Irma Suryani Mengaku Gagal Paham dengan Koalisi Selamatkan Indonesia

Selasa, 04 Agustus 2020 - 09:19 WIB
loading...
Irma Suryani Mengaku...
mantan juru bicara tim pemenangan Jokowi-KH Maruf Amin pada Pilpres 2019, Irma Suryani Chaniago mengaku gagal paham dengan pembentukan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dibentuk mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh dan aktivis terus menuai komentar di masyarakat. Salah satunya disampaikan mantan juru bicara tim pemenangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019, Irma Suryani Chaniago .

Irma menyebut ada pihak yang tidak berada di dalam pemerintahan selalu membuat gerakan agar diperhatikan orang, dan ada tokoh yang terus di zona nyaman lalu ketika terusik bereaksi ,dan ada pula yang tidak bersyukur saat diberi jabatan, dan ada juga yang belum move on dari Pilpres.

"Ada juga yang saat di BUMN nggak melakukan perbaikan bagi pekerja outsourcing tapi sekarang koar-koar soal nasib tenaga kerja," kata Irma saat dihubungi SINDOnews, Selasa (4/8/2020).( )

Politikus Nasdem nonaktif ini mengaku dirinya gagal paham dengan mereka yang membuat narasi menyelamatkan Indonesia. Lalu Irma pun bertanya, menyelamatkan dari apa? Karena di saat pendemi COVID-19 ini saja mereka tidak melakukan apa-apa untuk rakyat. Irma juga mempertanyakan sumbangsih mereka dalam mengadvokasi dan ikut mengimbau agar masyarakat mematuhi protokol COVID-19, termasuk tak menyisihkan rezekinya untuk membantu korban COVID-19.

"Saya gagal paham dengan pikiran mereka untuk menyelamatkan Indonesia. Terus mimpi menyelamatkan indonesia? Pakai apa? Memang gampang memimpin negara kepulauan terbesar di dunia seperti Indonesia? Kalau memprovokasi dan nyinyir doang sih gampang, tapi mana dong prestasinya," ujar Irma.

Irma melanjutkan, sebagai contoh dirinya yang ditugasi menjadi Komisaris Pelindo I tengah memperbaiki perilaku pejabat dan karyawan BUMN. Ia menyebut ada oknum komisaris yang lama ketika ulang tahun meminta uang sampai Rp500 juta. Perbaikan perilaku seperti ini jauh lebih berguna ketimbang koar-koar tidak jelas. ( )

Irma mengaku bukan orang yang antikritik. Baginya silakan pemerintahan dikritisi, tapi dengan tabayun lebih dulu dan by data sehingga kritiknya konstruktif. Terlebih, koalisi itu digagas oleh tokoh masyarakat.

"Cobalah bersyukur, negara-negara besar dunia seperti Eropa, Amerika, Singapora, Hong Kong, Korea, Jerman sudah masuk dalam krisis ekonomi sebagai side effect pendemi corona. Indonesia masih di gerbang krisis dan mudah-mudahan mampu bertahan meski dengan susah payah, mbok ya diapresiasi, bukannya malah di kuyo-kuyo," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1881 seconds (0.1#10.140)