Menanti Drone Kamikaze Made In Indonesia

Senin, 18 Desember 2023 - 05:05 WIB
loading...
A A A
Drone Kamikaze yang dijuluki negeri Papa Beruang sebagai Geranium-2 itu memiliki bahan peledak pada hulu ledak di bagian hidungnya. Selain harganya murah, yakni sekitar USD20.000 atau sekitar Rp309 juta, Shahed-136 mampu terbang rendah hingga tidak mudah tertangkap radar. Beberapa target strategis yang diduga menjadi korbannya antara lain pangkalan militer Rusia di Saky, Krimea barat; pangkalan udara dekat Sevastopol; dan kapal-kapal Rusia di Pelabuhan Sevastopol.

Pada perkembangannya, Rusia menggunakan drone Kamikaze buatan sendiri, yakni Lancet. Drone Lancet yang bermuatan hingga 3 kg bahan peledak, mampu terbang rendah untuk menghindari deteksi, lincah bermanuver, dilaporkan The Telegraph sebagai ancaman besar bagi artileri Ukraina.

Selain karakternya yang unik, Lancet atau drone Kamikaze lainnya ‘terlalu mahal’ untuk ditangkal dengan sistem rudal pertahanan udara. Selain di palagan Eropa Timur, penggunaan drone juga nyaring terdengar dalam perang gerilya yang dilakukan Hamas melawan Israle Defense Force (IDF).

Penggunaan drone Kamikaze sangat strategis untuk mendukung implementasi perang asimetris (asymmetric warfare). Dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki, Hamas terbukti mampu merepotkan kekuatan Israel yang memiliki alutsista canggih dan tak terbatas.

Menurut sejumlah laporan, Hamas memanfaatkan drone Kamikaze untuk melakukan gempuran susulan, setelah first strike yang dilakukan roket murah meriah, yakni roket Qassam dan roket Tamir, merobek sistem pertahanan Iron Dome yang diandalkan Israel untuk menjaga wilayahnya. Analisis badan intelijen drone swasta DroneSec menunjukkan ada dua jenis drone yang digunakan, yakni drone FPV murah dilengkapi bahan peledak, dan drone sayap tetap baru yang juga bermuatan amunisi.

Armada drone sederhana terbukti sukses membantu membuka jalan bagi serangan darat pasukan Hamas. Hebatnya, sasaran drone Kamikaze Hamas terarah pada menara penjaga, menara keamanan, pos perbatasan, menara komunikasi, dan kamera CCTV yang memiliki pengenalan wajah.

baca juga: Pasukan Rusia Gelar Latihan Drone Kamikaze, Lihat Aksi Serunya!

Alutsista buatan Hamas yang di antaranya dinamai Zouari - diambil dari nama Mohamed Zouari, inisiator drone yang terbunuh pada 2016 - bahkan berhasil menghanguskan Tank Merkava-4 yang konon dianggap tercanggih di dunia. Analisis menyebut, penggunaan drone sangat efektif karena sistem pertahanan Israel dirancang untuk menargetkan rudal, bukan serangan drone, termasuk drone Kamikaze.

Mendukung Implementasi Taktik Gerilya

Belajar dari pengalaman dua palagan perang modern di Eropa Timur dan Timur Tengah, maka penggunaan drone Kamikaze sangat efisien karena harganya murah, dapat diandalkan menembus pertahanan udara, mampu menyasar target sasaran secara tepat, dan memiliki mobilitas tinggi karena bisa dipindahkan secara cepat.

Drone Kamikaze mampu menjadi alternatif solusi penggunaan rudal karena nilainya yang lebih ekonomis, serta memiliki tingkat akurasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan roket. Tak kalah penting, drone Kamikaze bisa menjadi alutsista penting untuk mengimplementasikan konsep pertahanan negeri ini, termasuk mengimplementasikan taktik gerilya aspek laut.

Drone Kamikaze maritim menjadi alutsista tepat untuk menjadi pendukung strategi Perisai Samudera Nusantara yang merupakan bagian Perisai Trisula Nusantara untuk matra laut. Tentu akan sangat mahal bagi Indonesia untuk melulu mengandalkan rudal kelas kakap untuk menjadi benteng pertahanan laut, karena sangat mahal harganya, seperti surface to air missile (SAM), surface to surface missile (SSM) 180 km, torpedo 17 km, rudal pertahanan pantai Brahmos yang rencananya akan diakuisisi, dan lainnya.

baca juga: Inilah Lancet, Drone Kamikaze Rusia yang Pusingkan Pertahanan Ukraina

Dengan kemampuan mengeliminasi kapal permukaan dan bisa digotong dengan kapal cepat rudal (KCR) atau kapal boat yang bisa mobile, maka drone Kamikaze maritim menjadi pilihan yang sangat tepat. Dengan pemahaman seperti itu, drone Kamikaze maritim sangat mendukung penerapan taktik gerilya yang salah satu karakternya adalah diarahkan untuk mengikat musuh sebanyak-banyaknya, membuat lelah, memeras darah, keringat dan urat saraf sebanyak mungkin.

Tujuan ini dilakukan dengan taktik muncul dan menghilang atau hit and run, sehingga musuh tidak mudah menemukan posisi, tapi sebaliknya merasakan serangan dari banyak tempat. Palagan Rusia vs Ukraina dan Hamas vs Israel membuktikan drone Kamikaze juga bisa menjadi solusi murah-meriah mendukung taktik matra darat, dalam hal ini menjembatani kebutuhan rudal yang sangat mahal harganya dan roket yang memiliki kekurangan dalam presisi target serangan.

Tak kalah pentingnya, drone Kamikaze seperti Rajata dapat dimanfaatkan untuk operasi anti-gerilya, termasuk menghancurkan markas atau pergerakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Namun keunggulan drone Kamikaze yang ekonomis mustahil tercapai bila produk alutsista tersebut harus dibeli TNI dari negara lain, bukan produksi dalam negeri. Karena itu, kehadiran drone Kamikaze maritim maupun Rajata patut ditunggu. (*)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0849 seconds (0.1#10.140)