Pencarian Jati Diri Tiada Henti Orang-orang Tionghoa di Indonesia
loading...
A
A
A
Martha, seorang ibu muda Tionghoa yang tinggal di Singapura berupaya berpartisipasi untuk memperbaiki bangsanya, bangsa Indonesia. Ibu muda dengan dua anak ini bersama sepupunya bernama Yuni, yang tinggal di Klaten, membuat akun twitter bernama @duolion163.
Melalui akun ini, Martha dan Yuni membeberkan latar belakang para kandidat parlemen dan kepala daerah yang sedang bersaing. Akun twitter @duolion163 memberikan informasi tentang para calon pemimpin tersebut, supaya para pemilihnya mempunyai pengetahuan siapa yang akan dipilihnya.
Martha adalah anak yang dibesarkan oleh keluarga yang sangat takut untuk berpolitik. Mamanya selalu menasihati supaya ia menjauhkan diri dari politik, karena ia adalah seorang perempuan Tionghoa. Sebagai seorang perempuan beretnik Tionghoa, salah-salah ia bisa diperkosa jika nekat mencampuri urusan politik. Mereka yang tidak berpolitik saja, saat kerusuhan bisa menjadi korban. Apalagi kalau sampai terlibat politik. Bisa-bisa mati digorok seperti zaman 1965.
Martha merasa bahwa aktifitasnya di @duolion163 akan aman. Sebab ia tidak tinggal di Indonesia, melainkan di Singapura. Akun twitternya sudah diproteksi sedemikian rupa, sehingga siapa yang menjadi adminnya tidak akan ketahuan. Martha adalah seorang sarjana computer dari sebuah universitas di Singapura.
Akun tweeter @duolion163 sangat disukai, sebab akun ini tidak memihak salah satu calon. Akun ini hanya memberikan gambaran latar belakang, seperti pendidikan dan track record politik sebelumnya. @duolion163 juga tidak menyinggung masalah pribadi sang calon.
baca juga: Etnis Tionghoa dan Penyebaran Islam di Pulau Jawa
Istri Roni, sang calon dosen tetap (tenure) di sebuah universitas ternama di Singapore ini merasa, bahwa apa yang dilakukan adalah cara terbaik untuk memanifestasikan rasa cintanya kepada Tanah Air tanpa harus membahayakan diri dan keluarganya.
Namun sebuah bencana tiba-tiba melanda. Keisengannya saat remaja dengan mengunggah hal-hal paling konyol yang pernah ditulisnya di laman blog lamanya tiba-tiba muncul di permukaan. Martha pernah mengunggah bahwa ia memalsukan akta lahir saat melamar beasiswa di universitas di Singapura.
Munculnya jejak elektronik ini membuat Martha panik. Apalagi kemunculan berita tersebut juga berpengaruh kepada keputusan universitas untuk mengangkat Roni sebagai dosen tetap. Saat ia menghadapi situasi yang rumit ini, Roni justru menambah beban karena menuduh Martha menghancurkan karirnya sebagai akademisi.
Martha harus menghadapi kasus pemalsuan dokumen di hadapan pengadilan Singapura. Di saat yang sama, kasusnya menjadi bahan unggahan media-media yang suka akan gosip. Runtuhlah semua pijakan Martha. Ia menyesal tidak menuruti nasihat mamanya yang sering ia dengar sejak kecil. Jangan Terlibat Politik.
Melalui akun ini, Martha dan Yuni membeberkan latar belakang para kandidat parlemen dan kepala daerah yang sedang bersaing. Akun twitter @duolion163 memberikan informasi tentang para calon pemimpin tersebut, supaya para pemilihnya mempunyai pengetahuan siapa yang akan dipilihnya.
Martha adalah anak yang dibesarkan oleh keluarga yang sangat takut untuk berpolitik. Mamanya selalu menasihati supaya ia menjauhkan diri dari politik, karena ia adalah seorang perempuan Tionghoa. Sebagai seorang perempuan beretnik Tionghoa, salah-salah ia bisa diperkosa jika nekat mencampuri urusan politik. Mereka yang tidak berpolitik saja, saat kerusuhan bisa menjadi korban. Apalagi kalau sampai terlibat politik. Bisa-bisa mati digorok seperti zaman 1965.
Martha merasa bahwa aktifitasnya di @duolion163 akan aman. Sebab ia tidak tinggal di Indonesia, melainkan di Singapura. Akun twitternya sudah diproteksi sedemikian rupa, sehingga siapa yang menjadi adminnya tidak akan ketahuan. Martha adalah seorang sarjana computer dari sebuah universitas di Singapura.
Akun tweeter @duolion163 sangat disukai, sebab akun ini tidak memihak salah satu calon. Akun ini hanya memberikan gambaran latar belakang, seperti pendidikan dan track record politik sebelumnya. @duolion163 juga tidak menyinggung masalah pribadi sang calon.
baca juga: Etnis Tionghoa dan Penyebaran Islam di Pulau Jawa
Istri Roni, sang calon dosen tetap (tenure) di sebuah universitas ternama di Singapore ini merasa, bahwa apa yang dilakukan adalah cara terbaik untuk memanifestasikan rasa cintanya kepada Tanah Air tanpa harus membahayakan diri dan keluarganya.
Namun sebuah bencana tiba-tiba melanda. Keisengannya saat remaja dengan mengunggah hal-hal paling konyol yang pernah ditulisnya di laman blog lamanya tiba-tiba muncul di permukaan. Martha pernah mengunggah bahwa ia memalsukan akta lahir saat melamar beasiswa di universitas di Singapura.
Munculnya jejak elektronik ini membuat Martha panik. Apalagi kemunculan berita tersebut juga berpengaruh kepada keputusan universitas untuk mengangkat Roni sebagai dosen tetap. Saat ia menghadapi situasi yang rumit ini, Roni justru menambah beban karena menuduh Martha menghancurkan karirnya sebagai akademisi.
Martha harus menghadapi kasus pemalsuan dokumen di hadapan pengadilan Singapura. Di saat yang sama, kasusnya menjadi bahan unggahan media-media yang suka akan gosip. Runtuhlah semua pijakan Martha. Ia menyesal tidak menuruti nasihat mamanya yang sering ia dengar sejak kecil. Jangan Terlibat Politik.