4 Fakta Oerip Soemohardjo, Eks Perwira KNIL yang Menjadi Jenderal TNI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Oerip Soemohardjo mungkin sudah tidak asing bagi sebagian masyarakat Tanah Air. Dia merupakan salah seorang tokoh militer yang pernah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 1964.
Pada riwayatnya, Oerip menjadi salah satu pejuang yang memiliki andil dalam pendirian angkatan bersenjata di Indonesia. Bukan orang baru, hubungannya dengan militer telah terjalin sejak akhir era pendudukan Belanda.
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Oerip Soemohardjo ini? Untuk mengenalnya lebih jauh, simak ulasannya berikut.
Oerip Soemohardjo lahir dengan nama Muhammad Sidik. Dia lahir di Sindurjan, Purworejo, pada 22 Februari 1893.
Melihat latar belakang keluarganya, Sidik berasal dari keluarga priyayi. Ayahnya yang bernama Sumoharjo adalah seorang mantri guru HIS. Sedangkan ibunya merupakan putri Bupati Trenggalek.
Mengutip Repository Kemdikbud, Senin (18/9/2023), Sidik tumbuh lebih menonjol dibandingkan teman-temannya sejak kecil. Segera setelahnya dia sering menjadi pemimpin gerombolan anak-anak itu.
Dalam kesehariannya, Sidik tumbuh menjadi seseorang yang pemberani. Namun, dia juga cenderung nakal dan kerap bertingkah buruk.
Suatu hari, Sidik jatuh dari pohon dan sempat tak sadarkan diri. Malapetaka yang menimpanya ini dilaporkan orang tuanya ke Tumenggung Widjojokoesoemo.
Mendengar kabar tersebut, kakeknya itu mengirim utusan ke Purworejo. Setelahnya, dia memberitahukan kepada orang tua Sidik agar nama anak itu diganti menjadi Oerip dengan harapan akan hidup terus.
Sekadar informasi, menurut kepercayaan sebagian orang Indonesia, apabila ada seorang anak yang sangat nakal atau sering sakit-sakitan, maka nama anak itu harus diganti.
Ternyata pergantian nama ini tidak mengubah tingkah laku Oerip. Setelahnya, dia masih saja kerap menjadi bocah nakal dan pemimpin gerombolannya.
Melihat tingkah laku Oerip yang belum berubah, orang tuanya memutuskan untuk memasukkannya ke sekolah. Pasca menuntaskan pendidikan dasar dan memperdalam bahasa Belanda, dia masuk OSVIA atau Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi.
Namun, pendidikannya terganggu pasca ibunya meninggal dunia. Pasca kepergian sang ibu, Oerip menjadi pendiam dan mengalami kesedihan.
Pada akhirnya, Oerip memutuskan untuk terjun ke dunia militer. Segeralah dia menuju Jakarta dan mendaftar Sekolah Militer di Jatinegara.
Sempat mendapat penolakan dari sang ayah, namun Oerip tetap bersiteguh kepada keputusannya. Beberapa tahun berlatih, dia akhirnya dilantik menjadi perwira KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda) dengan pangkat Letnan Dua.
Sepanjang menjadi serdadu KNIL, Oerip Soemohardjo telah banyak mendapat penugasan beragam. Namun, pasca Belanda mengalami kekalahan, Jepang menawan para tentara Belanda, termasuk Oerip.
Beberapa waktu setelahnya, Oerip dibebaskan oleh Jepang. Sempat ditawari untuk bergabung, dia menolaknya dan memilih pergi ke Gentan untuk menjadi petani.
Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Oerip heran mengapa pemerintah tak kunjung membentuk angkatan perang untuk menghadapi ancaman. Untungnya, pemerintah akhirnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Saat itu, pemerintah mengumpulkan bekas-bekas serdadu KNIL yang bersedia bergabung TKR. Pada pemanggilan ini, nama Oerip tak luput menjadi salah satu yang terdaftar.
Beberapa waktu setelah berdirinya TKR, Oerip Soemohardjo ditunjuk menjadi Kepala Staf Umum. Momen ini menandai juga kembalinya Oerip ke dunia militer.
Oerip Soemohardjo wafat pada 17 November 1948. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Melihat kontribusi dalam perjuangannya demi bangsa Indonesia, Oerip mendapat banyak penghargaan. Di antaranya seperti Bintang Sakti (1959), Bintang Mahaputra (1960), Bintang Republik Indonesia Adipurna (1967), dan lain sebagainya.
Kemudian, Oerip juga mendapat kenaikan pangkat dari Letnan Jenderal menjadi Jenderal Anumerta. Tak hanya itu, pada tanggal 10 Desember 1964, dia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 314 Tahun 1964.
Itulah sejumlah fakta dari Oerip Soemohardjo yang menarik diketahui.
Lihat Juga: TNI Bentuk Satgas Tindak Prajurit Terlibat Judi Online, Narkoba, Penyelundupan, dan Korupsi
Pada riwayatnya, Oerip menjadi salah satu pejuang yang memiliki andil dalam pendirian angkatan bersenjata di Indonesia. Bukan orang baru, hubungannya dengan militer telah terjalin sejak akhir era pendudukan Belanda.
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Oerip Soemohardjo ini? Untuk mengenalnya lebih jauh, simak ulasannya berikut.
Fakta Oerip Soemohardjo
1. Pernah Berganti Nama
Oerip Soemohardjo lahir dengan nama Muhammad Sidik. Dia lahir di Sindurjan, Purworejo, pada 22 Februari 1893.
Melihat latar belakang keluarganya, Sidik berasal dari keluarga priyayi. Ayahnya yang bernama Sumoharjo adalah seorang mantri guru HIS. Sedangkan ibunya merupakan putri Bupati Trenggalek.
Mengutip Repository Kemdikbud, Senin (18/9/2023), Sidik tumbuh lebih menonjol dibandingkan teman-temannya sejak kecil. Segera setelahnya dia sering menjadi pemimpin gerombolan anak-anak itu.
Dalam kesehariannya, Sidik tumbuh menjadi seseorang yang pemberani. Namun, dia juga cenderung nakal dan kerap bertingkah buruk.
Suatu hari, Sidik jatuh dari pohon dan sempat tak sadarkan diri. Malapetaka yang menimpanya ini dilaporkan orang tuanya ke Tumenggung Widjojokoesoemo.
Mendengar kabar tersebut, kakeknya itu mengirim utusan ke Purworejo. Setelahnya, dia memberitahukan kepada orang tua Sidik agar nama anak itu diganti menjadi Oerip dengan harapan akan hidup terus.
Sekadar informasi, menurut kepercayaan sebagian orang Indonesia, apabila ada seorang anak yang sangat nakal atau sering sakit-sakitan, maka nama anak itu harus diganti.
Ternyata pergantian nama ini tidak mengubah tingkah laku Oerip. Setelahnya, dia masih saja kerap menjadi bocah nakal dan pemimpin gerombolannya.
2. Masuk Militer
Melihat tingkah laku Oerip yang belum berubah, orang tuanya memutuskan untuk memasukkannya ke sekolah. Pasca menuntaskan pendidikan dasar dan memperdalam bahasa Belanda, dia masuk OSVIA atau Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi.
Namun, pendidikannya terganggu pasca ibunya meninggal dunia. Pasca kepergian sang ibu, Oerip menjadi pendiam dan mengalami kesedihan.
Baca Juga
Pada akhirnya, Oerip memutuskan untuk terjun ke dunia militer. Segeralah dia menuju Jakarta dan mendaftar Sekolah Militer di Jatinegara.
Sempat mendapat penolakan dari sang ayah, namun Oerip tetap bersiteguh kepada keputusannya. Beberapa tahun berlatih, dia akhirnya dilantik menjadi perwira KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda) dengan pangkat Letnan Dua.
3. Bergabung dengan TKR
Sepanjang menjadi serdadu KNIL, Oerip Soemohardjo telah banyak mendapat penugasan beragam. Namun, pasca Belanda mengalami kekalahan, Jepang menawan para tentara Belanda, termasuk Oerip.
Beberapa waktu setelahnya, Oerip dibebaskan oleh Jepang. Sempat ditawari untuk bergabung, dia menolaknya dan memilih pergi ke Gentan untuk menjadi petani.
Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Oerip heran mengapa pemerintah tak kunjung membentuk angkatan perang untuk menghadapi ancaman. Untungnya, pemerintah akhirnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Saat itu, pemerintah mengumpulkan bekas-bekas serdadu KNIL yang bersedia bergabung TKR. Pada pemanggilan ini, nama Oerip tak luput menjadi salah satu yang terdaftar.
Beberapa waktu setelah berdirinya TKR, Oerip Soemohardjo ditunjuk menjadi Kepala Staf Umum. Momen ini menandai juga kembalinya Oerip ke dunia militer.
4. Penghargaan
Oerip Soemohardjo wafat pada 17 November 1948. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Melihat kontribusi dalam perjuangannya demi bangsa Indonesia, Oerip mendapat banyak penghargaan. Di antaranya seperti Bintang Sakti (1959), Bintang Mahaputra (1960), Bintang Republik Indonesia Adipurna (1967), dan lain sebagainya.
Kemudian, Oerip juga mendapat kenaikan pangkat dari Letnan Jenderal menjadi Jenderal Anumerta. Tak hanya itu, pada tanggal 10 Desember 1964, dia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 314 Tahun 1964.
Itulah sejumlah fakta dari Oerip Soemohardjo yang menarik diketahui.
Lihat Juga: TNI Bentuk Satgas Tindak Prajurit Terlibat Judi Online, Narkoba, Penyelundupan, dan Korupsi
(okt)