PDIP Akui Elektabilitas Ganjar Pranowo Perlu Terus Ditingkatkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) tidak berpuas diri merespons elektabilitas Ganjar Pranowo dalam simulasi tiga calon presiden (capres) yang diumumkan berbagai lembaga survei. Sebab, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu diyakini masih bisa ditingkatkan.
Politikus senior PDIP Andreas Hugo Pareira menjelaskan bahwa tugas Ganjar Pranowo, partai politik pendukung, dan para relawan bukan mempertahankan elektabilitas Ganjar saat ini. "Tapi perlu meningkatkan. Karena aspek popularitas Ganjar masih belum maksimal, artinya belum mendekati 100%," ujar Andreas dihubungi, Jumat (26/5/2023).
Dia mengatakan, tingkat popularitas Ganjar Pranowo harus di atas 95%. Jika itu tercapai, maka akan menyebabkan tingkat kesukaan yang semakin tinggi dan tentu mendorong pemilih untuk pada hari H memutuskan memilih Ganjar.
"Masih ada cukup waktu untuk meningkatkan kedikenalan Ganjar sebagai capres," ungkapnya.
Diketahui, Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru mengenai elektabilitas bakal capres 2024. Pada simulasi tiga nama bakal capres, Ganjar Pranowo mendapat dukungan 40%, lebih tinggi dari Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno mengapresiasi lembaga survei kredibel, karena hasil-hasil survei bisa jadi inspirasi untuk terus memperjuangkan Ganjar menjadi presiden pada Pilpres 2024. Akan tetapi, dia tidak mau mengambil kesimpulan dari berbagai hasil survei.
"Politik masih sangat dinamis. Silaturahmi, safari tokoh, orientasi dan narasi kerja sama atau koalisi, masih terus berlangsung. Jadi kita harus berlatih sabar. Jangan mengharap ayam berkokok sebelum fajar menyingsing," tutur Hendrawan.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menegaskan partainya akan tetap mendukung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. Arsul mengungkapkan, PPP tidak tertarik dengan wacana pembentukan koalisi besar yang merupakan penggabungan Koalisi Indonesia Bersatu-Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Arsul mengatakan, PPP telah mengambil sikap untuk menjalankan kerja sama politik dengan PDIP dengan mengusung Ganjar sebagai capres. "Kami belum atau tidak pernah sampai sekarang berpikir tentang bergeser atau berpindah," kata Arsul.
Politikus senior PDIP Andreas Hugo Pareira menjelaskan bahwa tugas Ganjar Pranowo, partai politik pendukung, dan para relawan bukan mempertahankan elektabilitas Ganjar saat ini. "Tapi perlu meningkatkan. Karena aspek popularitas Ganjar masih belum maksimal, artinya belum mendekati 100%," ujar Andreas dihubungi, Jumat (26/5/2023).
Dia mengatakan, tingkat popularitas Ganjar Pranowo harus di atas 95%. Jika itu tercapai, maka akan menyebabkan tingkat kesukaan yang semakin tinggi dan tentu mendorong pemilih untuk pada hari H memutuskan memilih Ganjar.
"Masih ada cukup waktu untuk meningkatkan kedikenalan Ganjar sebagai capres," ungkapnya.
Diketahui, Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru mengenai elektabilitas bakal capres 2024. Pada simulasi tiga nama bakal capres, Ganjar Pranowo mendapat dukungan 40%, lebih tinggi dari Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno mengapresiasi lembaga survei kredibel, karena hasil-hasil survei bisa jadi inspirasi untuk terus memperjuangkan Ganjar menjadi presiden pada Pilpres 2024. Akan tetapi, dia tidak mau mengambil kesimpulan dari berbagai hasil survei.
"Politik masih sangat dinamis. Silaturahmi, safari tokoh, orientasi dan narasi kerja sama atau koalisi, masih terus berlangsung. Jadi kita harus berlatih sabar. Jangan mengharap ayam berkokok sebelum fajar menyingsing," tutur Hendrawan.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menegaskan partainya akan tetap mendukung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. Arsul mengungkapkan, PPP tidak tertarik dengan wacana pembentukan koalisi besar yang merupakan penggabungan Koalisi Indonesia Bersatu-Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Arsul mengatakan, PPP telah mengambil sikap untuk menjalankan kerja sama politik dengan PDIP dengan mengusung Ganjar sebagai capres. "Kami belum atau tidak pernah sampai sekarang berpikir tentang bergeser atau berpindah," kata Arsul.
(rca)