Masalah Rempang, Ganjar Bicara Mitigasi untuk Hindari Konflik Agraria
loading...
A
A
A
DEPOK - Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang didukung Partai Perindo, Ganjar Pranowo menilai, konflik agraria seperti di Pulau Rempang , bisa dihindari bila adanya mitigasi dari Pemerintah. Hal ini disampaikan Ganjar dalam Kuliah Kebangsaan FISIP UI bertajuk "Hendak ke Mana Indonesia Kita?" di Gedung Balai Serbaguna Purnomo Prawiro, UI, Depok, Senin (18/9/2023).
Pernyataan itu disampaikan Ganjar saat menjawab pertanyaan dari seorang panelis yang merupakan mahasiswi UI, Della Azzahra. Dalam pertanyaannya, menyinggung data Konsorsiuam Pembaruan Agraria (KPA), terkait naiknya jumlah kasus konflik agraria pada 2022 sebanyak 212 kasus dari 2021 sebesar 2017 kasus.
Merespons itu, Ganjar merasa, jumlah kasus konflik agraria lebih dari yang dicatat oleh KPA. Pasalnya, ia mengaku kerap menangani masalah konflik saat menjabat Gubernur Jawa Tengah (Jateng).
"Dugaan saya kasusnya lebih banyak dari itu, bukan 212. Itu yang tercatat, terlapor, ter-cover oleh teman-teman media, dugaan saya lebih dari itu karena saya banyak menangani hal itu, minimal di kampung saya, belum lagi di Indonesia," kata Ganjar.
Lantas Ganjar merasa, munculnya konflik agraria diakibatkan dari tak ada mitigasi yang dibuat. Ia juga merasa, tak ada rasa hormat terhadap hak warga menjadi pemicu konflik agraria.
"Ini pengalaman saya, kenapa konflik itu muncul? Pada saat sebuah pekerja ingin dilaksanakan, satu sangat jarang kita melakukan mitigasi apa yang akan terjadi. Kedua, bagaimana kita penghormatan terhadap hak mereka," tutur Ganjar.
Ganjar pun menceritakan pengalamannya saat menangani proyek jalan tol yang hendak dibuat di wilayah Jateng. Saat itu kata Ganjar, proyek jalan tol akan dibangun melewati perkampungan warga. Ia pun meminta agar proyek tersebut tidak melintasi pemukiman.
"Saya bilang, apakah anda tidak memitigasi, bahwa kalau dibuat lurus jaraknya lebih pendek, tetapi itu akan memotong sekian kampung dan rumah. Anda sudah analisis konfliknya seperti apa? 'Pak ganjar punya usulan?' Punya, bagaimana kalau kemudian kita berputar jalannya melalui ruang yang lebih kosong," jelas Ganjar saat menirukan percakapannya saat itu.
Atas dasar itu, Ganjar berdebat dengan pihak terkait termasuk menteri, agar pembangunan jalan tol tidak melintasi pemukiman. Hingga akhirnya, proyek tersebut tak melintasi pemukiman warga, melainkan melingkar melewati laut.
Pernyataan itu disampaikan Ganjar saat menjawab pertanyaan dari seorang panelis yang merupakan mahasiswi UI, Della Azzahra. Dalam pertanyaannya, menyinggung data Konsorsiuam Pembaruan Agraria (KPA), terkait naiknya jumlah kasus konflik agraria pada 2022 sebanyak 212 kasus dari 2021 sebesar 2017 kasus.
Merespons itu, Ganjar merasa, jumlah kasus konflik agraria lebih dari yang dicatat oleh KPA. Pasalnya, ia mengaku kerap menangani masalah konflik saat menjabat Gubernur Jawa Tengah (Jateng).
"Dugaan saya kasusnya lebih banyak dari itu, bukan 212. Itu yang tercatat, terlapor, ter-cover oleh teman-teman media, dugaan saya lebih dari itu karena saya banyak menangani hal itu, minimal di kampung saya, belum lagi di Indonesia," kata Ganjar.
Lantas Ganjar merasa, munculnya konflik agraria diakibatkan dari tak ada mitigasi yang dibuat. Ia juga merasa, tak ada rasa hormat terhadap hak warga menjadi pemicu konflik agraria.
"Ini pengalaman saya, kenapa konflik itu muncul? Pada saat sebuah pekerja ingin dilaksanakan, satu sangat jarang kita melakukan mitigasi apa yang akan terjadi. Kedua, bagaimana kita penghormatan terhadap hak mereka," tutur Ganjar.
Ganjar pun menceritakan pengalamannya saat menangani proyek jalan tol yang hendak dibuat di wilayah Jateng. Saat itu kata Ganjar, proyek jalan tol akan dibangun melewati perkampungan warga. Ia pun meminta agar proyek tersebut tidak melintasi pemukiman.
"Saya bilang, apakah anda tidak memitigasi, bahwa kalau dibuat lurus jaraknya lebih pendek, tetapi itu akan memotong sekian kampung dan rumah. Anda sudah analisis konfliknya seperti apa? 'Pak ganjar punya usulan?' Punya, bagaimana kalau kemudian kita berputar jalannya melalui ruang yang lebih kosong," jelas Ganjar saat menirukan percakapannya saat itu.
Atas dasar itu, Ganjar berdebat dengan pihak terkait termasuk menteri, agar pembangunan jalan tol tidak melintasi pemukiman. Hingga akhirnya, proyek tersebut tak melintasi pemukiman warga, melainkan melingkar melewati laut.