Kepala BAIS di Era Presiden Jokowi, Nomor 6 Satu-satunya Jenderal TNI AU yang Memimpin Dua Periode

Sabtu, 18 November 2023 - 05:34 WIB
loading...
Kepala BAIS di Era Presiden Jokowi, Nomor 6 Satu-satunya Jenderal TNI AU yang Memimpin Dua Periode
Marsdya TNI Kisenda Wiranata Kusuma (kanan) merupakan satu-satunya perwira tinggi (Pati) TNI AU yang terpilih menjadi Kepala BAIS di era Presiden Jokowi. Foto/TNI AU
A A A
JAKARTA - Selama dua periode Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Republik Indonesia terjadi beberapa kali pergantian kepemimpinan di tubuh Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Total ada sebanyak delapan kali pergantian Kepala BAIS .

Selama era Presiden Jokowi, mayoritas Kepala BAIS berasal dari kesatuan Angkatan Darat. Hanya satu yang berasal dari kesatuan Angkatan Udara.



Sekadar informasi, BAIS memiliki tugas menangani intelijen kemiliteran yang berada di bawah komando Markas Besar (Mabes) TNI. Melihat riwayatnya, BAIS sendiri memiliki sejarah panjang dalam pembentukannya.

BAIS bertugas menyuplai analisis intelijen dan strategis yang aktual maupun perkiraan ke depan biasa disebut jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang kepada Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan (Kemhan).

BAIS berawal dari Pusat Psikologi Angkatan Darat (PSiAD) di bawah naungan Mabesad. Selanjutnya, pada masa Orde Baru (Orba), Dephankam mendirikan Pusat Intelijen Strategis (Pusintelstrat) dengan anggota-anggota PSiAD.

Pusintelstrat dipimpin oleh Ketua G-I Hankam Brigjen LB Moerdani. Jabatan tersebut terus dipegang sampai L.B. Moerdani menjadi Panglima ABRI. Pada era ini, intelijen militer memiliki badan intelijen operasional yang bernama Satgas Intelijen Kopkamtib.

Pada 1980, Pusintelstrat dan Satgas Intel Kopkamtib dilebur menjadi Badan Intelijen ABRI (BIA). Jabatan Kepala BIA dipegang oleh Panglima ABRI, sedangkan kegiatan operasional BIA dipimpin oleh Wakil Kepala.

Seiring perjalanan waktu, pada 1986 untuk menjawab tantangan keadaan BIA diubah menjadi BAIS. Perubahan ini berdampak kepada restrukturisasi organisasi yang harus mampu mencakup dan menganalisis semua aspek Strategis Pertahanan Keamanan dan Pembangunan Nasional.

Belum sempat melaksanakan restrukturisasi, terjadi lagi perubahan di mana BAIS dikembalikan menjadi BIA, yang artinya secara formal lembaga ini hanya melakukan operasi intelijen militer. Jabatan Kepala BIA kemudian tidak lagi dirangkap oleh Panglima ABRI. Pasca Reformasi tepatnya pada 1999, BIA diubah kembali menjadi BAIS TNI.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1555 seconds (0.1#10.140)