Prabu Revolusi Tegaskan Ucapan Ganjar Soal Profesi Jurnalis Tak Ada yang Salah
loading...
A
A
A
Dirinya mempertanyakan, kalau omongan Ganjar itu dianggap merendahkan profesi. Sebab untuk membedah suatu kata dibutuhkan analisa yang panjang, tak mudah menyimpulkan secepat itu.
"Untuk menarik makna itu kita harus menganalisa isi gitu tidak bisa dengan mudah menganalisa dengan potongan-potongan, sebelumnya, saat dikatakan dan setelahnya seperti apa dari situlah kita bisa membuat analisanya," katanya.
"Apakah netizen yang betul-betul menggambarkan demografi yang heterogen atau netizen yang memang munculnya dari cluster politik nah itu kan sangat mudah untuk di baca oleh mesin," sambungnya.
Diketahui, saat acara berlangsung Ganjar menyarankan agar lulusan terbaik di kampus sebaiknya bekerja sebagai dosen. "Sepuluh besar lulusan terbaik itu jadi dosen, iya dong masa jadi MC?" celetuk Ganjar.
"Siapa Mas MC? Saya Jurnalis, bukan MC," jawab Najwa.
"Bukan,bukan, jurnalis lah kalau begitu," timpal Ganjar. Pernyataan itu pun viral di media sosial X.
Lihat Juga: Tingkatkan Kompetensi Jurnalis, PEPC JTB dan IJTI Gelar Uji Kompetensi Wartawan di Bojonegoro
"Untuk menarik makna itu kita harus menganalisa isi gitu tidak bisa dengan mudah menganalisa dengan potongan-potongan, sebelumnya, saat dikatakan dan setelahnya seperti apa dari situlah kita bisa membuat analisanya," katanya.
"Apakah netizen yang betul-betul menggambarkan demografi yang heterogen atau netizen yang memang munculnya dari cluster politik nah itu kan sangat mudah untuk di baca oleh mesin," sambungnya.
Diketahui, saat acara berlangsung Ganjar menyarankan agar lulusan terbaik di kampus sebaiknya bekerja sebagai dosen. "Sepuluh besar lulusan terbaik itu jadi dosen, iya dong masa jadi MC?" celetuk Ganjar.
"Siapa Mas MC? Saya Jurnalis, bukan MC," jawab Najwa.
"Bukan,bukan, jurnalis lah kalau begitu," timpal Ganjar. Pernyataan itu pun viral di media sosial X.
Lihat Juga: Tingkatkan Kompetensi Jurnalis, PEPC JTB dan IJTI Gelar Uji Kompetensi Wartawan di Bojonegoro
(cip)