Mengenal Letjen TNI Purn Kemal Idris, Sosok yang Dianggap Anak Bandel oleh Seniornya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam masa perjalanan perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, ada sejumlah sosok yang patut diketahui kisahnya bagi generasi muda. Salah satunya adalah Letjen TNI Purn Kemal Idris.
Jenderal kelahiran Singaraja, Bali, pada 10 Februari 1923 ini dianggap sebagai "anak bandel" oleh para senior-senior di masanya. Lantas apa yang membuat Letjen Kemal Idris dianggap "anak bandel", berikut kisahnya, seperti dikutip dari Buku 1 Letjen TNI Purn Prabowo Subianto, Kepemimpinan Militer, Catatan dari Pengalaman, Senin (30/10/2023).
Prabowo yang saat itu berusia 17 tahun, baru saja pulang dari luar negeri. Pak Kemal Idris sudah sangat terkenal sebagai tokoh TNI. Pada saat itu ia dikenal sebagai salah satu tokoh TNI Angkatan Darat (AD) yang merupakan salah satu tokoh kunci Orde Baru di awal mulainya Orde Baru.
"Beliau bersama Letnan Jenderal TNI HR Dharsono dan Surono (pada saat itu Mayor Jenderal TNI Surono yang kemudian menjadi Jenderal TNI KSAD dan selanjutnya Wapangab) juga bersama Kolonel Infanteri (pada saat itu) Sarwo Edi Wibowo adalah tokoh-tokoh kunci yang mendukung Pak Harto di tahun tahun setelah G30S/PKI sampai Pak Harto dikukuhkan sebagai Presiden Republik Indonesia kedua pengganti Bung Karno," ucap Prabowo
Di keluarga Prabowo, Kemal Idris sering disebut-sebut. Sering dengar cerita-cerita tentang Kemal Idris. Kemal Idris adalah sahabat dekat Subianto Djojohadikusumo yang gugur dalam peristiwa Lengkong bersama Mayor Daan Mogot dan para Taruna dari Akademi Militer Tangerang pada tanggal 25 Januari 1946.
"Saya ini sahabat pamanmu. Pamanmu orang yang sangat berani. Jika pamanmu masih hidup, saya
yakin dia yang jadi Pangkostrad. Kamu harus ikut jejak pamanmu. Subianto itu dulu jagoan," tutur Prabowo.
Prabowo pun teringat kata-kata beliau. Setelah dipelajari lebih dalam lagi tentang riwayat hidup Kemal Idris, ternyata ia orang yang sangat patriotik, pemberani, dan sangat lurus serta terbuka.
Batalyon Kemal Idris adalah batalyon TNI pertama yang masuk ibu kota setelah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia. Waktu itu Pak Kemal Idris berpangkat Mayor, jadi sangat terkenal.
Pada saat itu tradisinya adalah batalyon-batalyon TNI diberi julukan nama komandannya. Jadi ada Batalyon Kemal Idris, Batalyon Ahmad Yani, Batalyon Poniman dan sebagainya.
Jenderal kelahiran Singaraja, Bali, pada 10 Februari 1923 ini dianggap sebagai "anak bandel" oleh para senior-senior di masanya. Lantas apa yang membuat Letjen Kemal Idris dianggap "anak bandel", berikut kisahnya, seperti dikutip dari Buku 1 Letjen TNI Purn Prabowo Subianto, Kepemimpinan Militer, Catatan dari Pengalaman, Senin (30/10/2023).
Prabowo yang saat itu berusia 17 tahun, baru saja pulang dari luar negeri. Pak Kemal Idris sudah sangat terkenal sebagai tokoh TNI. Pada saat itu ia dikenal sebagai salah satu tokoh TNI Angkatan Darat (AD) yang merupakan salah satu tokoh kunci Orde Baru di awal mulainya Orde Baru.
"Beliau bersama Letnan Jenderal TNI HR Dharsono dan Surono (pada saat itu Mayor Jenderal TNI Surono yang kemudian menjadi Jenderal TNI KSAD dan selanjutnya Wapangab) juga bersama Kolonel Infanteri (pada saat itu) Sarwo Edi Wibowo adalah tokoh-tokoh kunci yang mendukung Pak Harto di tahun tahun setelah G30S/PKI sampai Pak Harto dikukuhkan sebagai Presiden Republik Indonesia kedua pengganti Bung Karno," ucap Prabowo
Di keluarga Prabowo, Kemal Idris sering disebut-sebut. Sering dengar cerita-cerita tentang Kemal Idris. Kemal Idris adalah sahabat dekat Subianto Djojohadikusumo yang gugur dalam peristiwa Lengkong bersama Mayor Daan Mogot dan para Taruna dari Akademi Militer Tangerang pada tanggal 25 Januari 1946.
"Saya ini sahabat pamanmu. Pamanmu orang yang sangat berani. Jika pamanmu masih hidup, saya
yakin dia yang jadi Pangkostrad. Kamu harus ikut jejak pamanmu. Subianto itu dulu jagoan," tutur Prabowo.
Prabowo pun teringat kata-kata beliau. Setelah dipelajari lebih dalam lagi tentang riwayat hidup Kemal Idris, ternyata ia orang yang sangat patriotik, pemberani, dan sangat lurus serta terbuka.
Batalyon Kemal Idris adalah batalyon TNI pertama yang masuk ibu kota setelah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia. Waktu itu Pak Kemal Idris berpangkat Mayor, jadi sangat terkenal.
Pada saat itu tradisinya adalah batalyon-batalyon TNI diberi julukan nama komandannya. Jadi ada Batalyon Kemal Idris, Batalyon Ahmad Yani, Batalyon Poniman dan sebagainya.