Jumlah Zona Merah dan Orange Meningkat dalam Sepekan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa ada peningkatan jumlah daerah risiko tinggi atau zona merah dan risiko sedang atau zona orange. Terjadi kenaikan dari 6,81% pada minggu lalu menjadi 10,31% untuk zona merah. Sementara terjadi kenaikan dari 32,88% menjadi 35,99% untuk zona kuning.
“Kalau kita lihat jumlah kabupaten/kota zona merah berkembang dari minggu lalu ke minggu ini, dari 35 ke 53. Sedangkan kabupaten/kota dengan zona orange dari 169 menjadi 185. Ini bukan kabar yang menggembirakan dan ini perlu perhatian kita bersama,” katanya di Kantor Presiden, Senin (27/7/2020).
(Baca: DPR Akan Pantau Kinerja Komite Penanganan Covid-19)
Wiku menuturkan bahwa ada 14 kabupaten/kota yang selama tiga minggu ini terus berstatus risiko tinggi atau zona merah. Di antaranya Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Kota Semarang, Gresik, Banjar, Kota Banjar Baru, Tabalong, Banjarmasin dan Tanah Laut. Lalu Kota Mataram, Kota Jayapura, Deli Serdang dan Kota Medan.
“Kami mohon agar masyarakat bersama pemerintah daerah untuk lebih disiplin menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan agar kondisi ini bisa membaik,” ungkapnya.
Dia juga menyebutkan beberapa provinsi yang tinggal memiliki satu daerah berzona merah. Diantaranya Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan Bali.
“Kami mohon agar kota-kota tersebut bisa ditingkatkan praktik untuk protokol kesehatan yang ada di masyarakat agar bisa betul-betul bersih dari zona merah,” ujarnya.
(Baca: KPAI: Siswa-Guru Sekolah di Zona Hijau Juga Datang dari Zona Merah)
Wiku juga membeberkan provinsi dengan jumlah zona merah banyak. Antara lain Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Gorontalo, dan DKI Jakarta.
“Tentunya ini jadi pekerjaan berat untuk menjadi zonanya lebih baik. Ini memerlukan kerjasama bahu membahu dengan seluruh masyarakat untuk betul-betul disiplin menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya.
“Kalau kita lihat jumlah kabupaten/kota zona merah berkembang dari minggu lalu ke minggu ini, dari 35 ke 53. Sedangkan kabupaten/kota dengan zona orange dari 169 menjadi 185. Ini bukan kabar yang menggembirakan dan ini perlu perhatian kita bersama,” katanya di Kantor Presiden, Senin (27/7/2020).
(Baca: DPR Akan Pantau Kinerja Komite Penanganan Covid-19)
Wiku menuturkan bahwa ada 14 kabupaten/kota yang selama tiga minggu ini terus berstatus risiko tinggi atau zona merah. Di antaranya Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Kota Semarang, Gresik, Banjar, Kota Banjar Baru, Tabalong, Banjarmasin dan Tanah Laut. Lalu Kota Mataram, Kota Jayapura, Deli Serdang dan Kota Medan.
“Kami mohon agar masyarakat bersama pemerintah daerah untuk lebih disiplin menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan agar kondisi ini bisa membaik,” ungkapnya.
Dia juga menyebutkan beberapa provinsi yang tinggal memiliki satu daerah berzona merah. Diantaranya Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan Bali.
“Kami mohon agar kota-kota tersebut bisa ditingkatkan praktik untuk protokol kesehatan yang ada di masyarakat agar bisa betul-betul bersih dari zona merah,” ujarnya.
(Baca: KPAI: Siswa-Guru Sekolah di Zona Hijau Juga Datang dari Zona Merah)
Wiku juga membeberkan provinsi dengan jumlah zona merah banyak. Antara lain Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Gorontalo, dan DKI Jakarta.
“Tentunya ini jadi pekerjaan berat untuk menjadi zonanya lebih baik. Ini memerlukan kerjasama bahu membahu dengan seluruh masyarakat untuk betul-betul disiplin menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya.
(muh)