Ganjar Pranowo Singgung Potensi Bonus Demografi, Ini 4 Tantangan yang Akan Dihadapi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Presiden Ganjar Pranowo mengangkat isu bonus demografi Indonesia sebagai kunci utama untuk mencapai visi Indonesia Emas pada tahun 2045. Ganjar menyoroti peran vital pemuda dalam mewujudkan Indonesia Emas.
"Apakah kita ingin mempercepat Indonesia Emas tahun 2045? Maka anak muda harus berperan. Anak muda harus bergerak dan anak muda aktif memberikan pendapat," tegas Ganjar Pranowo dalam sebuah diskusi yang diadakan di Universitas Bandar Lampung (UBL) pada 25 Oktober 2023 dengan tema 'Menyongsong Kepemimpinan Emas 2045'.
Ganjar menekankan bahwa menjadi pemuda yang mumpuni memerlukan proses panjang yang melibatkan pengalaman jatuh bangun dan kemampuan untuk bangkit kembali. Dalam konteks ini, Ganjar mendorong pemuda untuk mengisi waktu mereka dengan berekspresi, menandai peran aktif pemuda sebagai solusi konkret.
Menurut Ganjar, keterlibatan aktif dalam pembangunan negara akan membuat negara hadir untuk anak-anak muda.
Pendidikan gratis, terutama bagi mereka yang kurang mampu, dan upaya menurunkan angka stunting diidentifikasi oleh Ganjar sebagai langkah kunci menuju Indonesia Emas.
Selanjutnya, Ganjar menyoroti perlunya pemuda untuk mengawasi dan mengevaluasi pemerintah secara santun. Beliau menyarankan pemerintah untuk menyediakan aplikasi yang memungkinkan masyarakat memberikan laporan secara digital.
"Sebagai bentuk keluh kesahnya, saya dulu jadi Gubernur menerima banyak laporan dari aplikasi. Maka digitalisasi itu penting dimanfaatkan, teknologi itu membuat masyarakat terlibat," ujar Ganjar.
Dalam konteks bonus demografi, Ganjar Pranowo menyadari potensinya, tetapi juga menegaskan perlunya pemahaman terhadap faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan bonus demografi.
Melalui diskusi ini, Ganjar mengajak pemuda untuk menjadi motor penggerak menuju Indonesia Emas 2045 dengan memanfaatkan potensi bonus demografi secara optimal.
Tantangan Bonus Demografi
Bonus demografi, suatu keadaan ketika jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi daripada kelompok usia yang lebih muda atau lebih tua, dapat memberikan keuntungan besar bagi suatu negara jika ditangani dengan baik.
Namun, bonus demografi juga membawa sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan bahwa potensi positifnya dapat dimanfaatkan secara optimal.
Berikut adalah empat tantangan utama yang sering dihadapi oleh negara-negara yang sedang mengalami bonus demografi:
1. Pendidikan dan Keterampilan
Peningkatan jumlah penduduk usia produktif memerlukan investasi besar dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan agar mereka dapat berkontribusi secara positif terhadap pembangunan ekonomi.
Jika pendidikan dan pelatihan keterampilan tidak memadai, bonus demografi dapat berubah menjadi beban ekonomi karena rendahnya produktivitas dan kurangnya daya saing di pasar kerja global.
2. Pekerjaan dan Lapangan Kerja
Meningkatnya jumlah pekerja usia produktif menuntut penciptaan lapangan kerja yang cukup untuk menampung pertumbuhan populasi pekerja. Jika tidak ada cukup lapangan kerja yang tersedia, dapat terjadi pengangguran massal, yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan sosial dan ekonomi.
3. Kesehatan dan Kesejahteraan
Pertumbuhan populasi usia produktif dapat meningkatkan tekanan pada sistem kesehatan dan kesejahteraan. Jika infrastruktur kesehatan tidak dapat mengakomodasi pertumbuhan populasi, dapat terjadi penurunan kualitas layanan kesehatan dan peningkatan risiko penyebaran penyakit.
4. Ketidaksetaraan dan Inklusi
Bonus demografi dapat meningkatkan ketidaksetaraan ekonomi dan sosial jika tidak ada upaya untuk memastikan inklusi dan akses yang merata terhadap peluang ekonomi. Ketidaksetaraan dapat mengakibatkan ketegangan sosial, ketidakpuasan, dan kurangnya kestabilan dalam masyarakat.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya perlu bekerja sama dalam merancang kebijakan yang mendukung pendidikan berkualitas, penciptaan lapangan kerja, perbaikan sistem kesehatan, dan peningkatan inklusi sosial dan ekonomi.
"Apakah kita ingin mempercepat Indonesia Emas tahun 2045? Maka anak muda harus berperan. Anak muda harus bergerak dan anak muda aktif memberikan pendapat," tegas Ganjar Pranowo dalam sebuah diskusi yang diadakan di Universitas Bandar Lampung (UBL) pada 25 Oktober 2023 dengan tema 'Menyongsong Kepemimpinan Emas 2045'.
Ganjar menekankan bahwa menjadi pemuda yang mumpuni memerlukan proses panjang yang melibatkan pengalaman jatuh bangun dan kemampuan untuk bangkit kembali. Dalam konteks ini, Ganjar mendorong pemuda untuk mengisi waktu mereka dengan berekspresi, menandai peran aktif pemuda sebagai solusi konkret.
Menurut Ganjar, keterlibatan aktif dalam pembangunan negara akan membuat negara hadir untuk anak-anak muda.
Pendidikan gratis, terutama bagi mereka yang kurang mampu, dan upaya menurunkan angka stunting diidentifikasi oleh Ganjar sebagai langkah kunci menuju Indonesia Emas.
Selanjutnya, Ganjar menyoroti perlunya pemuda untuk mengawasi dan mengevaluasi pemerintah secara santun. Beliau menyarankan pemerintah untuk menyediakan aplikasi yang memungkinkan masyarakat memberikan laporan secara digital.
"Sebagai bentuk keluh kesahnya, saya dulu jadi Gubernur menerima banyak laporan dari aplikasi. Maka digitalisasi itu penting dimanfaatkan, teknologi itu membuat masyarakat terlibat," ujar Ganjar.
Dalam konteks bonus demografi, Ganjar Pranowo menyadari potensinya, tetapi juga menegaskan perlunya pemahaman terhadap faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan bonus demografi.
Melalui diskusi ini, Ganjar mengajak pemuda untuk menjadi motor penggerak menuju Indonesia Emas 2045 dengan memanfaatkan potensi bonus demografi secara optimal.
Tantangan Bonus Demografi
Bonus demografi, suatu keadaan ketika jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi daripada kelompok usia yang lebih muda atau lebih tua, dapat memberikan keuntungan besar bagi suatu negara jika ditangani dengan baik.
Namun, bonus demografi juga membawa sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan bahwa potensi positifnya dapat dimanfaatkan secara optimal.
Berikut adalah empat tantangan utama yang sering dihadapi oleh negara-negara yang sedang mengalami bonus demografi:
1. Pendidikan dan Keterampilan
Peningkatan jumlah penduduk usia produktif memerlukan investasi besar dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan agar mereka dapat berkontribusi secara positif terhadap pembangunan ekonomi.
Jika pendidikan dan pelatihan keterampilan tidak memadai, bonus demografi dapat berubah menjadi beban ekonomi karena rendahnya produktivitas dan kurangnya daya saing di pasar kerja global.
2. Pekerjaan dan Lapangan Kerja
Meningkatnya jumlah pekerja usia produktif menuntut penciptaan lapangan kerja yang cukup untuk menampung pertumbuhan populasi pekerja. Jika tidak ada cukup lapangan kerja yang tersedia, dapat terjadi pengangguran massal, yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan sosial dan ekonomi.
3. Kesehatan dan Kesejahteraan
Pertumbuhan populasi usia produktif dapat meningkatkan tekanan pada sistem kesehatan dan kesejahteraan. Jika infrastruktur kesehatan tidak dapat mengakomodasi pertumbuhan populasi, dapat terjadi penurunan kualitas layanan kesehatan dan peningkatan risiko penyebaran penyakit.
4. Ketidaksetaraan dan Inklusi
Bonus demografi dapat meningkatkan ketidaksetaraan ekonomi dan sosial jika tidak ada upaya untuk memastikan inklusi dan akses yang merata terhadap peluang ekonomi. Ketidaksetaraan dapat mengakibatkan ketegangan sosial, ketidakpuasan, dan kurangnya kestabilan dalam masyarakat.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya perlu bekerja sama dalam merancang kebijakan yang mendukung pendidikan berkualitas, penciptaan lapangan kerja, perbaikan sistem kesehatan, dan peningkatan inklusi sosial dan ekonomi.
(zik)