Brevet Koleksi Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, dari Kopassus hingga US Army
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jenderal TNI (Purn) Riyamizard Ryacudu memiliki koleksi brevet yang tersemat di dada kiri dan kanan seragam tentaranya. Tak hanya dari dalam negeri, brevet yang dimiliki mantan Menteri Pertahanan (Menhan) itu juga berasal dari luar negeri.
Ryamizard Ryacudu merupakan perwira tinggi TNI Angkatan Darat (AD) lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) 1974. Sebelum menjabat Menhan di periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), prajurit TNI kelahiran Palembang, 21 April 1950 itu pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) di era Presiden Megawati Soekarnoputri. Juga menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) di zaman Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Putra Mayjen TNI (Purn) Musannif Ryacudu itu mengawali karier jabatan militer di Kodam XII/Tanjungpura. Antara lain menjadi Danton, Komandan Kompi Pelajar dan Secaba, serta Danyonif 641 dan 642. Ryamizard kemudian ditarik ke Kostrad untuk menjadi Kasi Operasi Brigif Linud 17/Kujang I, Wadan Yonif Linud 305/Tengkorak, Danyonif Linud 305/Tengkorak, dan Kepala Staf Brigif Linud 17/Kujang I.
Ryamizard sempat bertugas ke luar negeri menjadi Komandan Kontingen Garuda XII-B dan Komandan Sektor 5 Barat di Kamboja. Pulang dari luar negeri, ia dipercaya menjadi Komandan Korem 044/Garuda Dempo Kodam II/Sriwijaya, Kepala Staf Divif 2/Kostrad, Kepala Staf Kodam II/Sriwijaya, Panglima Divif 2/Kostrad, dan Kepala Staf Kostrad.
Kariernya terus menanjak. Ryamizard dipromosikan menjadi Pangdam V/Brawijaya, Pangdam Jaya/Jayakarta, Pangkostrad, dan KSAD. Setelah pensiun, orang dekat Megawati Soekarnoputri tersebut dipercaya menjabat Menhan oleh Presiden Jokowi di periode pertama kepemimpinannya.
Dari beragam tugas dan jabatan yang diemban, tak heran jika Ryamizard Ryacudu memiliki banyak brevet yang menempel di seragam tentaranya. Brevet merupakan atribut yang menunjukkan kemampuan sekaligus penghargaan pada bidang tertentu di dunia militer, khususnnya TNI. Brevet dapat diberikan kepada kalangan militer maupun nonmiliter yang dianggap layak dan berjasa kepada TNI.
Brevet ini memiliki empat elemen di dalamnya, yakni tulisan Komando, pisau komando, jangkar, dan api membara. Atribut ini diberikan kepada prajurit TNI yang telah menyelesaikan pendidikan komando di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat. Pendidikan yang berlangsung selama tujuh bulan ini meliputi pendidikan dasar, pelatihan di hutan, gunung, rawa, dan laut.
Di dalam brevet ini terdapat sangkur terhunus bermata dua dan lintasan kilat atau petir yang merupakan lambang Raider. Brevet diberikan kepada prajurit TNI AD yang telah lulus dari latihan selama dua bulan penuh. Prajurit yang menyandang brevet ini memiliki 3 kemampuan, yakni kemampuan sebagai pasukan anti-teroris untuk pertempuran jarak dekat,kemampuan sebagai pasukan lawan gerilya dengan mobilitas tinggi, dan kemampuan untuk melakukan pertempuran-pertempuran berlanjut (panjang).
Free Fall atau brevet terjun bebas didapat oleh seorang prajurit yang telah menempuh pelatihan khusus terjun bebas militer selama 1,5 bulan. Kursus meliputi pengetahuan alat dan kelengkapan free fall, teknik melipat payung, teknik keluar pesawat, teknik melayang, teknik kemudi/mendarat dan aplikasi penerjunan dengan teknik HAHO/HALO. Dilansir dari tni.mil.id, biasanya pelatihan ini dilakukan pada ketinggian 6.000 kaki di atas permukaan laut.
Ryamizard Ryacudu merupakan perwira tinggi TNI Angkatan Darat (AD) lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) 1974. Sebelum menjabat Menhan di periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), prajurit TNI kelahiran Palembang, 21 April 1950 itu pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) di era Presiden Megawati Soekarnoputri. Juga menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) di zaman Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Putra Mayjen TNI (Purn) Musannif Ryacudu itu mengawali karier jabatan militer di Kodam XII/Tanjungpura. Antara lain menjadi Danton, Komandan Kompi Pelajar dan Secaba, serta Danyonif 641 dan 642. Ryamizard kemudian ditarik ke Kostrad untuk menjadi Kasi Operasi Brigif Linud 17/Kujang I, Wadan Yonif Linud 305/Tengkorak, Danyonif Linud 305/Tengkorak, dan Kepala Staf Brigif Linud 17/Kujang I.
Ryamizard sempat bertugas ke luar negeri menjadi Komandan Kontingen Garuda XII-B dan Komandan Sektor 5 Barat di Kamboja. Pulang dari luar negeri, ia dipercaya menjadi Komandan Korem 044/Garuda Dempo Kodam II/Sriwijaya, Kepala Staf Divif 2/Kostrad, Kepala Staf Kodam II/Sriwijaya, Panglima Divif 2/Kostrad, dan Kepala Staf Kostrad.
Kariernya terus menanjak. Ryamizard dipromosikan menjadi Pangdam V/Brawijaya, Pangdam Jaya/Jayakarta, Pangkostrad, dan KSAD. Setelah pensiun, orang dekat Megawati Soekarnoputri tersebut dipercaya menjabat Menhan oleh Presiden Jokowi di periode pertama kepemimpinannya.
Dari beragam tugas dan jabatan yang diemban, tak heran jika Ryamizard Ryacudu memiliki banyak brevet yang menempel di seragam tentaranya. Brevet merupakan atribut yang menunjukkan kemampuan sekaligus penghargaan pada bidang tertentu di dunia militer, khususnnya TNI. Brevet dapat diberikan kepada kalangan militer maupun nonmiliter yang dianggap layak dan berjasa kepada TNI.
Berikut ini koleksi brevet Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu:
1. Brevet Kualifikasi Komando Kopassus
Brevet ini memiliki empat elemen di dalamnya, yakni tulisan Komando, pisau komando, jangkar, dan api membara. Atribut ini diberikan kepada prajurit TNI yang telah menyelesaikan pendidikan komando di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat. Pendidikan yang berlangsung selama tujuh bulan ini meliputi pendidikan dasar, pelatihan di hutan, gunung, rawa, dan laut.
2. Brevet Kualifikasi Raider
Di dalam brevet ini terdapat sangkur terhunus bermata dua dan lintasan kilat atau petir yang merupakan lambang Raider. Brevet diberikan kepada prajurit TNI AD yang telah lulus dari latihan selama dua bulan penuh. Prajurit yang menyandang brevet ini memiliki 3 kemampuan, yakni kemampuan sebagai pasukan anti-teroris untuk pertempuran jarak dekat,kemampuan sebagai pasukan lawan gerilya dengan mobilitas tinggi, dan kemampuan untuk melakukan pertempuran-pertempuran berlanjut (panjang).
3. Brevet Free Fall
Free Fall atau brevet terjun bebas didapat oleh seorang prajurit yang telah menempuh pelatihan khusus terjun bebas militer selama 1,5 bulan. Kursus meliputi pengetahuan alat dan kelengkapan free fall, teknik melipat payung, teknik keluar pesawat, teknik melayang, teknik kemudi/mendarat dan aplikasi penerjunan dengan teknik HAHO/HALO. Dilansir dari tni.mil.id, biasanya pelatihan ini dilakukan pada ketinggian 6.000 kaki di atas permukaan laut.