Satgas Akui Kasus Positif Corona Cenderung Meninggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui tren kasus positif corona cenderung makin tinggi. Hal itu didasarkan pada perkembangan data per 23 Juli 2020.
"Untuk itu kami ingin menyampaikan tentang perkembangan kasus positif Covid-19 per 23 Juli. Seperti bisa dilihat di dalam portal ataupun mungkin di dalam layar bahwa data-data yang ada yang terkait dengan kasus positif memang ada kecenderungan jumlahnya makin tinggi," ucapnya saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (24/7/2020). (Baca juga: Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Bakal Dilindungi Pemerintah)
Pada 23 Juli, kata Wiku, jumlah kasus positif Corona mencapai 1.906 orang. Jumlah ini lebih tinggi dibanding 14 Juli yang hanya 1.282 orang. "Namun demikian kalau kita melihat selama satu Minggu terakhir terlihat bahwa pada 9 Juli, jumlah kasusnya adalah 2.657. Data ini memang menjadi perhatian banyak pihak, tetapi perlu diingat pada saat itu terjadi kluster Secapa di Bandung di mana pada hari itu dilaporkan sejumlah 760 kasus positif dari 1.308 klaster Secapa. Sebagian sudah diumumkan beberapa hari sebelumnya dan sebagian dilaporkan pada hari-hari berikutnya," tutur Wiku. (Baca juga: Kuasai Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Sains Jadi Kunci Atasi Pandemi)
Melihat fenomena itu, Wiku berujar bahwa laporan kasus positif Corona sebenarnya belum bisa dilakukan setiap hari. Pasalnya, ada antrean dalam proses pelaporan kasus. "Hal ini menunjukkan bahwa laporan kasus itu belum bisa dilakukan setiap hari dites dan saat hari itu juga dilaporkan, mengingat ada antrean dalam pelaporan kasus terkait dengan uji laboratorium," katanya.
Begitu juga laporan dari daerah kepada Kementerian Kesehatan yang kemudian dilakukan proses verifikasi. ”Hal-hal seperti inilah yang ingin kita tingkatkan kinerjanya, dari kinerja laboratorium itu sendiri, kinerja pelaporan dan integrasi dan verifikasi data untuk bisa lebih cepat," kata Wiku.
"Untuk itu kami ingin menyampaikan tentang perkembangan kasus positif Covid-19 per 23 Juli. Seperti bisa dilihat di dalam portal ataupun mungkin di dalam layar bahwa data-data yang ada yang terkait dengan kasus positif memang ada kecenderungan jumlahnya makin tinggi," ucapnya saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (24/7/2020). (Baca juga: Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Bakal Dilindungi Pemerintah)
Pada 23 Juli, kata Wiku, jumlah kasus positif Corona mencapai 1.906 orang. Jumlah ini lebih tinggi dibanding 14 Juli yang hanya 1.282 orang. "Namun demikian kalau kita melihat selama satu Minggu terakhir terlihat bahwa pada 9 Juli, jumlah kasusnya adalah 2.657. Data ini memang menjadi perhatian banyak pihak, tetapi perlu diingat pada saat itu terjadi kluster Secapa di Bandung di mana pada hari itu dilaporkan sejumlah 760 kasus positif dari 1.308 klaster Secapa. Sebagian sudah diumumkan beberapa hari sebelumnya dan sebagian dilaporkan pada hari-hari berikutnya," tutur Wiku. (Baca juga: Kuasai Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Sains Jadi Kunci Atasi Pandemi)
Melihat fenomena itu, Wiku berujar bahwa laporan kasus positif Corona sebenarnya belum bisa dilakukan setiap hari. Pasalnya, ada antrean dalam proses pelaporan kasus. "Hal ini menunjukkan bahwa laporan kasus itu belum bisa dilakukan setiap hari dites dan saat hari itu juga dilaporkan, mengingat ada antrean dalam pelaporan kasus terkait dengan uji laboratorium," katanya.
Begitu juga laporan dari daerah kepada Kementerian Kesehatan yang kemudian dilakukan proses verifikasi. ”Hal-hal seperti inilah yang ingin kita tingkatkan kinerjanya, dari kinerja laboratorium itu sendiri, kinerja pelaporan dan integrasi dan verifikasi data untuk bisa lebih cepat," kata Wiku.
(cip)