Jenderal TNI Peraih Adhi Makayasa Ini Dijuluki Jago Perang di Timor Timur karena Selalu Lolos dari Maut

Selasa, 19 September 2023 - 06:04 WIB
loading...
A A A
Agustadi kemudian menghadap Danyon Rudito. Saat itu, Agustadi diminta sebagai sukarelawan dengan diberi senjata, 400 butir peluru dengan pakaian biasa dan selembar jaket serta parasut yang baru. Dari Jakarta Agustadi bersama teman-teman diterbangkan menuju Kupang.

Pada 9 Desember 1975 Agustadi terjun pertama kali dengan pesawat yang berlubang karena terkena tembakan musuh. Agustadi terbang ke Baucau, Timor Timur untuk melaksanakan Operasi Serbuan Linud dalam satuan Yonif Linud 328/Dirgahayu. Operasi Linud kali ini menerjunkan 255 prajurit. Di dalam pesawat sebelum terjun, Agustadi melihat wajah-wajah yang takut.

Untuk membangkitkan semangat tempur, Agustadi Sasongko Purnomo memerintahkan para prajurit yang akan terjun untuk menyanyikan lagu Halo-Halo Bandung. Seorang prajurit Tamtama bernama Suharno yang belum pernah terjun diperintahkan untuk menempelnya. “Jangan lebih dari 5 meter jaraknya,” kenang Agustadi dikutip Selasa (18/9/2023).

Dalam penerjunan tersebut, banyak prajurit yang terpisah dan mengalami cidera hingga patah kaki karena membentur batu karang, tertancap duri serat nanas dan sebagainya. Tidak sedikit pula yang gugur karena parasut tidak mengembang dan terkena tembak oleh sniper. Bahkan salah seorang Danbrig yang memimpin pasukan pun terkena ranjau karang. Dalam Operasi Linud tesebut sekitar 30% atau 85 prajurit menjadi korban.

Jenderal TNI Peraih Adhi Makayasa Ini Dijuluki Jago Perang di Timor Timur karena Selalu Lolos dari Maut


Setibanya di Timor Leste, Letda Agustadi Sasongko Purnomo selaku Danton 3 Kompi A Yonif Linud 328 melakukan persiapan serangan ke Vamasse. Agustadi bersama pasukannya kemudian melakukan perjalanan sekaligus patrol sejauh 16 Km. Menjelang sampai di Vamasse, Agustadi memutuskan untuk berada di depan. Sorot lampu dari pihak musuh yang melakukan patroli mulai terlihat. Begitu juga suara deru mobil yang melintas mulai terdengar jelas.

Berkekuatan 4 tim, di mana masing-masing tim terdiri dari 6 personel, Agustadi berjalan secara pelan-pelan, merangkak dan tiarap kurang lebih 500 meter dalam waktu satu jam mendekati sasaran. Tepat pukul 04.00 WIT, seorang musuh yang sedang berjaga hendak buang air kecil. Dia berjalan kaki menuju Sersan Marman yang tengah bersembunyi.

Saat itu, pulalah tembakan terjadi karena Sersan Marman mau dikencingi. Agustadi yang tidak sempat menyetel senjatanya langsung terlibat pertempuran sengit. Patroli yang dipimpin Agustadi berhasil menyergap pos musuh yang berkekuatan 14 orang dan menewaskannya. Sementara di barisan Agustadi, seorang anggotanya bernama Elus gugur.

Pada saat pembersihan, Agustadi mendapat 3 roket. Sebagian senjata dibakar. Sambil menunggu bantuan, Agustadi menggendong Elus. Saat kehausan, ada seorang penjual "legen" semacam nira dari pohon Aren. Namun Agustadi punya firasat, bila orang ini adalah mata-mata musuh. Ketika digeledah, ternyata penjual tersebut membawa granat. Berkat kesigapannya, nyawa Agustadi pun selamat.

Kepemimpinan, keberanian dan ketajaman firasat Agustadi di medan operasi membawanya pada kemenangan demi kemenangan. Baru seminggu berada di medan perang di Timor Timur, Agustadi dan pasukannya sudah berhasil mendapatkan 11 pucuk senjata.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0843 seconds (0.1#10.140)