51 Negara Dijadwalkan Hadiri KTT AIS Forum 2023 di Bali
loading...
A
A
A
"Sebagai negara pulau dan kepulauan, laut adalah tulang punggung, tidak hanya untuk perekonomian negara tersebut tetapi juga bagian dari kehidupan denyut nadi masyarakat yang tinggal di dalamnya. Oleh karena itu menjaga laut dan memanfaatkan laut secara berkelanjutan menjadi penting sekali," katanya.
Dalam konteks menjaga dan memanfaatkan laut secara berkelanjutan, dibutuhkan berbagai solusi pintar yang relevan dengan situasi saat ini. AIS Forum hadir untuk menawarkan dan mengerjakan solusi yang dapat diterapkan baik oleh negara maju maupun berkembang.
AIS Forum telah melakukan berbagai kegiatan di negara pulau dan kepulauan. Di antaranya pelatihan kewirausahaan bagi anak muda dan pelaku usaha di Vanuatu dan kerja sama di Fiji yakni menyebarkan alat pengukur kesehatan laut. Sepanjang 2023 ke depan, AIS Forum juga akan melakukan kegiatan di Jamaika, Guyana, Papua Nugini, hingga Britania Raya.
"Forum ini tidak hanya menjadi forum yang bertemu dalam setahun sekali, tetapi dirancang untuk melakukan kegiatan-kegiatan nyata bersama pemerintah dan pemangku kepentingan, terutama anak muda dan perempuan, untuk mengoptimalkan kontribusinya bersama-sama memecahkan masalah negara kepulauan seperti perubahan iklim, pencemaran laut terutama sampah plastik, hingga mengelola laut," kata Abdul Wahib.
Di sisi lain, Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan, Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sora Lokita menjelaskan tentang perjalanan kemunculan AIS Forum.
"Muncul idenya di tahun 2017, yang melihat Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia bisa kontribusi apa. Karena negara pulau atau kepulauan punya tantangan yang sama, tidak hanya soal potensi ekonomi biru, climate change, tetapi negara kepulauan tantangannya besar di soal konektivitas hingga masalah pemberdayaan masyarakat pesisir. Indonesia ingin membuat gerakan global dan berbagi cara-cara solusi inovatif yang bisa diterapkan di negara-negara kepulauan dan menghadapi tantangan bersama-sama," katanya.
Sora menjelaskan, kemunculan AIS Forum menjadi kesempatan bagi Indonesia kembali membuat pergerakan dalam lingkup global. AIS Forum merupakan sarana untuk membuat program kegiatan yang konkret dan menguntungkan bagi negara pulau atau kepulauan, serta para penduduknya.
"Target utama KTT AIS Forum nanti adalah leaders declaration, yang akan berisi harapan-harapan leader tentang bagaimana AIS Forum ini akan berkembang sebagai organisasi internasional yang dapat membantu para islander dan meningkatkan berbagai program yang telah dilakukan. Kita harus dukung karena AIS Forum ini suatu saat nanti akan menjadi kebanggaan kita sebagai wadah untuk memimpin gerakan global terkait isu kelautan," katanya.
Dalam konteks menjaga dan memanfaatkan laut secara berkelanjutan, dibutuhkan berbagai solusi pintar yang relevan dengan situasi saat ini. AIS Forum hadir untuk menawarkan dan mengerjakan solusi yang dapat diterapkan baik oleh negara maju maupun berkembang.
AIS Forum telah melakukan berbagai kegiatan di negara pulau dan kepulauan. Di antaranya pelatihan kewirausahaan bagi anak muda dan pelaku usaha di Vanuatu dan kerja sama di Fiji yakni menyebarkan alat pengukur kesehatan laut. Sepanjang 2023 ke depan, AIS Forum juga akan melakukan kegiatan di Jamaika, Guyana, Papua Nugini, hingga Britania Raya.
"Forum ini tidak hanya menjadi forum yang bertemu dalam setahun sekali, tetapi dirancang untuk melakukan kegiatan-kegiatan nyata bersama pemerintah dan pemangku kepentingan, terutama anak muda dan perempuan, untuk mengoptimalkan kontribusinya bersama-sama memecahkan masalah negara kepulauan seperti perubahan iklim, pencemaran laut terutama sampah plastik, hingga mengelola laut," kata Abdul Wahib.
Di sisi lain, Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan, Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sora Lokita menjelaskan tentang perjalanan kemunculan AIS Forum.
"Muncul idenya di tahun 2017, yang melihat Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia bisa kontribusi apa. Karena negara pulau atau kepulauan punya tantangan yang sama, tidak hanya soal potensi ekonomi biru, climate change, tetapi negara kepulauan tantangannya besar di soal konektivitas hingga masalah pemberdayaan masyarakat pesisir. Indonesia ingin membuat gerakan global dan berbagi cara-cara solusi inovatif yang bisa diterapkan di negara-negara kepulauan dan menghadapi tantangan bersama-sama," katanya.
Sora menjelaskan, kemunculan AIS Forum menjadi kesempatan bagi Indonesia kembali membuat pergerakan dalam lingkup global. AIS Forum merupakan sarana untuk membuat program kegiatan yang konkret dan menguntungkan bagi negara pulau atau kepulauan, serta para penduduknya.
"Target utama KTT AIS Forum nanti adalah leaders declaration, yang akan berisi harapan-harapan leader tentang bagaimana AIS Forum ini akan berkembang sebagai organisasi internasional yang dapat membantu para islander dan meningkatkan berbagai program yang telah dilakukan. Kita harus dukung karena AIS Forum ini suatu saat nanti akan menjadi kebanggaan kita sebagai wadah untuk memimpin gerakan global terkait isu kelautan," katanya.
(abd)