KKP Musnahkan Barang Hasil Pengawasan Sumber Daya Perikanan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memusnahkan peralatan hasil pengawasan sumber daya perikanan berupa ikan yang membahayakan, obat ikan yang tidak terdaftar, serta perangkat tangkap yang dapat merusak lingkungan di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan (PSDKP) Pontianak, Kalimantan Barat.
“Hari ini dilakukan pemusnahan barang-barang hasil pengawasan sumber daya perikanan yang diserahterimakan secara sukarela kepada Pengawas Perikanan Stasiun PSKDP Pontianak. Barang-barang yang dimusnahkan meliputi ikan yang membahayakan, pakan dan obat ikan pada Unit Budi Daya Ikan yang tidak terdaftar dan perangkat penangkapan ikan yang merusak,” ucap Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Adin Nurawaluddin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Selasa lalu.
Adin menjelaskan bahwa Ditjen PSDKP juga telah memusnahkan ikan membahayakan yang dapat merugikan berjenis aligator sebanyak empat ekor dengan ukuran kurang lebih 70-90 cm dan merupakan hasil pengawasan perikanan di Kota Pontianak dan sekitarnya.
Kehadiran ikan ini telah menyalahi patokan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2020 tentang Larangan Pemasukan, Pembudidayaan, Peredaran dan Pengeluaran Jenis Ikan yang Membahayakan dan/atau Merugikan ke Dalam dan Dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI).
Pihaknya juga telah memusnahkan sebanyak kurang lebih 1,7 ton obat ikan bercap China yang merupakan hasil pengawasan di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Obat tersebut diketahui tidak terdaftar di KKP.
Selain itu, terdapat barang berupa perangkat tangkap penangkapan ikan yang merusak sebanyak 15 unit berupa mini trawl, penggaruk, muro ami dan setrum hasil pengawasan perikanan di perairan Kalimantan Barat dan Laut Natuna Utara yang juga turut dimusnahkan.
Proses pemusnahan produk obat dan ikan yang membahayakan dilakukan dengan cara dikubur, sementara perangkat penangkapan ikan yang merusak dimusnahkan dengan cara dibakar. Adapun aktivitas ini dilakukan bertepatan dengan momen Bulan Bakti Kelautan dan Perikanan (HUT ke-24 KKP).
“Hari ini dilakukan pemusnahan barang-barang hasil pengawasan sumber daya perikanan yang diserahterimakan secara sukarela kepada Pengawas Perikanan Stasiun PSKDP Pontianak. Barang-barang yang dimusnahkan meliputi ikan yang membahayakan, pakan dan obat ikan pada Unit Budi Daya Ikan yang tidak terdaftar dan perangkat penangkapan ikan yang merusak,” ucap Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Adin Nurawaluddin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Selasa lalu.
Adin menjelaskan bahwa Ditjen PSDKP juga telah memusnahkan ikan membahayakan yang dapat merugikan berjenis aligator sebanyak empat ekor dengan ukuran kurang lebih 70-90 cm dan merupakan hasil pengawasan perikanan di Kota Pontianak dan sekitarnya.
Kehadiran ikan ini telah menyalahi patokan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2020 tentang Larangan Pemasukan, Pembudidayaan, Peredaran dan Pengeluaran Jenis Ikan yang Membahayakan dan/atau Merugikan ke Dalam dan Dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI).
Pihaknya juga telah memusnahkan sebanyak kurang lebih 1,7 ton obat ikan bercap China yang merupakan hasil pengawasan di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Obat tersebut diketahui tidak terdaftar di KKP.
Selain itu, terdapat barang berupa perangkat tangkap penangkapan ikan yang merusak sebanyak 15 unit berupa mini trawl, penggaruk, muro ami dan setrum hasil pengawasan perikanan di perairan Kalimantan Barat dan Laut Natuna Utara yang juga turut dimusnahkan.
Proses pemusnahan produk obat dan ikan yang membahayakan dilakukan dengan cara dikubur, sementara perangkat penangkapan ikan yang merusak dimusnahkan dengan cara dibakar. Adapun aktivitas ini dilakukan bertepatan dengan momen Bulan Bakti Kelautan dan Perikanan (HUT ke-24 KKP).
(dsa)