Kebersamaan Ramadan

Sabtu, 27 Mei 2017 - 08:14 WIB
Kebersamaan Ramadan
Kebersamaan Ramadan
A A A
HARI ini pemerintah melalui sidang isbat menetapkan awal Ramadan 2017. Jauh sebelumnya, saudara-saudara kita Muhammadiyah telah mengumumkan bahwa 1 Ramadan akan jatuh pada 27 Mei atau hari ini.

Kemarin pun saudara-saudara kita dari Nahdlatul Ulama (NU) juga menyatakan 1 Ramadan jatuh pada hari ini. Tentu ini menjadi sesuatu yang menyejukkan karena dua organisasi masyarakat (ormas) terbesar di Indonesia serta pemerintah menetapkan 1 Ramadan pada hari yang sama.

Kenapa ini menjadi menarik, karena kadang Muhammadiyah dan NU serta pemerintah punya perbedaan dalam memulai puasa Ramadan. Artinya pada 2017 ini Ramadan bisa diselimuti rasa kebersamaan.

Makna kebersamaan menjadi sangat penting pada 2017 ini. Kita semua tahu konstelasi politik pada 2017 membuat seakan masyarakat Indonesia terpolarisasi dalam dua sisi yang berbeda.

Perbedaan pandangan pun sangat jelas, tidak ada masyarakat yang berada di wilayah abu-abu. Dampaknya, dinamika politik pun berujung pada dinamika sosial atau kalau mau dikatakan dalam kalimat yang agak keras, muncul konflik sosial.

Bukan hanya pada tataran masyarakat nyata, tetapi komunitas di media sosial pun semakin memanaskan konflik tersebut. Dan Ramadan Kebersamaan ini semestinya, dan kami yakin, akan membawa juga kebersamaan bagi dua kubu yang terbelah beberapa waktu lalu.

Memang, menjelang Ramadan, masyarakat juga diganggu dengan aksi teror bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta. Namun masyarakat juga sudah sependapat bahwa apa pun alasannya, tindakan bom bunuh diri di tempat umum hingga menelan korban (bahkan jiwa) adalah tindakan biadab yang tidak dibenarkan oleh agama apa pun.

Di dalam peristiwa ini juga terlihat bahwa lambat laun masyarakat merasakan kebersamaan karena merasa tersakiti oleh peristiwa tersebut. Masyarakat secara bersama mengutuk dan mendesak aparat untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Masyarakat dengan kebersamaan juga bersuara mengutuk aksi teror yang mengakibatkan tiga anggota polisi gugur.

Bangsa besar ini membutuhkan kebersamaan untuk bisa benar-benar mewujudkan harapan para pendiri bangsa. Bangsa yang dikaruniai banyak perbedaan ini (agama, suku, dan bahasa) membutuhkan kebersamaan. Karena kebersamaan dalam perbedaan akan menjadi kekuatan yang disegani.

Kebersamaan dalam menyelesaikan persoalan bangsa ini juga dibutuhkan dan persoalan terbesar bangsa ini adalah korupsi. Bagaimana korupsi bisa merasuk dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa.

Bukan hanya pejabat yang memang punya peluang korupsi besar, tetapi masyarakat biasa pun masih ada yang ikut menyuburkan penyakit akut bangsa ini. Bayangkan jika dengan kebersamaan, baik pejabat maupun masyarakatnya, memerangi korupsi dengan tindakan masing-masing, bangsa ini akan terlepas dari persoalan utama.

Ramadan 2017 ini harus menjadi penanda bahwa tindakan koruptif yang masih sering terjadi mulai ditinggalkan. Semestinya para koruptor dan calon koruptor harus selalu menengok Ramadan agar mereka paham hakikat Ramadan.

Bahwa Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus (tingkatan puasa paling ringan), tetapi menghilangkan ketamakan dan semestinya lebih banyak mengucap syukur. Ramadan dalam kebersamaan tahun ini semestinya juga bisa menjadi titik balik bagi banyak pihak (pejabat dan masyarakat) untuk menjauhi sikap-sikap koruptif.

Kita bersyukur, Ramadan 2017 ini dibuka dengan kebersamaan. Pemerintah harus mampu menjaga kebersamaan ini untuk selalu bersikap adil dalam segala hal. Adil dalam menangani hukum, adil dalam berpolitik, adil dalam bersosial, dan adil dalam berekonomi.

Kebersamaan yang sudah terjalin hari ini diharapkan tidak dinodai sikap-sikap pemerintah yang tidak membela kepentingan rakyat. Pemerintah harus menjaga amanah rakyat yang dalam Ramadan ini diselimuti kebersamaan.

Semua berharap kebersamaan dalam perbedaan yang terjalin ini bisa menjadi keseharian bangsa ini karena persoalan bangsa ini masih banyak dan dibutuhkan kebersamaan. Dan rasa kebersamaan ini sudah dimulai pada 1 Ramadan 2017. Selamat menunaikan ibadah puasa.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3128 seconds (0.1#10.140)