Kepala BAIS di Era Presiden Jokowi, Nomor 6 Satu-satunya Jenderal TNI AU yang Memimpin Dua Periode
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama dua periode Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Republik Indonesia terjadi beberapa kali pergantian kepemimpinan di tubuh Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Total ada sebanyak delapan kali pergantian Kepala BAIS .
Selama era Presiden Jokowi, mayoritas Kepala BAIS berasal dari kesatuan Angkatan Darat. Hanya satu yang berasal dari kesatuan Angkatan Udara.
Sekadar informasi, BAIS memiliki tugas menangani intelijen kemiliteran yang berada di bawah komando Markas Besar (Mabes) TNI. Melihat riwayatnya, BAIS sendiri memiliki sejarah panjang dalam pembentukannya.
BAIS bertugas menyuplai analisis intelijen dan strategis yang aktual maupun perkiraan ke depan biasa disebut jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang kepada Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan (Kemhan).
BAIS berawal dari Pusat Psikologi Angkatan Darat (PSiAD) di bawah naungan Mabesad. Selanjutnya, pada masa Orde Baru (Orba), Dephankam mendirikan Pusat Intelijen Strategis (Pusintelstrat) dengan anggota-anggota PSiAD.
Pusintelstrat dipimpin oleh Ketua G-I Hankam Brigjen LB Moerdani. Jabatan tersebut terus dipegang sampai L.B. Moerdani menjadi Panglima ABRI. Pada era ini, intelijen militer memiliki badan intelijen operasional yang bernama Satgas Intelijen Kopkamtib.
Pada 1980, Pusintelstrat dan Satgas Intel Kopkamtib dilebur menjadi Badan Intelijen ABRI (BIA). Jabatan Kepala BIA dipegang oleh Panglima ABRI, sedangkan kegiatan operasional BIA dipimpin oleh Wakil Kepala.
Seiring perjalanan waktu, pada 1986 untuk menjawab tantangan keadaan BIA diubah menjadi BAIS. Perubahan ini berdampak kepada restrukturisasi organisasi yang harus mampu mencakup dan menganalisis semua aspek Strategis Pertahanan Keamanan dan Pembangunan Nasional.
Belum sempat melaksanakan restrukturisasi, terjadi lagi perubahan di mana BAIS dikembalikan menjadi BIA, yang artinya secara formal lembaga ini hanya melakukan operasi intelijen militer. Jabatan Kepala BIA kemudian tidak lagi dirangkap oleh Panglima ABRI. Pasca Reformasi tepatnya pada 1999, BIA diubah kembali menjadi BAIS TNI.
BAIS dipimpin oleh Kepala BAIS TNI yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Panglima TNI dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.
Pada perjalanan kariernya, Erwin juga sempat menjadi Kepala Badan Intelijen Strategis (Ka BAIS). Posisi ini ditempatinya pada periode 2013 hingga 2015.
Kala itu, upacara serah terima jabatan (Sertijab) dilakukan di Mako Bais TNI Jalan Kalibata Raya 24, Jakarta pada Senin 30 September 2013. Pada tugas barunya sebagai Kabais, Erwin menggantikan Laksda TNI Soleman B Ponto.
Selain Ka BAIS dan Wakasad, sejumlah posisi penting juga sempat ditempati Erwin. Di antaranya seperti Danrem 011/Lilawangsa (2006-2008), Dir A Bais TNI (2008-2011), Pangdam XVII/Cenderawasih (2012), hingga Aspam KSAD (2012-2013).
Posisi Kabais TNI ditempatinya hingga tahun 2016. Setelah itu, dia beralih tugas menjadi Sesmenko Polhukam sebelum akhirnya memasuki masa purnatugas.
Tak hanya Ka BAIS TNI, sejumlah posisi strategis lain juga pernah ditempatinya. Sebut saja seperti Gubernur Akmil (2015-2016), Danpusterad (2017-2019), Stafsus KSAD (2019), hingga Dosen Unhan (2019-2021).
Sebelumnya, prajurit kelahiran 4 November 1966 ini sempat menjabat Wakil Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Wadanpusterad). Selain itu, Ilyas juga pernah menjabat Ka BAIS TNI.
Pada sepak terjangnya di militer, Kisenda pernah menjadi Kepala BAIS TNI, baik sebelum dan sesudah validasi organisasi yang dilakukan tahun 2020. Tercatat, dia memimpin pada periode 2017-2020 (sebelum validasi), serta tahun 2020 (pasca validasi).
Selain itu, sebelumnya lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1986 ini juga pernah mencicipi jabatan penting lain. Sebut saja seperti Dir D Bais TNI (2015) hingga Aspam KSAU (2017).
Pada perjalanan kariernya, sejumlah jabatan penting pernah diduduki jenderal bintang tiga ini. Salah satu di antaranya adalah Kepala BAIS TNI periode 2020-2022.
Selain itu, Joni juga pernah menjabat Kasdam IV/Diponegoro (2015-2017), Staf Khusus KSAD (2017), Pangdam Jaya (2018-2019), hingga Kasum TNI (2019-2020).
Jabatan tersebut didapat berdasarkan mutasi yang tertuang pada Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/558/VI/2022 tertanggal 27 Juni 2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI.
Dalam riwayatnya, Rudianto adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) 1989. Serdadu kelahiran Kudus, Jawa Tengah pada 7 Maret 1967 ini sarat akan pengalaman, baik dalam riwayat jabatan maupun penugasan militer lainnya.
Sejumlah jabatan strategis yang pernah disandang Rudianto di antaranya adalah Dan Grup 1/Kopassus (2010-2012), Staf Ahli Menko Polhukam (2018-2019), Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam (2019-2021), Pangdam IV/Diponegoro (2021-2022), hingga Irjenad (2022).
Selama era Presiden Jokowi, mayoritas Kepala BAIS berasal dari kesatuan Angkatan Darat. Hanya satu yang berasal dari kesatuan Angkatan Udara.
Sekadar informasi, BAIS memiliki tugas menangani intelijen kemiliteran yang berada di bawah komando Markas Besar (Mabes) TNI. Melihat riwayatnya, BAIS sendiri memiliki sejarah panjang dalam pembentukannya.
BAIS bertugas menyuplai analisis intelijen dan strategis yang aktual maupun perkiraan ke depan biasa disebut jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang kepada Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan (Kemhan).
BAIS berawal dari Pusat Psikologi Angkatan Darat (PSiAD) di bawah naungan Mabesad. Selanjutnya, pada masa Orde Baru (Orba), Dephankam mendirikan Pusat Intelijen Strategis (Pusintelstrat) dengan anggota-anggota PSiAD.
Pusintelstrat dipimpin oleh Ketua G-I Hankam Brigjen LB Moerdani. Jabatan tersebut terus dipegang sampai L.B. Moerdani menjadi Panglima ABRI. Pada era ini, intelijen militer memiliki badan intelijen operasional yang bernama Satgas Intelijen Kopkamtib.
Pada 1980, Pusintelstrat dan Satgas Intel Kopkamtib dilebur menjadi Badan Intelijen ABRI (BIA). Jabatan Kepala BIA dipegang oleh Panglima ABRI, sedangkan kegiatan operasional BIA dipimpin oleh Wakil Kepala.
Seiring perjalanan waktu, pada 1986 untuk menjawab tantangan keadaan BIA diubah menjadi BAIS. Perubahan ini berdampak kepada restrukturisasi organisasi yang harus mampu mencakup dan menganalisis semua aspek Strategis Pertahanan Keamanan dan Pembangunan Nasional.
Belum sempat melaksanakan restrukturisasi, terjadi lagi perubahan di mana BAIS dikembalikan menjadi BIA, yang artinya secara formal lembaga ini hanya melakukan operasi intelijen militer. Jabatan Kepala BIA kemudian tidak lagi dirangkap oleh Panglima ABRI. Pasca Reformasi tepatnya pada 1999, BIA diubah kembali menjadi BAIS TNI.
BAIS dipimpin oleh Kepala BAIS TNI yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Panglima TNI dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.
Kepala BAIS di Era Presiden Jokowi
1. Mayjen TNI M Erwin Syafitri
M Erwin Syafitri merupakan salah seorang purnawirawan perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat. Sebelum pensiun, jenderal bintang tiga ini sempat menjabat Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakil KSAD).Pada perjalanan kariernya, Erwin juga sempat menjadi Kepala Badan Intelijen Strategis (Ka BAIS). Posisi ini ditempatinya pada periode 2013 hingga 2015.
Kala itu, upacara serah terima jabatan (Sertijab) dilakukan di Mako Bais TNI Jalan Kalibata Raya 24, Jakarta pada Senin 30 September 2013. Pada tugas barunya sebagai Kabais, Erwin menggantikan Laksda TNI Soleman B Ponto.
Selain Ka BAIS dan Wakasad, sejumlah posisi penting juga sempat ditempati Erwin. Di antaranya seperti Danrem 011/Lilawangsa (2006-2008), Dir A Bais TNI (2008-2011), Pangdam XVII/Cenderawasih (2012), hingga Aspam KSAD (2012-2013).
2. Mayjen TNI Yayat Sudrajat
Yayat Sudrajat merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) 1982. Pada tahun 2015, dia ditunjuk untuk mengisi jabatan Kepala Bais TNI menggantikan M Erwin Syafitri yang menjadi Wakasad.Posisi Kabais TNI ditempatinya hingga tahun 2016. Setelah itu, dia beralih tugas menjadi Sesmenko Polhukam sebelum akhirnya memasuki masa purnatugas.
3. Mayjen TNI Hartomo
Berikutnya ada nama Hartomo. Purnawirawan perwira tinggi (pati) TNI AD ini sempat menjadi Kabais pada periode 2016-2017.Tak hanya Ka BAIS TNI, sejumlah posisi strategis lain juga pernah ditempatinya. Sebut saja seperti Gubernur Akmil (2015-2016), Danpusterad (2017-2019), Stafsus KSAD (2019), hingga Dosen Unhan (2019-2021).
4. Mayjen TNI Ilyas Alamsyah Harahap
Ilyas Alamsyah Harahap adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) 1988-B. Saat ini, dia diketahui menjabat Pa Sahli Tk.III KSAD Bidang Polkamnas.Sebelumnya, prajurit kelahiran 4 November 1966 ini sempat menjabat Wakil Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Wadanpusterad). Selain itu, Ilyas juga pernah menjabat Ka BAIS TNI.
6. Marsdya TNI Kisenda Wiranata Kusuma
Kisenda Wiranata Kusumah merupakan satu-satunya perwira tinggi (Pati) TNI AU yang terpilih menjadi Kepala BAIS di era Presiden Jokowi. Bahkan, dia berhasil mencatatkan sejarah sebagai satu-satunya Kepala BAIS yang memimpin selama dua periode.Pada sepak terjangnya di militer, Kisenda pernah menjadi Kepala BAIS TNI, baik sebelum dan sesudah validasi organisasi yang dilakukan tahun 2020. Tercatat, dia memimpin pada periode 2017-2020 (sebelum validasi), serta tahun 2020 (pasca validasi).
Selain itu, sebelumnya lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1986 ini juga pernah mencicipi jabatan penting lain. Sebut saja seperti Dir D Bais TNI (2015) hingga Aspam KSAU (2017).
7. Letjen TNI Joni Supriyanto
Berikutnya ada nama Joni Supriyanto. Purnawirawan perwira tinggi (Pati) TNI AD ini adalah alumni Akademi Militer (Akmil) 1986 berpengalaman dalam Infanteri.Pada perjalanan kariernya, sejumlah jabatan penting pernah diduduki jenderal bintang tiga ini. Salah satu di antaranya adalah Kepala BAIS TNI periode 2020-2022.
Selain itu, Joni juga pernah menjabat Kasdam IV/Diponegoro (2015-2017), Staf Khusus KSAD (2017), Pangdam Jaya (2018-2019), hingga Kasum TNI (2019-2020).
8. Letjen TNI Rudianto
Rudianto merupakan perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat yang saat ini masih aktif menjabat Kepala Badan Intelijen Strategis (Ka BAIS) TNI. Dia mengisi posisi yang ditinggalkan Letjen Joni Supriyanto.Jabatan tersebut didapat berdasarkan mutasi yang tertuang pada Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/558/VI/2022 tertanggal 27 Juni 2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI.
Dalam riwayatnya, Rudianto adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) 1989. Serdadu kelahiran Kudus, Jawa Tengah pada 7 Maret 1967 ini sarat akan pengalaman, baik dalam riwayat jabatan maupun penugasan militer lainnya.
Baca Juga
Sejumlah jabatan strategis yang pernah disandang Rudianto di antaranya adalah Dan Grup 1/Kopassus (2010-2012), Staf Ahli Menko Polhukam (2018-2019), Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam (2019-2021), Pangdam IV/Diponegoro (2021-2022), hingga Irjenad (2022).
(kri)