Kementan Dukung Penyuluh NTB Terapkan Pertanian Cerdas Iklim

Senin, 27 Juli 2020 - 16:50 WIB
loading...
Kementan Dukung Penyuluh NTB Terapkan Pertanian Cerdas Iklim
Kementan memberi dukungan kepada penyuluh pertanian di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menerapkan pertanian cerdas iklim, atau Climate Smart Agriculture (CSA)
A A A
NUSA TENGGARA BARAT - Kementerian Pertanian memberikan dukungan kepada penyuluh pertanian di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menerapkan pertanian cerdas iklim, atau Climate Smart Agriculture (CSA), yang merupakan bagian dari proyek Strategic Irrigation Modernization Urgent Rehabilitation Project (SIMURP).

Terlebih, para Penyuluh Pertanian di Nusa Tenggara Barat mengikuti Pelatihan Training of Trainer (ToT) Proyek SIMURP berbasis Climate Smart Agriculture (CSA), 27-30 Juli 2020, di Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB.

Kegiatan ini diikuti 28 peserta yang terdiri dari penyuluh pertanian pendamping lokasi SIMURP, koordinator penyuluh pertanian kecamatan dan penyuluh pertanian provinsi.

Hadir perwakilan dari BAPPEDA, Balai Wilayah Sungai (BWS), Dinas Pekerjaan Umum, BPTP Provinsi NTB, Dinas Pertanian Lombok Tengah. Pelaksanaan ToT dibuka Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB H.Husnul Fauzi.

NTB adalah salah satu dari 8 provinsi yang mendapatkan alokasi SIMURP. Lokasi kegiatan ini berada di Kabupaten Lombok Tengah. Salah satu kegiatan SIMURP pada tahun 2020 yakni melaksanakan ToT SIMURP berbasis CSA bagi penyuluh pertanian pendamping yang berada di lokasi SIMURP.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap penyuluh pertanian bisa menyerap banyak pengetahuan dari kegiatan ini.

"Penyuluh adalah garda terdepan pertanian Indonesia. Penyuluh berperan untuk mendampingi petani di lapangan memberikan masukan agar pertanian berjalan lancar dan produktivitas tidak terganggu," tuturnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menambahkan jika ToT bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta tentang pertanian cerdas iklim atau CSA, serta mempersiapkan peserta sebagai fasilitator kegiatan Training of Farmer (ToF).

"Pengetahuan penyuluh mengenai CSA SIMURP bisa dilaksanakan dengan berbagai kegiatan pelatihan. Mengapa CSA penting? Karena CSA bertujuan untuk meningkatkan produksi, Indeks Pertanaman, peningkatan pendapatan petani, serta menurunkan emisi gas rumah kaca. Jadi pertanian dilakukan dengan cerdas dalam mengantisipasi perubahan iklim”, tuturnya.

Ditambahkannya, ada banyak kegiatan yang bisa digelar untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penyuluh terhadap CSA SIMURP . Seperti pra-pelatihan melalui ToM, ToT, ToF berbasis CSA. Atau melalui kegiatan pasca pelatihan melalui Pengembangan Market Linkage.

Selain itu, Proyek SIMURP harus mampu memperkuat BPP. Sebab, program utama Kementerian pertanian dilaksanakan di BPP. Oleh karena itu, BPP yang telah menerima sarana IT tahun 2019 dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam menyediakan data-data pertanian yang terkoneksi dengan AWR Kementerian Pertanian.

“BPP rumahnya penyuluh, dan penerapan teknologi ke depannya BPP akan ramai karena adanya teknologi. Penyuluh harus memanfaatkan pelatihan ini dan bersungguh.sungguh untuk belajar agar dapat membantu petani dalam meningkatkan pendapatannya”, jelasnya.

Ditambahkanya, BPP berperan sebagai Pusat Data dan Informasi, BPP harus punya data-data yang berkaitan dengan kondisi BPP misalnya luas areal, jumlah poktan, gapoktan, komoditas. kemudian BPP juga menjadi gerakan pembangunan Pertanian, pusat pembelajaran, dengan memanfaatkan demplot dan penelitian.

Sementara Kadistan dan Bun Provinsi NTB H.Husnul Fauzi, berharap kegiatan TOT SIMURP Tahun 2020 dapat meningkatkan pemahaman penyuluh pertanian pendamping lokasi proyek SIMURP mengenai strategi pelaksanaan CSA.

Selain itu semoga dengan pelatihan ini dapat memberikan manfaat kepada penyuluh pertanian dalam meningkatkan pengetahuan tentang CSA dan dapat menjawab salah satu tantangan dalam peningkatan produksi pangan ditengah perubahan iklim yang berdampak terhadap keberlanjutan produksi pangan dan ketahanan pangan. (NF)
(alf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1912 seconds (0.1#10.140)