Bicara di COP 28, Stafsus Presiden Ajak Pemuda Suarakan Hentikan Perang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono menegaskan bahwa Indonesia siap berperan meminimalkan dampak perubahan iklim melalui inovasi-inovasi para ecopreneurs yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal itu disampaikan Diaz saat menjadi pembicara di Conference of the Parties (COP) ke-28 di Dubai, 30 November 2023, dini hari waktu setempat.
Kegiatan itu menjadi gelaran tahunan PBB yang memobilisasi gerakan aksi global untuk membatasi kenaikan suhu dunia akibat pemanasan global. Kegiatannya dihadiri oleh puluhan ribu delegasi dari 199 Pihak Konvensi UN Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
Diaz menyampaikan Indonesia mampu memberi harapan bagi dunia karena memiliki banyak ecopreneur yang menciptakan inovasi-inovasi produk ramah lingkungan dengan tujuan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Dalam salah satu sesi, yaitu “Youth and Renewable Energy: Our Hope, Our Action” Diaz yang menjadi pembicara kunci kembali menegaskan bahwa ancaman pemanasan global sangat mengkhawatirkan dan sudah ada di depan mata.
Bahkan, kata Diaz, pemanasan global dan perubahan iklim dapat memakan korban jiwa lebih banyak dari peperangan, serangan terorisme, dan bencana alam.
"Selain membunuh jutaan orang, peperangan menyumbangkan 5,5% emisi gas rumah kaca setiap tahunnya. Oleh karena itu kita, terutama anak muda, harus menyuarakan kepada pemerintahan dunia untuk menghentikan konflik dan peperangan karena dapat memperparah pemanasan global dan membunuh lebih banyak orang," katanya.
Salah satu fokus COP28 kali ini menggarisbawahi pentingnya pendanaan untuk adaptasi dan investasi dalam ketahanan iklim. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, Diaz juga menyampaikan bahwa inovasi-inovasi yang saat ini tersedia, terutama oleh para ecopreneurs di Indonesia berpeluang besar untuk membantu menyelamatkan potensi emisi GRK yang terlepas ke atmosfer.
Namun, hal tersebut pasti membutuhkan dukungan investasi. "Aksi-aksi inovatif dari pemuda pemudi di Indonesia di sektor konstruksi, pakaian, pangan, hingga pengolahan sampah ini fokus untuk mengembangkan ekonomi berkelanjutan yang maju secara bisnis tetapi tidak mengorbankan lingkungan melainkan menjunjung ekonomi sirkular," ujarnya.
Sesi tersebut turut dihadiri beberapa tokoh di antaranya, Wakil Menteri Lingkungan HIdup dan Kehutanan Alue Dohong, Pengusaha Boy Thohir, dan Anggota DPR 2014-2019 Akbar Faizal.
Kegiatan itu menjadi gelaran tahunan PBB yang memobilisasi gerakan aksi global untuk membatasi kenaikan suhu dunia akibat pemanasan global. Kegiatannya dihadiri oleh puluhan ribu delegasi dari 199 Pihak Konvensi UN Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
Diaz menyampaikan Indonesia mampu memberi harapan bagi dunia karena memiliki banyak ecopreneur yang menciptakan inovasi-inovasi produk ramah lingkungan dengan tujuan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Dalam salah satu sesi, yaitu “Youth and Renewable Energy: Our Hope, Our Action” Diaz yang menjadi pembicara kunci kembali menegaskan bahwa ancaman pemanasan global sangat mengkhawatirkan dan sudah ada di depan mata.
Bahkan, kata Diaz, pemanasan global dan perubahan iklim dapat memakan korban jiwa lebih banyak dari peperangan, serangan terorisme, dan bencana alam.
"Selain membunuh jutaan orang, peperangan menyumbangkan 5,5% emisi gas rumah kaca setiap tahunnya. Oleh karena itu kita, terutama anak muda, harus menyuarakan kepada pemerintahan dunia untuk menghentikan konflik dan peperangan karena dapat memperparah pemanasan global dan membunuh lebih banyak orang," katanya.
Salah satu fokus COP28 kali ini menggarisbawahi pentingnya pendanaan untuk adaptasi dan investasi dalam ketahanan iklim. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, Diaz juga menyampaikan bahwa inovasi-inovasi yang saat ini tersedia, terutama oleh para ecopreneurs di Indonesia berpeluang besar untuk membantu menyelamatkan potensi emisi GRK yang terlepas ke atmosfer.
Namun, hal tersebut pasti membutuhkan dukungan investasi. "Aksi-aksi inovatif dari pemuda pemudi di Indonesia di sektor konstruksi, pakaian, pangan, hingga pengolahan sampah ini fokus untuk mengembangkan ekonomi berkelanjutan yang maju secara bisnis tetapi tidak mengorbankan lingkungan melainkan menjunjung ekonomi sirkular," ujarnya.
Sesi tersebut turut dihadiri beberapa tokoh di antaranya, Wakil Menteri Lingkungan HIdup dan Kehutanan Alue Dohong, Pengusaha Boy Thohir, dan Anggota DPR 2014-2019 Akbar Faizal.
(rca)