Daftar KSAD Kelahiran Yogyakarta, Nomor 1 Jenderal Bintang 5
loading...
A
A
A
Penunjukkan Subagyo itu mengejutkan banyak pihak. Betapa tidak, nama Subagyo jauh dari bursa calon Danjen Kopassus ketika itu. Subagyo juga tak menyangka.
“Sewaktu masih kolonel dan menjadi Komandan Grup A Paswalpres (kini Paspampres), Subagyo mendukung Asisten Operasi Kopassus saat itu, Luhut Binsar Pandjaitan, untuk menjadi Danjen Kopassus,” ujar Carmelita.
Dalam bayangan Subagyo, jika Luhut Pandjaitan menjadi Danjen Kopassus, dia berharap bisa menjadi salah satu Panglima Divisi Kostrad. Namun, yang terjadi tidak demikian.
Luhut Pandjaitan adalah rekan seangkatan Subagyo di Akabri 70 sekaligus peraih Adhi Makayasa. Subagyo menggantikan seniornya, Brigjen TNI Agum Gumelar.
Menurut Bagyo, menduduki jabatan tertinggi di Kopassus tentu kebanggaan. Subagyo lahir dan besar di pasukan elite tersebut, meskipun pada tujuh tahun terakhir sebelum jadi danjen, dia berkarier di struktur lain mulai Paswalpres, Bais ABRI, dan Dispamad.
Subagyo menjabat Danjen Kopassus hanya setahun, periode 1994-1995. Kariernya pun terus naik. Subagyo menjabat Pangdam IV/Diponegoro pada periode 1995-1997.
Kemudian, tentara dari Piyungan ini ditunjuk sebagai wakil KSAD pada pertengahan Juni 1997. Promosi pada 1997 itu mengembuskan kabar lain. Banyak yang menyebut mereka yang dipromosikan kebanyakan jenderal yang dekat dengan Soeharto.
Ini berlaku juga bagi Subagyo yang pernah bertahun-tahun menjadi pengawal Pak Harto atau Soeharto. Dengan kata lain, mereka yang dekat dengan Cendana pasti dianggap bakal bersinar terang. Anggapan itu banyak benarnya, namun tidak semuanya bernasib sama.
“Jangan keliru, tidak semua yang dikenal Pak Harto menjadi orang penting. Karena lewat perkenalan itu Pak Harto berkesimpulan, orang-orang itu tidak bisa diberi beban lebih besar dari yang diberikan ketika mereka berada di sekitar Pak Harto,” ujar Salim Said dalam buku ‘Wawancara tentang Tentara dan Politik’.
Subagyo mencapai puncak karier di kemiliteran pada 16 Februari 1998. Presiden Soeharto melantik Subagyo sebagai KSAD di Istana Negara, Jakarta. Subagyo menggantikan seniornya, Jenderal TNI Wiranto, yang ditunjuk sebagai Panglima TNI.
“Sewaktu masih kolonel dan menjadi Komandan Grup A Paswalpres (kini Paspampres), Subagyo mendukung Asisten Operasi Kopassus saat itu, Luhut Binsar Pandjaitan, untuk menjadi Danjen Kopassus,” ujar Carmelita.
Dalam bayangan Subagyo, jika Luhut Pandjaitan menjadi Danjen Kopassus, dia berharap bisa menjadi salah satu Panglima Divisi Kostrad. Namun, yang terjadi tidak demikian.
Luhut Pandjaitan adalah rekan seangkatan Subagyo di Akabri 70 sekaligus peraih Adhi Makayasa. Subagyo menggantikan seniornya, Brigjen TNI Agum Gumelar.
Menurut Bagyo, menduduki jabatan tertinggi di Kopassus tentu kebanggaan. Subagyo lahir dan besar di pasukan elite tersebut, meskipun pada tujuh tahun terakhir sebelum jadi danjen, dia berkarier di struktur lain mulai Paswalpres, Bais ABRI, dan Dispamad.
Subagyo menjabat Danjen Kopassus hanya setahun, periode 1994-1995. Kariernya pun terus naik. Subagyo menjabat Pangdam IV/Diponegoro pada periode 1995-1997.
Kemudian, tentara dari Piyungan ini ditunjuk sebagai wakil KSAD pada pertengahan Juni 1997. Promosi pada 1997 itu mengembuskan kabar lain. Banyak yang menyebut mereka yang dipromosikan kebanyakan jenderal yang dekat dengan Soeharto.
Ini berlaku juga bagi Subagyo yang pernah bertahun-tahun menjadi pengawal Pak Harto atau Soeharto. Dengan kata lain, mereka yang dekat dengan Cendana pasti dianggap bakal bersinar terang. Anggapan itu banyak benarnya, namun tidak semuanya bernasib sama.
“Jangan keliru, tidak semua yang dikenal Pak Harto menjadi orang penting. Karena lewat perkenalan itu Pak Harto berkesimpulan, orang-orang itu tidak bisa diberi beban lebih besar dari yang diberikan ketika mereka berada di sekitar Pak Harto,” ujar Salim Said dalam buku ‘Wawancara tentang Tentara dan Politik’.
Subagyo mencapai puncak karier di kemiliteran pada 16 Februari 1998. Presiden Soeharto melantik Subagyo sebagai KSAD di Istana Negara, Jakarta. Subagyo menggantikan seniornya, Jenderal TNI Wiranto, yang ditunjuk sebagai Panglima TNI.