Ganjar Pranowo Bicara soal Penyebab Konflik Agraria

Rabu, 04 Oktober 2023 - 20:56 WIB
loading...
Ganjar Pranowo Bicara...
Bacapres Ganjar Pranowo. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo berkomentar terkait konflik agraria yang tengah terjadi di beberapa tempat. Menurutnya, mitigasi menjadi hal penting dilakukan.

Konflik agraria atau perebutan lahan, merupakan konflik yang berhubungan dengan tanah. Faktor-faktor yang menyebabkan konflik agraria bisa dari berbagai macam alasan seperti perebutan sumber daya alam hingga tanah leluhur.

Konflik agraria atau perebutan lahan merupakan sebuah peristiwa yang sering terjadi di Indonesia. Hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor.

Salah satu isu yang berkembang di konflik agraria adalah tidak adanya dokumentasi. Hal tersebut menyulitkan pihak-pihak terkait, apalagi dengan pihak yang tidak mempunyai kekuatan secara hukum seperti warga desa.

Hal tersebut juga menjadi pembahasan di Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Ganjar Pranowo diberi pertanyaan mengenai konflik agraria. Ganjar sudah punya pengalaman selama 10 tahun menjadi Gubernur Jawa Tengah. Ganjar mengatakan, konflik agraria muncul karena pemangku kepentingan tak melakukan mitigasi.



Secara definisi, mitigasi adalah upaya yang memiliki sejumlah tujuan yakni untuk mengenali risiko, penyadaran akan risiko bencana, perencanaan penanggulangan, dan sebagainya. Bisa dikatakan, mitigasi bencana adalah segala upaya mulai dari pencegahan sebelum suatu bencana terjadi sampai dengan penanganan setelah suatu bencana terjadi.

"Dugaan saya kasusnya lebih banyak dari itu. Bukan 212. Itu yang tercatat terlaporkan oleh kawan-kawan media. Dugaan saya lebih. Karena saya banyak menangani banyak hal itu," kata Ganjar saat Kuliah Kebangsaan FISIP UI, Senin, 18 September 2023.

Tidak hanya mitigasi, Ganjar Pranowo juga menekankan bahwa konflik agraria muncul karena pemerintah tak menghormati hak masyarakat. Saat menjadi Gubernur Jawa Tengah, dia menceritakan pengalamannya mengenai satu kasus terkait jalanan. Dia sempat menolak usulan agar jalan dibuat lurus. Solusi yang diberi terhadap masalahnya adalah untuk membuat jalan yang memutar.

Mitigasi yang harusnya terjadi sering diabaikan pemerintah. Pemerintah lebih memilih untuk jalan yang praktis dibandingkan negosiasi dengan harga yang disepakati antara pemilik lahan atau masyarakat dengan pemerintah. "Tapi sebenarnya mitigasinya yang kurang. Kalau itu kemudian tanah akan diberikan katakan kalau sekarang yang ramai di Rempang, bagaimana sih caranya, itu tanah siapa. Mitigasi itulah yang kemudian penting untuk mencegah," katanya.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3190 seconds (0.1#10.140)