Ikatan Ahli Kesehatan Sebut Protokol Kesehatan Tak Berjalan di Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dedi Supratman mengungkapkan, sebenarnya cara memutus penularan Covid-19 cukup sederhana. Pertama, menggunakan masker karena penularan virus Corona (Covid-19) melalui droplet (tetesan atau cipratan) dari batuk dan bersin.
Kedua, menjaga jarak minimal satu meter, karena penularannya melalui kontak dekat personal (menyentuh atau menjabat tangan). Ketiga, selalu mencuci tangan karena penularannya juga melalui benda atau permukaan yang terdapat virus di sana dan kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata. (Baca juga: Kesadaran Masyarakat Jalankan Protokol Kesehatan Covid-19 Masih Rendah)
"Tapi faktanya tidak berjalan dengan baik. Misalnya jaga jarak, transportasi publiknya belum mendukung," ujar Dedi Supratman dalam diskusi daring Policy Center ILUNI UI bertajuk Meninjau Kebijakan Transisi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Sabtu (1/8/2020). (Baca juga: Perkuat Imunitas, Ratusan Kader Ansor Gowes Keliling Jakarta)
Dia pun menyoroti klaster perkantoran yang menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. "Bukan soal kantornya saja, tapi yang harus dilihat bagaimana dia berangkat ke kantor, transportasi publiknya mendukung enggak? Lalu, saat makan siang, saat pulang juga bagaimana," tuturnya.
Sehingga, kata dia, selain protokol kesehatan di perkantoran, bagaimana karyawan berangkat maupun pulang kerja harus menjadi perhatian. "Jika pemerintah tidak mengantisipasi itu, maka sangat mungkin terjadi klaster perkantorannya semakin banyak jumlahnya," katanya.
Kedua, menjaga jarak minimal satu meter, karena penularannya melalui kontak dekat personal (menyentuh atau menjabat tangan). Ketiga, selalu mencuci tangan karena penularannya juga melalui benda atau permukaan yang terdapat virus di sana dan kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata. (Baca juga: Kesadaran Masyarakat Jalankan Protokol Kesehatan Covid-19 Masih Rendah)
"Tapi faktanya tidak berjalan dengan baik. Misalnya jaga jarak, transportasi publiknya belum mendukung," ujar Dedi Supratman dalam diskusi daring Policy Center ILUNI UI bertajuk Meninjau Kebijakan Transisi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Sabtu (1/8/2020). (Baca juga: Perkuat Imunitas, Ratusan Kader Ansor Gowes Keliling Jakarta)
Dia pun menyoroti klaster perkantoran yang menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. "Bukan soal kantornya saja, tapi yang harus dilihat bagaimana dia berangkat ke kantor, transportasi publiknya mendukung enggak? Lalu, saat makan siang, saat pulang juga bagaimana," tuturnya.
Sehingga, kata dia, selain protokol kesehatan di perkantoran, bagaimana karyawan berangkat maupun pulang kerja harus menjadi perhatian. "Jika pemerintah tidak mengantisipasi itu, maka sangat mungkin terjadi klaster perkantorannya semakin banyak jumlahnya," katanya.
(cip)