Mengenal Alat Musik Sasando Bersama Nusa Tuak dan Andovi Da Lopez
loading...
A
A
A
Nusa Tuak merupakan grup musik yang berupaya untuk mengenalkan alat musik sasando ke masyarakat luas. Nusa Tuak berharap alunan sasando dapat dinikmati generasi muda bersama dengan musik modern.
Personel Nusa Tuak terdiri dari Ganzerlana, Izhu, Utha Takalapeta bermain sasando, Rico Matahelumual bermain hawaiian ambon, Utha sebagai bassist, Pepi sebagai drummer, Martin Koehuan sebagai gitaris, Firdha Rachmadani dan Pepi Toy sebagai vokalis, dan Dicky Dayu bermain suling.
“Penampilan dari Andovi da Lopez dan juga kelompok musik Nusa Tuak yang tidak hanya menghibur namun juga memberikan pengetahuan menarik mengenai alat musik sasando,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.
Selain memanjakan telinga para penikmat seni, Andovi da Lopez dan kelompok musik Nusa Tuak juga menjelaskan kepada penikmat seni tentang alat musik yang terbuat dari daun lontar yang melengkung dan berbentuk setengah lingkaran.
“Keduanya berhasil memukau para penikmat seni yang hadir. Semoga pementasan ini dapat menjadi sajian yang bermanfaat, menginspirasi dan juga menghibur bagi para penikmat seni,” pungkas Renitasari.
Dibuat dari Daun Lontar
Alat musik Sasando datang dari Kabupaten Rote Ndao, Nusa NTT. Alat musik ini adalah hasil kebudayaan penduduk lokal yang dikenal hingga mancanegara. Sasando dapat digunakan untuk musik pop, tradisional dan genre musik lainnya. Sasando sendiri merupakan alat musik berdawai yang dimainkan sambil dipetik, hampir sama dengan harpa dan kecapi. Akan tetapi, sasando mempunyai suara yang khas.
Sasando biasanya dipentaskan memakai kedua tangan dari arah yang berlawanan seperti memeluk. Tangan kanan digunakan untuk mementaskan akord, sementara tangan kiri digunakan untuk mementaskan bass/melodi. Sasando memerlukan teknik dan sinkronisasi agar menghasilkan suara yang merdu.
Personel Nusa Tuak terdiri dari Ganzerlana, Izhu, Utha Takalapeta bermain sasando, Rico Matahelumual bermain hawaiian ambon, Utha sebagai bassist, Pepi sebagai drummer, Martin Koehuan sebagai gitaris, Firdha Rachmadani dan Pepi Toy sebagai vokalis, dan Dicky Dayu bermain suling.
“Penampilan dari Andovi da Lopez dan juga kelompok musik Nusa Tuak yang tidak hanya menghibur namun juga memberikan pengetahuan menarik mengenai alat musik sasando,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.
Selain memanjakan telinga para penikmat seni, Andovi da Lopez dan kelompok musik Nusa Tuak juga menjelaskan kepada penikmat seni tentang alat musik yang terbuat dari daun lontar yang melengkung dan berbentuk setengah lingkaran.
“Keduanya berhasil memukau para penikmat seni yang hadir. Semoga pementasan ini dapat menjadi sajian yang bermanfaat, menginspirasi dan juga menghibur bagi para penikmat seni,” pungkas Renitasari.
Dibuat dari Daun Lontar
Alat musik Sasando datang dari Kabupaten Rote Ndao, Nusa NTT. Alat musik ini adalah hasil kebudayaan penduduk lokal yang dikenal hingga mancanegara. Sasando dapat digunakan untuk musik pop, tradisional dan genre musik lainnya. Sasando sendiri merupakan alat musik berdawai yang dimainkan sambil dipetik, hampir sama dengan harpa dan kecapi. Akan tetapi, sasando mempunyai suara yang khas.
Sasando biasanya dipentaskan memakai kedua tangan dari arah yang berlawanan seperti memeluk. Tangan kanan digunakan untuk mementaskan akord, sementara tangan kiri digunakan untuk mementaskan bass/melodi. Sasando memerlukan teknik dan sinkronisasi agar menghasilkan suara yang merdu.