5 Fakta Bambang Soegeng, Letjen TNI Kehormatan yang Pernah Menjadi KSAD ke-3
loading...
A
A
A
JAKARTA - Letjen TNI (Purn) Bambang Soegeng mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Dalam riwayatnya, Bambang Soegeng pernah menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat ( KSAD ) ke-3.
Bambang Soegeng lahir di Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah pada 31 Oktober 1913. Dia merupakan putra sulung dari enam bersaudara.
Bambang merintis karier militer ketika menyelesaikan pendidikan Opsir (Perwira) PETA di Gyugun Renseitai di Bogor pada 1934. Pada riwayatnya, dia telah banyak melalui jalan panjang hingga menjadi seorang KSAD di kemudian hari. Untuk mengenalnya lebih jauh, berikut sejumlah fakta dari Letjen (Purn) Bambang Soegeng.
Bambang Soegeng pernah menduduki sejumlah posisi strategis di militer. Mengutip buku ‘Profil Kepala Staf Angkatan Darat ke-1 s.d ke-26’ yang diterbitkan Dinas Sejarah Angkatan Darat, Bambang menjabat Komandan Resimen di Wonosobo pada 1945.
Beberapa tahun berselang, dia diangkat sebagai Panglima Divisi III dan Kepala Staf Umum dengan pangkat Letkol (1949). Kurang lebih setahun setelahnya, Bambang menjadi Panglima Divisi I/Brawijaya di Surabaya dengan pangkat Kolonel.
Seiring waktu, kariernya semakin moncer saja. Setelahnya sejumlah jabatan penting lain juga turut ditempati, termasuk KSAD.
Puncak karier militer Bambang Soegeng adalah ketika menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Dalam riwayatnya, dia ditunjuk menggantikan Abdul Haris Nasution yang sebelumnya menjabat KSAD ke-2.
Ketentuan ini tertuang pada Surat Keputusan Presiden Nomor 300 Tahun 1952 tertanggal 18 Desember 1952. Setelah itu, Bambang pun dilantik oleh Presiden Soekarno di Istana Negara.
Jabatan KSAD ini ditempati Bambang Soegeng dengan pangkat Mayor Jenderal. Posisi tersebut dijabat selama beberapa tahun hingga Mei 1955.
Bambang Soegeng juga memiliki sederet penghargaan dan tanda jasa yang diberikan pemerintah. Hal ini dilakukan atas jasa dan pengabdiannya terhadap bangsa dan negara.
Di antaranya Bintang Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi, Bintang Gerilya, Bintang Sewindu, Satya Lencana Kesetiaan VIII dan XVI Tahun, Satya Lencana Perang Kemerdekaan I dan II, dan sebagainya.
Pasca berhenti dari dinas militer, Bambang Soegeng juga sempat menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Vatikan (1956-1960). Kemudian, dia juga ditugaskan menjadi Dubes Indonesia untuk Jepang (1960-1964), serta Brasil (1964-1966).
Pada November 1997, Presiden Soeharto memberikan kenaikan pangkat kehormatan satu tingkat lebih tinggi. Hal ini membuat Bambang Soegeng memiliki pangkat terakhir Letnan Jenderal Kehormatan.
Itulah sejumlah fakta dari Letjen TNI (Purn) Bambang Soegeng yang menarik untuk diketahui.
Bambang Soegeng lahir di Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah pada 31 Oktober 1913. Dia merupakan putra sulung dari enam bersaudara.
Bambang merintis karier militer ketika menyelesaikan pendidikan Opsir (Perwira) PETA di Gyugun Renseitai di Bogor pada 1934. Pada riwayatnya, dia telah banyak melalui jalan panjang hingga menjadi seorang KSAD di kemudian hari. Untuk mengenalnya lebih jauh, berikut sejumlah fakta dari Letjen (Purn) Bambang Soegeng.
Fakta Bambang Soegeng
1. Riwayat Jabatan Militer
Bambang Soegeng pernah menduduki sejumlah posisi strategis di militer. Mengutip buku ‘Profil Kepala Staf Angkatan Darat ke-1 s.d ke-26’ yang diterbitkan Dinas Sejarah Angkatan Darat, Bambang menjabat Komandan Resimen di Wonosobo pada 1945.
Beberapa tahun berselang, dia diangkat sebagai Panglima Divisi III dan Kepala Staf Umum dengan pangkat Letkol (1949). Kurang lebih setahun setelahnya, Bambang menjadi Panglima Divisi I/Brawijaya di Surabaya dengan pangkat Kolonel.
Seiring waktu, kariernya semakin moncer saja. Setelahnya sejumlah jabatan penting lain juga turut ditempati, termasuk KSAD.
2. Ditunjuk Menjadi KSAD ke-3
Puncak karier militer Bambang Soegeng adalah ketika menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Dalam riwayatnya, dia ditunjuk menggantikan Abdul Haris Nasution yang sebelumnya menjabat KSAD ke-2.
Baca Juga
Ketentuan ini tertuang pada Surat Keputusan Presiden Nomor 300 Tahun 1952 tertanggal 18 Desember 1952. Setelah itu, Bambang pun dilantik oleh Presiden Soekarno di Istana Negara.
Jabatan KSAD ini ditempati Bambang Soegeng dengan pangkat Mayor Jenderal. Posisi tersebut dijabat selama beberapa tahun hingga Mei 1955.
3. Tanda Jasa
Bambang Soegeng juga memiliki sederet penghargaan dan tanda jasa yang diberikan pemerintah. Hal ini dilakukan atas jasa dan pengabdiannya terhadap bangsa dan negara.
Di antaranya Bintang Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi, Bintang Gerilya, Bintang Sewindu, Satya Lencana Kesetiaan VIII dan XVI Tahun, Satya Lencana Perang Kemerdekaan I dan II, dan sebagainya.
4. Karier Diplomat
Pasca berhenti dari dinas militer, Bambang Soegeng juga sempat menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Vatikan (1956-1960). Kemudian, dia juga ditugaskan menjadi Dubes Indonesia untuk Jepang (1960-1964), serta Brasil (1964-1966).
5. Diangkat Jadi Letjen Kehormatan
Pada November 1997, Presiden Soeharto memberikan kenaikan pangkat kehormatan satu tingkat lebih tinggi. Hal ini membuat Bambang Soegeng memiliki pangkat terakhir Letnan Jenderal Kehormatan.
Itulah sejumlah fakta dari Letjen TNI (Purn) Bambang Soegeng yang menarik untuk diketahui.
(okt)