Jenderal TNI Pemilik Brevet Kualifikasi Raider, Nomor 5 Penggagas sekaligus Menantu Wapres

Selasa, 19 September 2023 - 05:31 WIB
loading...
Jenderal TNI Pemilik...
Batalyon Raider merupakan salah satu pasukan elite yang dimiliki TNI AD. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Tidak banyak Jenderal TNI yang memiliki brevet kualifikasi Raider. Sejak dibentuk pada 2003, tercatat hanya ada lima Jenderal TNI pemilik brevet pasukan elite di TNI Angkatan Darat (AD).

Brevet adalah atribut yang menunjukkan kemampuan sekaligus penghargaan pada bidang tertentu di dunia militer, khususnnya TNI. Tetapi brevet dapat diberikan kepada kalangan militer maupun nonmiliter yang dianggap layak dan berjasa kepada TNI.

"Raider merupakan salah satu pasukan khusus. Satu batalyon pasukan Raider kemampuan dan keterampilannya setara dengan tiga pasukan Batalyon infanteri biasa," bunyi keterangan tertulis di laman resmi Kementerian Pertahanan (Kemhan), Selasa (19/9/2023).



Pasukan Raider yang dibentuk pada pada 22 Desember 2003. Berawal dari niat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu yang ingin membentuk pasukan elite di seluruh Kodam.

Dalam satu Kodam biasanya memiliki satu unit pasukan Raider. Pasukan ini mampu beroperasi dalam unit kecil, rahasia dan mendadak. Mereka juga mampu melaksanakan operasi penyergapan, penghancuran komando musuh, dan pembebasan tawanan dengan cepat dan senyap.

Berikut Jenderal TNI yang memiliki brevet kualifikasi Raider:

Jenderal TNI Pemilik Brevet Kualifikasi Raider, Nomor 5 Penggagas sekaligus Menantu Wapres

1. Jenderal TNI Dudung Abdurachman

Abituren Akademi Militer (Akmil) 1988 yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) merupakan salah satu Jenderal TNI yang memiliki brevet kualifikasi Raider.

Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat 19 November 1965 merupakan Perwira Tinggi (Pati) yang memiliki karier militer cukup cemerlang. Selama mengabdi di TNI, berbagai jabatan strategis pernah diembannya.

Dudung pernah menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas, Dandim 0418/Palembang. Tak hanya itu, dia juga pernah menjabat Wagub Akmil (2015-2016), Staf Khusus KSAD (2016-2017), Gubernur Akmil (2018-2020), dan Pangdam Jaya sejak 2020 hingga 2021.

Pada 2021, Dudung dipercaya memegang posisi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Selanjutnya, Dudung diangkat sebagai KSAD dan menjadi orang nomor satu di Angkatan Darat (AD).

Selain brevet kualifikasi Raider, Dudung juga memiliki brevet kualifikasi Komando Kopassus, brevet kualifikasi Para Raider, brevet kualifikasi Cakra Kostrad, Brevet Para Utama, Brevet Kualifikasi Penanggulangan Teror (Gultor), brevet kualifikasi Intai Tempur (Taipur).

Jenderal TNI Pemilik Brevet Kualifikasi Raider, Nomor 5 Penggagas sekaligus Menantu Wapres

2. Jenderal TNI (Purn) George Toisutta

Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan pada 1 Juni 1953 juga merupakan Jenderal TNI yang memiliki brevet kualifikasi Raider. Sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-26, kepemilikan brevet tersebut sangat lumrah.

Sebab, Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1976 dari kesatuan Infanteri ini pernah mengikuti pendidikan Raider. Selama meniti kariernya di TNI, George Toisutta pernah mengemban sejumlah jabatan penting di antaranya, Danrindam II/Sriwijaya, Danrem 051/Wijayakarta Kodam Jaya, dan Danpuslatpur Kodiklatad.

Bintang emas di pundaknya pecah menjadi Brigjen TNI, saat George Toisutta dipercaya menduduki jabatan Kasdivif 1/Kostrad, kemudian Kasgartap 1/Kodam Jaya, dan Kasdam Jaya. Karier militer George Toisutta terus meningkat. Dia kemudian diangkat jadi Panglima Komando Operasi (Pangkoops) TNI di Aceh, Panglima Divisi 1/Kostrad, Pangdam XVII/Trikora, Pangdam III/Siliwangi.

Selanjutnya, Pangkostrad dan puncaknya George diangkat menjadi KSAD. George Toisutta meninggal dunia pada Rabu, 12 Juni 2019 Pukul 05.26 WIB saat menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. George Toisutta selanjutnya dimakamkan di TPU Dadi Kota Makassar, di samping makam Ibundanya.

Selain brevet kualifikasi Raider, George Toisutta juga memiliki brevet kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Hiu Kencana, Brevet Para Dasar, Wing Penerbang TNI AD, Wing Penerbang TNI AU serta Brevet Kualifikasi Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus.

Jenderal TNI Pemilik Brevet Kualifikasi Raider, Nomor 5 Penggagas sekaligus Menantu Wapres

3. Jenderal TNI (Purn) Agustadi Sasongko Purnomo

Agustadi Sasongko Purnomo merupakan Jenderal TNI yang juga memiliki brevet kualifikasi Raider. Lulusan terbaik Akmil 1974, penerima penghargaan Adhi Makayasa ini tercatat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-25.

Mengawali karier militernya sebagai Danton 3/A Yonif Linud 305/17/I/Kostrad pada 1975, pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur pada 6 Agustus 1952 merupakan prajurit TNI AD yang kenyang dengan pengalaman tempur di medan operasi. Di antaranya, Operasi Seroja di Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste dan operasi penumpasan kelompok bersenjatan di Aceh.

Keberhasilannya menjalankan tugas operasi membuat karier Agustadi dipercaya menduduki jabatan penting di tubuh TNI. Di antaranya, Dandim 0106/Aceh, kemudian Waasops Kasdam I/BB. Sempat menjadi anggota DPR RI Fraksi ABRI pada masa Orde Baru (Orba), Agustadi kemudian kembali ke struktur TNI dengan menjabat sebagai Pangdivif 2/Kostrad, selanjutnya Pangdam XVI/Pattimura, Pangdam Jaya, Sesmenko Polhukam, dan puncaknya menjadi KSAD.

Selain brevet kualifikasi Raider, Agustadi juga memiliki sejumlah brevet bergengsi lainnya yakni, Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Para Utama, Brevet Kualifikasi Mobil Udara.

Jenderal TNI Pemilik Brevet Kualifikasi Raider, Nomor 5 Penggagas sekaligus Menantu Wapres

4. Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso

Abituren Akmil 1975 dari satuan Infanteri ini juga tercatat sebagai Jenderal TNI yang memiliki brevet kualifikasi Raider. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-24 ini merupakan salah satu tokoh militer di Indonesia yang cukup dihormati dan disegani.

Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah pada 8 September 1952 ini banyak mengikuti pendidikan militer di antaranya, Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (Sussarcabif), Kursus Lanjutan Perwira Tempur (Suslapapur), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), dan Lemhannas. Termasuk S1 Sarjana Ilmu Politik dan S2 Manajemen Politik di Universitas Terbuka, Jakarta.

Karier militer Djoko Santoso terbilang cemerlang. Berbagai jabatan strategis di TNI pernah dicicipinya. Di antaranya, Waassospol Kassospol ABRI, Waassospol Kaster ABRI, Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro. Karier Djoko Santoso terus meningkat, dia kemudian dipercaya menduduki jabatan Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad, Pangdam XVI/Pattimura, Pangdam Jaya, kemudian Wakil KSAD. Bintang emas di pundaknya semakin lengkap dengan diangkat sebagai KSAD dan puncaknya dia diangkat menjadi Panglima TNI, jabatan tertinggi dalam struktur militer.

Banyaknya jabatan yang diemban, membuat Djoko memiliki banyak brevet. Tercatat ada 48 brevet yang dimiliki Djoko Santoso di antaranya, Brevet Penerbang Helikopter, Brevet Sniper, Brevet Airborne, Brevet Scuba Diving, Brevet Freefall, Brevet Counter-Terrorism, Brevet Sniper, Brevet Infanteri, Brevet Kavaleri, Brevet Intelijen. Termasuk Brevet Roket, Brevet Brevet Satgas Operasi Seroja, Brevet Satgas Operasi Mandala, Brevet Satgas Operasi Gajah Mada, Brevet Satgas Operasi Mumbaki dan sebagainya.

Jenderal TNI Pemilik Brevet Kualifikasi Raider, Nomor 5 Penggagas sekaligus Menantu Wapres

5. Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu

Ryamizard Ryacudu merupakan Jenderal TNI sekaligus orang pertama yang memiliki brevet kualifikasi Raider. Hal itu wajar sebab abituren Akmil 1974 ini merupakan penggagas Batalyon Raider itu sendiri. Tak heran jika Ryamizard disebut sebagai Bapak Pendiri Batalyon Raider.

Pembentukan pasukan Raider oleh Ryamizard berawal dari pengalamannya dalam medan operasi. Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan 21 April 1950 ini melihat perlunya pasukan kecil yang mampu bergerak cepat dan senyap.

Suami dari Nora Tristyana, putri Jenderal TNI Try Sutrisno yang merupakan Wapres Soeharto ini kemudian mengambil 8 batalyon infanteri Kodam serta 2 batalyon infanteri Kostrad non Lintas Udara (Linud). Mereka kemudian dilatih kemampuan antiteror di Pusdikpassus milik Kopassus. Termasuk kemampuan lainnya.

Dengan pendidikan dan pelatihan tersebut, pasukan Raider menguasai tiga kemampuan yakni, kemampuan sebagai pasukan antiteroris untuk pertempuran jarak dekat. Termasuk Kemampuan sebagai pasukan lawan gerilya dengan mobilitas tinggi, dan melakukan pertempuran-pertempuran berlanjut (panjang).

Ide dan loyalitas Ryamizard dalam membangun prajurit TNI AD yang andal membuatnya dipercaya menduduki sejumlah jabatan strategis di tubuh TNI. Di antaranya, Panglima Divif 2/Kostrad, Kepala Staf Kostrad kemudian Pangdam V/Brawijaya.

Kariernya semakin mentereng setelah diangkat menjadi Pangdam Jaya/Jayakarta, kemudian Pangkostrad sebelum akhirnya diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 2002 hingga 2005.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1315 seconds (0.1#10.140)