5 Fakta I Gusti Ngurah Rai, dari Panglima hingga Menjadi Pahlawan Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - I Gusti Ngurah Rai merupakan salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Pulau Bali . Beliau menjadi salah satu pahlawan yang sangat berjasa dan berperan penting dalam keberlangsungan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Dengan dedikasi yang luar biasa kepada negara, Ngurah Rai mampu menggerakan segenap pasukannya. Sikap nasionalismenya tak perlu diragukan lagi. Dirinya tak pernah berpihak kepada siapapun, selain kemerdekaan Indonesia.
Namun sebelum membentuk itu, Ngurah Rai telah lebih dulu membentuk pasukan militer yang terdiri dari 13 kompi yang kemudian dijadikan subbagian struktural dari TKR oleh Gubernur I Ketut Pudja. Bersamaan dengan itu dirinya juga ditunjuk sebagai panglima pasukan itu.
Mendengar daerah kelahirannya mendapat ancaman, Ngurah Rai beserta pasukannya pun kembali ke Pulau Bali untuk melakukan perlawanan. Mengetahui jumlah pasukannya tidak seimbang, Panglima tentara Kepulauan Sunda Kecil itu beserta pasukannya pun melakukan siasat perang gerilya di sebagian pegunungan Bali.
Barak dari polisi kolonial di kabupaten Tabanan dianggap sebagai target yang paling nyaman karena banyak senjata disimpan di sana dan kepala polisi bernama Wagimin adalah pendukung rahasia dan informan dari gerilyawan kala itu.
Selain itu namanya juga diabadikan menjadi nama Bandara Internasional Bali, Universitas, Stadion hingga nama KRI TNI Angkatan Laut.
Kemudian pada tahun 1975, Presiden Soeharto menyatakan Brigadir Jenderal I Gusti Ngurah Rai dinyatakan sebagai pahlawan nasional. Hal itu berdasarkan kepada Surat Keputusan Presiden Nomor 06 tanggal 9 Agustus tahun 1975.
Dengan dedikasi yang luar biasa kepada negara, Ngurah Rai mampu menggerakan segenap pasukannya. Sikap nasionalismenya tak perlu diragukan lagi. Dirinya tak pernah berpihak kepada siapapun, selain kemerdekaan Indonesia.
Fakta I Gusti Ngurah Rai
Berikut ini lima fakta menarik dari I Gusti Ngurah Rai:1. Pendiri dan Panglima Satuan Angkatan Bersenjata Pertama di Kepulauan Sunda Kecil
Pada awal kemerdekaan Indonesia, pemerintah Indonesia melalui Presiden Soekarno membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang menjadi pendahulu dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.Namun sebelum membentuk itu, Ngurah Rai telah lebih dulu membentuk pasukan militer yang terdiri dari 13 kompi yang kemudian dijadikan subbagian struktural dari TKR oleh Gubernur I Ketut Pudja. Bersamaan dengan itu dirinya juga ditunjuk sebagai panglima pasukan itu.
2. Pemimpin Pasukan Gerilya di Bali
Pada saat Ngurah Rai dan pasukannya berangkat ke Pulau Jawa, Bali kemudian mendapat serangan dari Belanda sekaligus tekanan dari Inggris yang memaksa Gubernur I Ketut Pudja menyerahkan wilayah kekuasaannya itu.Mendengar daerah kelahirannya mendapat ancaman, Ngurah Rai beserta pasukannya pun kembali ke Pulau Bali untuk melakukan perlawanan. Mengetahui jumlah pasukannya tidak seimbang, Panglima tentara Kepulauan Sunda Kecil itu beserta pasukannya pun melakukan siasat perang gerilya di sebagian pegunungan Bali.
3. Pernah Melucuti Senjata Tentara NICA
Menyadari bahwa persenjataan yang dimilikinya tidak cukup untuk melakukan serangan gerilya yang berkepanjangan, Ngurah Rai akhirnya memutuskan untuk merebut sejumlah senjata dan amunisi dari musuh yakni tentara NICA.Barak dari polisi kolonial di kabupaten Tabanan dianggap sebagai target yang paling nyaman karena banyak senjata disimpan di sana dan kepala polisi bernama Wagimin adalah pendukung rahasia dan informan dari gerilyawan kala itu.
4. Namanya Diabadikan Pada Puluhan Monumen di Bali
Untuk mengenang jasa-jasanya, nama I Gusti Ngurah Rai kemudian diabadikan menjadi berbagai monumen yang tersebar di Pulau Bali. contohnya museum Markas Bersama Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia di Munduk Malang dan Museum negara di Carangsari atau desa kelahiran Ngurah Rai.Selain itu namanya juga diabadikan menjadi nama Bandara Internasional Bali, Universitas, Stadion hingga nama KRI TNI Angkatan Laut.
5. Menjadi Pahlawan Nasional
Gugur saat melawan Belanda letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai pun kemudian secara anumerta dianugerahi salah satu penghargaan militer tertinggi negara Indonesia dan dipromosikan dengan pangkat Brigadir Jenderal pada tahun 1954.Kemudian pada tahun 1975, Presiden Soeharto menyatakan Brigadir Jenderal I Gusti Ngurah Rai dinyatakan sebagai pahlawan nasional. Hal itu berdasarkan kepada Surat Keputusan Presiden Nomor 06 tanggal 9 Agustus tahun 1975.
(bim)