yang berbasis konsumsi dan investasi keluar. Ekspansi China (Chan, 2022) membawa norma baru yang tidak hegemonistik.

Pada 2013, China mengambil inisiatif pembangunan infrastruktur dalam proyek global. Agenda tersebut diwujudkan melalui proyek Belt and Road Initiative (BRI) di kawasan Eurasia.

Mengenal Proyek Belt and Road Initiative (BRI)
Tanggal 18 Oktober 2023 ditandai sebagai peringatan satu dekade (China Embassy, 2023) proyek BRI di Indonesia. China menjadi investor asing terbesar kedua setelah Amerika Serikat di Indonesia.

Presiden China Xi Jinping (Anam & Ristiyani, 2018) mengeluarkan serangkaian kebijakan ekonomi yang ambisius. Salah satu inisiatif yang menarik dunia internasional adalah Belt and Road Initiative (BRI) pada tahun 2013. BRI ditujukan untuk menghubungkan ekonomi Eurasia dengan infrastruktur, perdagangan, dan investasi.

Proyek Belt and Road Initiative (BRI) atau One Belt One Road (BRIN, 2023) merupakan proyek infrastruktur yang pertama kali dipidatokan Xi Jinping pada tahun 2013. BRI dirasa efektif meningkatkan konektivitas regional dan mendorong kerjasama pembangunan dengan sejumlah negara di Asia, termasuk Indonesia, Eropa dan Afrika.

Dua komponen utama BRI terfokus pada the Silk Road Economic Belt dan the 21st Century Maritime Silk Road. Proyek BRI dianggap sebagai langkah strategis untuk mewujudkan keterbukaan dan pembangunan ekonomi bagi Tiongkok, terutama membangun interkoneksi antar negara, termasuk kekuatan jalur pernghubungan perdagangan, kerjasama industri, koordinasi kebijakan, dan pertukaran budaya.( Khonkhlong, 2022).

Mega proyek BRI (The State Council Information Office of the People’s Republic of China, 2023) berusaha menyeimbangkan pembangunan dan kebutuhan masyarakat dengan membangun komunitas masa depan bersama menuju ke arah keharmonisan, membangun dunia yang inklusif, bersih dan indah, yang memiliki perdamaian abadi, keamanan universal dan kemakmuran bersama.

Kebijakan ini berdampak pada kemudahan akses ekspor barang-barang terhadap negara lain karena dibangunnya infrastruktur digitalisasi negara. Belt and Road Initiative (BRI) seringkali dikaitkan dengan investasi besar (Tempo, 2023) dalam pembangunan infrastruktur.

BRI sebagai contoh nyata China dalam membangun komunitas global masa depan bersama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kerja sama Tiongkok-Indonesia dalam proyek BRI hingga saat ini.

Kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan Kerja sama Belt and Road Initiative di masa mendatang. Indonesia (Angelin, 2023) sebagai negara yang memiliki lokasi paling strategis dari segi maritim menjadi faktor penting berjalannya BRI.

Proyek ini ditujukan agar Indonesia dapat terintegrasi dalam agenda pembangunan jalur sutra maritim China. Hingga tahun 2021, Indonesia memiliki 72 proyek pembangunan di bawah BRI yang bernilai USD21 miliar.

Ketersediaan infrastruktur yang memadai menjadi pendorong dalam mempercepat pembangunan negara, baik pembangunan ekonomi maupun sosial menuju pembangunan yang merata disetiap daerah.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)
Bagi China, proyek BRI (BRIN, 2023) merupakan kontribusi Tiongkok dalam proyek-proyek pembangunan infrastruktur pada skala global. Salah satunya adalah pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Kereta cepat (Belt and Road Portal, 15 November) dengan kecepatan 350 km per jam, yang dibangun dengan teknologi China.

Pembangunan kereta cepat ini mewujud sebagai proyek penting kerja sama pragmatis antara China dan Indonesia di bawah Belt and Road Initiative (BRI). Proyek kereta cepat di Indonesia menghabiskan USD6,071 miliar dalam pembangunannya. KCJB (Rahman, 2022) merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PNS) yang menjadi gurita bisnis China di Indonesia.

KCJB menjadi rencana (Ali, 2022) pembangunan infrastruktur di masa Presiden Jokowi sejak 2015. China menawarkan pinjaman sebesar 5,5% miliar ke Indonesia dengan jangka waktu 50 tahun dan tingkat bunga 2% per tahun tanpa adanya jaminan apapun. Pembangunan KCJB juga dibangun memalui pola (business to business) yang berbasis penanaman modal asing (PMA) tanpa adanya penyerapan APBN negara.

Pada pelaksanaanya, melambatnya pembangunan proyek KCJB dari target awal 2019 telah menyebabkan pembengkakan biaya investasi yang harus ditanggung dari dana APBN Indonesia. Implementasinya, kereta cepat Jakarta-Bandung baru dapat beroperasi pada 17 Oktober 2023 yang diberi nama Whoosh.

China melalui BRI telah menunjukkan kemampuannya untuk bersaing dengan produk dan teknokogi canggih secara global (Khonkhlon, 2022). Secara nasional, kereta api berkecepatan tinggi menjadi wajah China di dunia internasional untuk menuju daya saing industri global.

Hingga saat ini China telah berhasil melakukan perundingan kereta api kecepatan tinggi, dan memasok kereta api berkecepatan tinggi ke lebih dari 20 negara di negara-negara peserta yang tergabung dalam BRI.

Impilkasi BRI Bagi Pembangunan ‘Era Baru’ Indonesia
“Apakah Indonesia diuntungkan dalam kerjasama proyek Belt and Raod Inisiative (BRI) ini?” 10 tahun Proyek BRI di Indonesia telah memberikan angin segar untuk dapat memasuki ‘era baru’ dengan karakteristik khas Indonesia. Visi besar China untuk membangun komunitas masa depan bersama berhasil membangun hubungan bilateral yang baik dengan Indonesia.

Ketidaksepakatan China terhadap model negara hegemonistik seperti Amerika Serikat (AS) telah membantu negara lain untuk dapat menentukan nasib mereka sendiri, dan menciptakan pembangunan bagi seluruh dunia.

Pembangunan infrastruktur yang masif dan digitalisasi yang terus tumbuh, Indonesia mencanangkan menarik para investor untuk berinvestasi di Indonesia. Investasi tersebut diperlukan Indonesia untuk memperbaiki perekonomian negara. Hadirnya banyak investor diharapkan dapat meningkatkan devisa negara, membuka lapangan pekerjaan, serta mempercepat pembangunan nasional sehingga perekonomian negara dapat terus tumbuh.

Dengan adanya proyek ini, seharusnya dapat memicu Indonesia untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM yang berkualitas dapat meminimalisir ketergantungan indonesia terhadap negara investor.

Indonesia harus tetap memperhatikan seluruh aspek dalam pelaksanaan KCJB dengan standar Tinggi. Pemerintah harus bekerja sama untuk menerapkan prinsip transparansi pada pelaksanaan proyek KCJB hingga beberapa tahun mendatang, sehingga Indonesia tidak terjebak dalam hutang besar kepada investor, China.

Dengan demikian, maka cita-cita ‘Era Baru’ dari komunitas global milik bersama akan dapat terwujud dari hubungan bilateral yang saling menguntungkan antara China dan Indonesia melalui proyek Belt and Road Initiative (BRI).
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2395 seconds (0.1#10.140)