Nonton Pentas Indonesia Kita, Ganjar: Guyonannya Nyelekit tapi Penuh Makna
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Presiden (capres) yang didukung Partai Perindo, Ganjar Pranowo menikmati pertunjukan seni Indonesia Kita di Kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), Sabtu (22/10/2023) malam.
Pentas seni itu berjudul Master of Mind Calon Lawan Master of Game, didedikasikan dalam merayakan karya Sawung Jabo, yang juga hadir bersama istri Suzan Piper.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar sedikit terlambat. Ia mengaku tidak mendapat undangan secara resmi dari para seniman pelaku pertunjukkan tersebut. Namun ia mendapat telepon dari Sawung Jabo sendiri, yang ingin Ganjar hadir menyaksikan pentas itu.
"Mas Jabo telepon saya, Mas Ganjar nonton enggak? Loh nonton apa? Karena tadi saya ada acara di televisi, akhirnya saya di sana 40 menit, lari ke sini, karena Mas Jabo telepon. Loh, aku menyanyi buat kamu. Terharu saya. Mas Jabo di Australia kemarin buatin lagu buat saya juga. Saya datang ke sini juga salah satunya demi menghormati Mas Jabo," kata Ganjar Pranowo.
Ganjar yang hadir bersama istri, Siti Atikoh dan putranya, M Zinedine Alam, mengaku sangat menikmati. Pertunjukan tersebut menurut Ganjar, menampilkan musik dan pencahayaan bagus, dengan alur cerita yang dibawakan dengan gaya guyonan yang cerdas.
"Mereka (pemainnya) banyak yang sekolah di Yogyakarta, jadi, guyonannya ajeg, nyelekit-nyelekit, nyindir-nyindir, tapi penuh dengan makna," ujar Ganjar.
"Semua terhibur. Sebelah saya tadi ketawa sampai terpingkal-pingkal. Jadi, guyonan kelas tinggi. Jadi, kita harus berpikir keras untuk melihat alur ceritanya. Sayang tadi saya agak terlambat," sambungnya.
Pertunjukan selesai dengan dinyalakan lampu penerangan sekitar pertunjukan dihidupkan. Menyadari ada sosok Ganjar di tengah-tengah mereka, penonton pun berebut untuk mengabadikan momen bersama.
Tidak hanya di situ, saat keluar dari gedung pementasan, Ganjar langsung menjadi magnet bagi warga yang datang di Kompleks TIM untuk setidaknya berswafoto.
Ganjar ternyata tidak sendiri. Bahkan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto juga hadir menonton pentas tersebut. Hasto juga mengaku sangat terhibur dengan kesenian hingga substansi dari pentas Indonesia Kita tersebut.
"Sesuatu yang menyentuh mata hati, sesuatu yang membuat kita bangga dengan Indonesia Kita. Terima kasih dan selamat," kata Hasto.
Pentas Indonesia Kita edisi ke-40 itu dilakukan dengan unsur plesetan yang 'nyerempet' dengan peristiwa aktual yakni menyangkut pemilu. Sehingga penonton kerap dibuat tertawa selama tiga jam, karena teringat dengan peristiwa aktual menyangkut isu capres-cawapres.
Tim Kreatif pementasan itu adalah Butet Kertaredjasa dan Agus Noor. Para pemainnya termasuk Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Inaya Wahid, Wisben, Joned, Oppie Andaresta, Yu Ningsih, dan puluhan anak muda dari Josh Marcy and Dansity Dance Company. Musik oleh Arie Pekar dan Jakarta Street Music.
Seniman Butet Kartaredjasa menyebut pertunjukkan Calon Lawan dibuat kelompok Indonesia Kita pada Sabtu malam ini demi mengapresiasi kerja legenda hidup Sawung Jabo. Pria bernama asli Bambang Ekoloyo itu mengatakan para generasi penerus sudah sepatutnya menghormati senior di bidang apa pun.
"Merayakan merayakan legenda hidup kita Sawung Jabo. Malam ini dia ikut nonton dan nanti akan naik panggung juga," kata Butet sebelum pertunjukan dimulai.
Selain itu, kata dia, pertunjukan yang dilakukan pihaknya agak pihak pengelola TIM bisa memberikan kemudahan akses bagi seniman untuk menampilkan karya.
"Kami bermain di sini dengan satu janji, Indonesia Kita boleh main di sini, tetapi dengan janji Jakpro akan juga memberikan fasilitas yang sama kepada seni pertunjukan lain yang berbasis budaya dan eksperimen," tutup Butet.
Pentas seni itu berjudul Master of Mind Calon Lawan Master of Game, didedikasikan dalam merayakan karya Sawung Jabo, yang juga hadir bersama istri Suzan Piper.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar sedikit terlambat. Ia mengaku tidak mendapat undangan secara resmi dari para seniman pelaku pertunjukkan tersebut. Namun ia mendapat telepon dari Sawung Jabo sendiri, yang ingin Ganjar hadir menyaksikan pentas itu.
"Mas Jabo telepon saya, Mas Ganjar nonton enggak? Loh nonton apa? Karena tadi saya ada acara di televisi, akhirnya saya di sana 40 menit, lari ke sini, karena Mas Jabo telepon. Loh, aku menyanyi buat kamu. Terharu saya. Mas Jabo di Australia kemarin buatin lagu buat saya juga. Saya datang ke sini juga salah satunya demi menghormati Mas Jabo," kata Ganjar Pranowo.
Ganjar yang hadir bersama istri, Siti Atikoh dan putranya, M Zinedine Alam, mengaku sangat menikmati. Pertunjukan tersebut menurut Ganjar, menampilkan musik dan pencahayaan bagus, dengan alur cerita yang dibawakan dengan gaya guyonan yang cerdas.
"Mereka (pemainnya) banyak yang sekolah di Yogyakarta, jadi, guyonannya ajeg, nyelekit-nyelekit, nyindir-nyindir, tapi penuh dengan makna," ujar Ganjar.
"Semua terhibur. Sebelah saya tadi ketawa sampai terpingkal-pingkal. Jadi, guyonan kelas tinggi. Jadi, kita harus berpikir keras untuk melihat alur ceritanya. Sayang tadi saya agak terlambat," sambungnya.
Pertunjukan selesai dengan dinyalakan lampu penerangan sekitar pertunjukan dihidupkan. Menyadari ada sosok Ganjar di tengah-tengah mereka, penonton pun berebut untuk mengabadikan momen bersama.
Tidak hanya di situ, saat keluar dari gedung pementasan, Ganjar langsung menjadi magnet bagi warga yang datang di Kompleks TIM untuk setidaknya berswafoto.
Ganjar ternyata tidak sendiri. Bahkan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto juga hadir menonton pentas tersebut. Hasto juga mengaku sangat terhibur dengan kesenian hingga substansi dari pentas Indonesia Kita tersebut.
"Sesuatu yang menyentuh mata hati, sesuatu yang membuat kita bangga dengan Indonesia Kita. Terima kasih dan selamat," kata Hasto.
Pentas Indonesia Kita edisi ke-40 itu dilakukan dengan unsur plesetan yang 'nyerempet' dengan peristiwa aktual yakni menyangkut pemilu. Sehingga penonton kerap dibuat tertawa selama tiga jam, karena teringat dengan peristiwa aktual menyangkut isu capres-cawapres.
Tim Kreatif pementasan itu adalah Butet Kertaredjasa dan Agus Noor. Para pemainnya termasuk Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Inaya Wahid, Wisben, Joned, Oppie Andaresta, Yu Ningsih, dan puluhan anak muda dari Josh Marcy and Dansity Dance Company. Musik oleh Arie Pekar dan Jakarta Street Music.
Seniman Butet Kartaredjasa menyebut pertunjukkan Calon Lawan dibuat kelompok Indonesia Kita pada Sabtu malam ini demi mengapresiasi kerja legenda hidup Sawung Jabo. Pria bernama asli Bambang Ekoloyo itu mengatakan para generasi penerus sudah sepatutnya menghormati senior di bidang apa pun.
"Merayakan merayakan legenda hidup kita Sawung Jabo. Malam ini dia ikut nonton dan nanti akan naik panggung juga," kata Butet sebelum pertunjukan dimulai.
Selain itu, kata dia, pertunjukan yang dilakukan pihaknya agak pihak pengelola TIM bisa memberikan kemudahan akses bagi seniman untuk menampilkan karya.
"Kami bermain di sini dengan satu janji, Indonesia Kita boleh main di sini, tetapi dengan janji Jakpro akan juga memberikan fasilitas yang sama kepada seni pertunjukan lain yang berbasis budaya dan eksperimen," tutup Butet.
(maf)