Pasca-Interfaith Forum G20 di India 2023: Beberapa Refleksi

Selasa, 12 September 2023 - 12:37 WIB
loading...
Pasca-Interfaith Forum G20 di India 2023: Beberapa Refleksi
Ridwan, Dosen Universitas Islam Internasional Indonesia. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
Ridwan
Dosen Universitas Islam Internasional Indonesia Pengurus Mata Garuda 2022-2024.

ARGUMEN apa yang mendasari pelaksanaan Interfaith Forum G20 (IF G20) di India 2023? Pertanyaan ini penting diajukan oleh karena dunia saat ini sedang dirundung pelbagai krisis. Termasuk konflik kekerasan, perluasan ketidakadilan dan krisis iklim berkelanjutan, hancurnya kepercayaan publik pada institusi publik lokal dan global.

Aneka tantangan tersebut telah menuntut kepemimpinan yang merangkul satu visi pragmatik dan etik, guna menjamin keterlibatan lintas sektor. Situasi dunia yang “sedang tidak baik-baik” inilah yang menjadi dasar bagi IF G20, yang telah bekerja sama dengan MIT-World Peace University dan the Interfaith Alliance for Safer Communities, untuk menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertemuan lintas iman G20 ini.

Tulisan singkat ini. Karenanya ingin menelisik IF G20 2023 dari sebuah perspektif yang lebih luas, mencakup aspek historis IF G20, rangkaian pelaksanaan IF G20 sebelumnya, tema dan dinamika forum di India dan dampak IF G20 bagi dunia.

Secara historik, IF menawarkan satu platform tahunan di mana satu jaringan keagamaan yang terhubung kepada pelbagai institusi dan insiatif yang terkait dengan agenda-agenda global yaitu, Sustainable Development Goals (SDGs). Pertemuan tahunan KTT G20 adalah satu event yang penting untuk mendiskusikan pelbagai isu global prioritas.

Di mulai sejak 2008, dengan pelbagai platform (pertemuan tingkat menteri dan kelompok-kelompok yang terkait) yang memungkinkan pelbagai sektor dan komunitas yang berbeda untuk mempresentasikan ide dan rekomendasibagi para pemimpin dunia. IFP telah mulai beroperasi dan terlibat pada kegiatan G20 sejak tahun 2014 bertujuan memberikan kontribusi pada wawasan yang bermakna dan rekomendasi yang menyahuti dan membentuk agenda kebijakan global G20.

Keterkaitan antara IF dan G20, menurut Katherine Marshall, Wakil Presiden IF G20, “ide bahwa pengalaman dan suara dunia institusi agama dapat dan seharusnya menjadi bagian situasi dan implementasi agenda global”.

IF G20 telah dan sedang membangun peran utama bagi institusi keagamaan dan kepercayaan yang bermain dalam ranah urusan-urusan dunia, yang merefleksikan keragaman institusi, ide dan nilai yang kaya. Ini mencakup organisasi antariman dan dan antarbudaya, pemuka agama, sarjana dan entitas humanitarian dan pembangunan serta aktor masyarakat sipil dan bisnis.

Bermula di Australia, IF G20 diadakan yang bertujuan memberikan rekomendasi bagi para pemimpin dunia, termasuk sejumlah topik yang direkomendasikan para aktor agama. Setelah Australia, Turki tahun 2015, Cina tahun 2016, Jerman tahun 2017, Argentina tahun 2018, Jepang tahun 2019, Saudi Arabia tahun 2020, Italia tahun 2021.

IF G20 tidak melaksanakan pertemuan tahunannya di Indonesia, karena ada event khusus terkait G20, yaitu Religion Twenty (R20), yang dilaksanakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) dan Pemerintah Indonesia. R20 yang direncanakan juga akan berlangsung di India tahun 2023 tidak jadi dilaksanakan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1300 seconds (0.1#10.140)