Oesman Sapta Akui Reformasi karena Hasil Gerakan Mahasiswa

Jum'at, 12 Mei 2017 - 19:20 WIB
Oesman Sapta Akui Reformasi karena Hasil Gerakan Mahasiswa
Oesman Sapta Akui Reformasi karena Hasil Gerakan Mahasiswa
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang mengatakan, bahwa reformasi itu hasil dari gerakan mahasiswa 1998. Hal demikian disampaikan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Rumah Gerakan 98 dalam silaturahmi Merawat Kebangsaan di kediamannya, belum lama ini.

"Reformasi itu merupakan buah dari gerakan mahasiswa 1998, saya ada bersama Angkatan 1998," kata pria yang akrab disapa Oso ini, dalam siaran pers, Jumat (12/5/2017).

Dia pun bercerita ketika Sidang Umum MPR hasil Pemilu 1999. Saat itu, ribuan demonstran yang dipimpin para pelaku sejarah gerakan mahasiswa 1998 memenuhi jalan sepanjang kawasan Taman Ria Senayan hingga gerbang Gedung DPR-MPR untuk menuntut perubahan.

Kala itu dia menjabat Wakil Ketua MPR Periode 1999-2004. Kata Oso, hanya dia dan beberapa pimpinan MPR yang berani menemui para demonstran. Di hadapan ribuan demonstran dia mengatakan dalam posisi yang sama dengan aktivis 1998.

"Reformasi ini merupakan hasil gerakan mahasiswa Angkatan 1998, tapi seperti tuntutan kalian, saya heran kenapa jumlah kalian yang sebanyak ini tak membuat yang di dalam berubah," kata Ketua DPD.

Pria kelahiran Sukadana, Kalimantan Barat, 18 Agustus 1950 ini menambahkan, gerakan mahasiswa 1998 sudah mendobrak sistem yang memang harus direformasi.

"Tapi kenapa para aktivis 1998 tidak terjun ke dunia politik untuk turut mengarahkan jalannya reformasi? ini sangat disayangkan," paparnya.

Dalam pertemuan ini, Oesman Sapta Odang didampingi Ketua DPP Partai Hanura bidang Organisasi Benny Rhamdani, yang juga Wakil Ketua Umum DPN Rumah Gerakan 98 bidang Otonomi Daerah.

Sementara itu, Ketua Umum DPN Rumah Gerakan 98 Bernard Ali Mumbang Haloho mengatakan, misi organisasinya adalah mewujudkan Trisakti Bung Karno, yakni Berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang Kebudayaan.

"Melihat perkembangan situasi politik dalam negeri, dan internasional yang dipengaruhi fundamentalisme pasar dan agama, kami terpanggil untuk menjaga eksistensi Negara Kebangsaan Indonesia," kata Bernard.

Maka itu, mereka memutuskan bahwa Merawat Kebangsaan sebagai platform ormas DPN Rumah Gerakan 98. Mereka juga menolak oligarki kekuasaan yang dapat merongrong masa depan Indonesia, sehingga mendukung pemerintahan yang sah saat ini merupakan keniscayaan.

"Rumah Gerakan 98 berada di garis Kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Dan hari ini di sekitar Presiden Jokowi banyak sengkuni yang masih setengah hati mendukung pemerintahan yang sah ini," kata Sekretaris Jenderal Rumah Gerakan 98 Sayed Junaidi Rizaldi dalam kesempatan yang sama.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6010 seconds (0.1#10.140)