Panglima TNI Menilai Aneh jika Ada Ulama Ingin Ubah Pancasila

Selasa, 15 Agustus 2017 - 08:48 WIB
Panglima TNI Menilai Aneh jika Ada Ulama Ingin Ubah Pancasila
Panglima TNI Menilai Aneh jika Ada Ulama Ingin Ubah Pancasila
A A A
SEMARANG - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, alangkah anehnya jika muncul ulama, dengan pakaian ulama, namun ingin mengubah Pancasila.

Menurut Gatot, pasti itu bukan ulama Indonesia. Gatot mengaku sangat heran kalau ada orang-orang yang mengaku ulama namun ingin mengubah Pancasila.

"Aneh jika ada ulama yang ingin mengubah Pancasila," tegas Gatot Nurmantyo saat tausiyah kebangsaan dalam rangka memperingati HUT Ke-72 Kemerdekaan RI di kawasan Bundaran Tugu Muda, Semarang, kemarin.

"Karena justru ulama lah yang merumuskan dan menyusun landasan berdirinya NKRI. Ulama itu sudah mempersatukan, menyatukan, berjuang, menyiapkan landasan," imbuhnya.

Panglima TNI menduga yang disebut ulama tersebut merupakan orang Indonesia yang pura-pura berpakaian ulama, membohongi rakyat, dibayar untuk merusak rakyat. Katanya, berdasarkan sejarah, kiai dan ulama selalu menjadi ujung tombak perjuangan Indonesia.

"Setelah dimotori para kiai, semua ikut. Kristen ikut, Katolik ikut, Budha ikut," ujarnya.

Sebelumnya, Jenderal Gatot menyebut bibit intoleransi dan radikalisme sudah terlihat di Indonesia. Contohnya, pengaruh ISIS di Asia Tenggara.

(Baca juga: Kapal Selam KRI Nagapasa Andalan Baru Jaga Perairan Indonesia)

Saat ini, kelompok teroris itu sudah menginjakkan kakinya di Marawi, Filipina. Ia pun mengaku sudah memprediksikan peristiwa itu sejak dua tahun lalu.

"Syukurnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendengarkan perkiraan saya setahun lalu. Duterte bilang akan kesampingkan HAM demi melindungi warga negaranya dari pengaruh teroris," ujarnya saat menjadi pembicara dalam Simposium Nasional 'Bangkit Bergerak, Pemuda Indonesia Majukan Bangsa' di Balai Kartini, Jakarta.

Marawi telah berstatus darurat militer sejak 23 Mei lalu. Jenderal Gatot mengatakan, militan ISIS berusaha mendirikan khalifah di Filipina Selatan, tetapi di sana tidak ada sumber daya apa pun yang bisa menjadikannya jaya.

"Filipina Selatan adalah jalan masuk ke Indonesia. Maka kita harus hati-hati. Bukan mustahil, besok-besok kita dengar orang teriak 'Allahu Akbar' lalu menembak dan ledakan terdengar di mana-mana," katanya memperingatkan.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7297 seconds (0.1#10.140)