Denny JA: Kaesang Diharapkan Bawa Efek Jokowi di Pemilu 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) , Kaesang Pangarep, resmi masuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan terpilih sebagai ketua umum. Kabar ini pun sedang menjadi topik yang hangat diperbincangkan publik hari-hari ini.
Kaesang lahir pada 25 Desember 1994, artinya usianya baru 29 tahun. Kaesang mungkin akan dikenang menjadi salah satu ketua umum partai termuda dalam sejarah Indonesia.
Menurut Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, selain baru tiga hari menjadi anggota PSI, yang menarik adalah Kaesang tak punya pengalaman di bidang politik. "Belum ada jabatan publik yang pernah ia duduki. Juga belum ada jabatan teras partai politik yang dia pernah pimpin," ujar Denny JA dalam video yang diunggah di akun media sosial resminya, DennyJA_World, Selasa, (26/9/2023).
Video tersebut adalah bagian dari serial Ekspresi Data yang diunggah di media sosial (Medsos) Denny JA. Ini adalah serial video yang durasinya hanya 3 menit dan berbasis data riset LSI Denny JA untuk aneka isu yang strategis, termasuk Pilpres 2024. Denny mengungkapkan, alasan elite PSI memilih Kaesang sebagai ketua umum karena berharap Jokowi’s effect atau efek Jokowi di Pemilu 2024.
Berdasarkan survei LSI Denny JA sejak Mei hingga September 2023, dukungan terhadap PSI tak pernah lebih dari 2%. Sementara, untuk lolos ke Parlemen (Parlementary Threshold), PSI membutuhkan dukungan minimal 4%. "Artinya, masih ada selisih 2% bagi PSI untuk lolos dan punya anggota di DPR," ujar Denny JA.
Denny mengatakan, sudah menjadi informasi publik tingkat kepuasan publik kepada Jokowi cukup tinggi, yakni sekitar 80%. Maka, kata Denny, dengan manuver memilih Kaesang sebagai ketua umum, PSI berharap bisa mendapatkan efek Jokowi. Diharapkan, pendukung Jokowi yang begitu besar bisa mengalir kepada PSI. Setidaknya 2-5%. "Tambahan Jokowi’s Effect ini membuat PSI pun lolos ke DPR, minimal 4% dukungan rakyat dalam Pileg 2024," sambungnya.
Denny menambahkan, terjadi perubahan strategi dari PSI untuk merasuk lebih jauh mendapatkan Efek Jokowi. Apalagi, PSI sudah sejak lama menyatakan tegak lurus kepada Jokowi. Jokowi yang dimaksud adalah Jokowisme yakni sebuah tata nilai, platfom, atau ideologi yang dikembangkan Jokowi.
"Kita menafsir Jokowisme itu seperti kedekatan pada rakyat, ekonomi kerakyatan, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan lain sebagainya,"ujarnya.
Namun, PSI tetap belum mendapatkan dukungan publik. Oleh karena itu, kini PSI “ngegas” lebih jauh lagi. Jokowi yang ingin dihadirkan di PSI tak lagi ideologi, tapi biologi. Tepatnya anak biologis dari Jokowi, yakni Kaesang Pengarep yang menjadi ketua umum.
Menurutnya, hal ini menjadi bagian dari eksperimen tim ahli strategi di PSI. Mereka akan berebut suara dengan partai lain yang mendapatkan limpahan suara dari pendukung Jokowi. Saat ini, pendukung Jokowi sudah menyebar ke banyak partai, mulai dari PDIP, Partai Gerindra, Partai Golkar, dan partai lainnya.
"PSI tak berharap mengambil semua pendukung Jokowi. Cukup dapatkan secuplik saja, 2-5% tambahan, maka lolos lah itu PSI ke parlemen. Apakah strategi ini akan tercapai? Kita saksikan nanti di Februari 2024," kata Denny JA.
Kaesang lahir pada 25 Desember 1994, artinya usianya baru 29 tahun. Kaesang mungkin akan dikenang menjadi salah satu ketua umum partai termuda dalam sejarah Indonesia.
Menurut Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, selain baru tiga hari menjadi anggota PSI, yang menarik adalah Kaesang tak punya pengalaman di bidang politik. "Belum ada jabatan publik yang pernah ia duduki. Juga belum ada jabatan teras partai politik yang dia pernah pimpin," ujar Denny JA dalam video yang diunggah di akun media sosial resminya, DennyJA_World, Selasa, (26/9/2023).
Video tersebut adalah bagian dari serial Ekspresi Data yang diunggah di media sosial (Medsos) Denny JA. Ini adalah serial video yang durasinya hanya 3 menit dan berbasis data riset LSI Denny JA untuk aneka isu yang strategis, termasuk Pilpres 2024. Denny mengungkapkan, alasan elite PSI memilih Kaesang sebagai ketua umum karena berharap Jokowi’s effect atau efek Jokowi di Pemilu 2024.
Berdasarkan survei LSI Denny JA sejak Mei hingga September 2023, dukungan terhadap PSI tak pernah lebih dari 2%. Sementara, untuk lolos ke Parlemen (Parlementary Threshold), PSI membutuhkan dukungan minimal 4%. "Artinya, masih ada selisih 2% bagi PSI untuk lolos dan punya anggota di DPR," ujar Denny JA.
Denny mengatakan, sudah menjadi informasi publik tingkat kepuasan publik kepada Jokowi cukup tinggi, yakni sekitar 80%. Maka, kata Denny, dengan manuver memilih Kaesang sebagai ketua umum, PSI berharap bisa mendapatkan efek Jokowi. Diharapkan, pendukung Jokowi yang begitu besar bisa mengalir kepada PSI. Setidaknya 2-5%. "Tambahan Jokowi’s Effect ini membuat PSI pun lolos ke DPR, minimal 4% dukungan rakyat dalam Pileg 2024," sambungnya.
Denny menambahkan, terjadi perubahan strategi dari PSI untuk merasuk lebih jauh mendapatkan Efek Jokowi. Apalagi, PSI sudah sejak lama menyatakan tegak lurus kepada Jokowi. Jokowi yang dimaksud adalah Jokowisme yakni sebuah tata nilai, platfom, atau ideologi yang dikembangkan Jokowi.
"Kita menafsir Jokowisme itu seperti kedekatan pada rakyat, ekonomi kerakyatan, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan lain sebagainya,"ujarnya.
Namun, PSI tetap belum mendapatkan dukungan publik. Oleh karena itu, kini PSI “ngegas” lebih jauh lagi. Jokowi yang ingin dihadirkan di PSI tak lagi ideologi, tapi biologi. Tepatnya anak biologis dari Jokowi, yakni Kaesang Pengarep yang menjadi ketua umum.
Menurutnya, hal ini menjadi bagian dari eksperimen tim ahli strategi di PSI. Mereka akan berebut suara dengan partai lain yang mendapatkan limpahan suara dari pendukung Jokowi. Saat ini, pendukung Jokowi sudah menyebar ke banyak partai, mulai dari PDIP, Partai Gerindra, Partai Golkar, dan partai lainnya.
"PSI tak berharap mengambil semua pendukung Jokowi. Cukup dapatkan secuplik saja, 2-5% tambahan, maka lolos lah itu PSI ke parlemen. Apakah strategi ini akan tercapai? Kita saksikan nanti di Februari 2024," kata Denny JA.
(cip)