Keberhasilan Ganjar Pranowo Merawat Toleransi di Jawa Tengah Menjadi Inspirasi Daerah Lain
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo dikenal sebagai sosok yang sangat toleran. Hal tersebut dia aplikasikan saat memimpin Jawa Tengah selama dua periode.
Sepuluh tahun menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah, Ganjar berhasil menjaga dan merawat keberagaman di wilayahnya. Toleransi dan kerukunan terus dirawat sebagai perwujudan Pancasila beserta nilai-nilainya.
"Merawat Indonesia, menurut saya itu sesuatu yang penting, sehingga nilai-nilai inilah yang kami mesti kawal terus menerus, agar sesama anak bangsa rukun tanpa membeda-bedakan sukunya, agamanya, rasnya," kata Ganjar.
Salah satu capaian Ganjar yang menarik adalah ketika empat dari 10 kota paling toleran di Indonesia berada di Provinsi Jawa Tengah. Empat kota di Jawa Tengah yang diberikan predikat sebagai kota yang menerima perbedaan adalah Kota Salatiga (peringkat kedua), Kota Surakarta (peringkat keempat), Kota Semarang (peringkat ketujuh), dan Kota Magelang (peringkat kesepuluh).
"Kita berharap bahwa semakin banyak kota yang menerapkan toleransi di seluruh Indonesia. Kalau tidak salah, Singkawang menduduki peringkat pertama, diikuti oleh Salatiga dan Solo yang juga masuk dalam daftar tersebut," ujar Ganjar setelah memeriksa persiapan Paskah di Gereja Santo Antonius Surakarta, Sabtu (8/4/2023).
Hal yang luar biasa juga ketika banyak daerah yang belajar dari Jawa Tengah mengenai bagaimana menjaga kerukunan dan toleransi antar masyarakat. Salah satunya adalah Provinsi Kalimantan Timur melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kaltim mengunjungi Ganjar Pranowo di Jawa Tengah untuk belajar secara langsung kepada Ganjar mengenai hal tersebut.
Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi menyebut bahwa kunjungannya ke Jawa Tengah bertujuan untuk mengambil pelajaran langsung dari Ganjar dalam mengelola keragaman dan mencari solusi dari berbagai permasalahan yang ada. "Salah satu tujuannya adalah untuk belajar, karena kami sangat menghargai kemampuan Pak Ganjar dalam mengelola keragaman," ungkapnya.
Dia juga menyoroti perbandingan jumlah penduduk antara Jawa Tengah dan Kalimantan Timur. Jawa Tengah memiliki 37 juta penduduk, sedangkan Kalimantan Timur hanya 3,7 juta. "Jumlah penduduk Jawa Tengah sepuluh kali lipat lebih besar daripada Kalimantan Timur, oleh karena itu, Jawa Tengah memerlukan pemimpin yang kuat," tambahnya.
Satu dekade di Jawa Tengah, Ganjar terus menorehkan prestasi dan kemajuan di wilayahnya. Tidak hanya membangun dan menjaga kerukunan umat beragama dan keberagamannya, Ganjar juga terus menorehkan prestasi dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur, dan keberhasilannya untuk menekan angka kemiskinan.
Semua hal itu dilakukan oleh Ganjar untuk menyejahterakan masyarakat Jawa Tengah. Pria yang identik dengan rambut putihnya itu sangat memahami persoalan ekonomi dan sosial di daerahnya. Bahkan, suami Siti Atikoh Supriyanti ini tidak pernah ragu untuk menyambangi warga dan berdialog untuk mendapatkan solusi dari setiap persoalan yang dikeluhkan masyarakat.
"Setiap individu memiliki agama dan kepercayaannya masing-masing. Dalam perbedaan tersebut, selalu ada cara untuk menjaga kebersamaan," kata Ganjar.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
Sepuluh tahun menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah, Ganjar berhasil menjaga dan merawat keberagaman di wilayahnya. Toleransi dan kerukunan terus dirawat sebagai perwujudan Pancasila beserta nilai-nilainya.
"Merawat Indonesia, menurut saya itu sesuatu yang penting, sehingga nilai-nilai inilah yang kami mesti kawal terus menerus, agar sesama anak bangsa rukun tanpa membeda-bedakan sukunya, agamanya, rasnya," kata Ganjar.
Salah satu capaian Ganjar yang menarik adalah ketika empat dari 10 kota paling toleran di Indonesia berada di Provinsi Jawa Tengah. Empat kota di Jawa Tengah yang diberikan predikat sebagai kota yang menerima perbedaan adalah Kota Salatiga (peringkat kedua), Kota Surakarta (peringkat keempat), Kota Semarang (peringkat ketujuh), dan Kota Magelang (peringkat kesepuluh).
"Kita berharap bahwa semakin banyak kota yang menerapkan toleransi di seluruh Indonesia. Kalau tidak salah, Singkawang menduduki peringkat pertama, diikuti oleh Salatiga dan Solo yang juga masuk dalam daftar tersebut," ujar Ganjar setelah memeriksa persiapan Paskah di Gereja Santo Antonius Surakarta, Sabtu (8/4/2023).
Hal yang luar biasa juga ketika banyak daerah yang belajar dari Jawa Tengah mengenai bagaimana menjaga kerukunan dan toleransi antar masyarakat. Salah satunya adalah Provinsi Kalimantan Timur melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kaltim mengunjungi Ganjar Pranowo di Jawa Tengah untuk belajar secara langsung kepada Ganjar mengenai hal tersebut.
Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi menyebut bahwa kunjungannya ke Jawa Tengah bertujuan untuk mengambil pelajaran langsung dari Ganjar dalam mengelola keragaman dan mencari solusi dari berbagai permasalahan yang ada. "Salah satu tujuannya adalah untuk belajar, karena kami sangat menghargai kemampuan Pak Ganjar dalam mengelola keragaman," ungkapnya.
Dia juga menyoroti perbandingan jumlah penduduk antara Jawa Tengah dan Kalimantan Timur. Jawa Tengah memiliki 37 juta penduduk, sedangkan Kalimantan Timur hanya 3,7 juta. "Jumlah penduduk Jawa Tengah sepuluh kali lipat lebih besar daripada Kalimantan Timur, oleh karena itu, Jawa Tengah memerlukan pemimpin yang kuat," tambahnya.
Satu dekade di Jawa Tengah, Ganjar terus menorehkan prestasi dan kemajuan di wilayahnya. Tidak hanya membangun dan menjaga kerukunan umat beragama dan keberagamannya, Ganjar juga terus menorehkan prestasi dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur, dan keberhasilannya untuk menekan angka kemiskinan.
Semua hal itu dilakukan oleh Ganjar untuk menyejahterakan masyarakat Jawa Tengah. Pria yang identik dengan rambut putihnya itu sangat memahami persoalan ekonomi dan sosial di daerahnya. Bahkan, suami Siti Atikoh Supriyanti ini tidak pernah ragu untuk menyambangi warga dan berdialog untuk mendapatkan solusi dari setiap persoalan yang dikeluhkan masyarakat.
"Setiap individu memiliki agama dan kepercayaannya masing-masing. Dalam perbedaan tersebut, selalu ada cara untuk menjaga kebersamaan," kata Ganjar.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
(zik)