5 Komandan Kopassus Sebelum Prabowo Subianto, yang Terakhir Jadi KSAD 3 Presiden
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komandan Kopassus (Komando Pasukan Khusus) saat ini adalah Mayor Jenderal Deddy Suryadi. Dia merupakan komandan Kopassus ke-36 sejak kelahiran pasukan elite TNI tersebut pada 1952.
Pada tahun pertama pembentukannya, Kopassus masih bernama Kesatuan Komando Tentara Teritorium III/Siliwangi yang dikomandani Mayor Moch Idjon Djabi. Setahun kemudian, Kesatuan Komando Tentara Teritorium III/Siliwangi berganti nama menjadi Kesatuan Komanda Angkatan Darat (KKAD).
Pada 1955, KKAD kembali berubah nama menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dengan komanda Mayor Inf R. E. Djailani. Pada 1966, RPKAD diubah menjadi Pusat Pasukan Khusus Angkata Darat (Puspassus AD) yang dipimpin Kolonel (Inf) Sarwo Edhie Wibowo.
Puspassus AD berganti nama lagi menjadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) pada 1970 dengan Brigjen Widjojo Soejono sebagai komandannya. Baru pada 1986 nama Kopassus digunakan dengan Brigjen Sintong Panjaitan sebagai komandan jenderal.
Foto/Wikipedia
Lulusan Akmil 1963 ini bernama engkap Sintong Hamonangan Panjaitan. Tentara kelahiran 4 September 1940 ini diketahui banyak mengukir prestasi selama karier militernya, salah satunya dalam Operasi Woyla.
Sintong adalah komandan Grup-1 Para Komando dalam operasi pembebasan kontra terorisme, yaitu pembebasan pesawat Garuda DC-9 Woyla tanggal 31 Maret 1981 yang dibajak. Sintong yang masih berpangkat Letnan Kolonel dianggap sukses dalam operasi tersebut karena seluruh awak dan penumpang pesawat selamat.
Atas keberhasilan tersebut, Sintong bersama timnya dianugerahi Bintang Sakti dan kenaikan pangkatnya satu tingkat. Setelah reformasi, Sintong ditunjuk Presiden BJ Habibie sebagai penasihat militer.
Foto/Wkipedia
Tentara keturunan Tionghoa ini lahir di Cirebon, 1 September 1939. Dia merupakan komandan jenderal Kopassus lulusan Akmil 1963, rekan setingkat Sintong.
Pada tahun pertama pembentukannya, Kopassus masih bernama Kesatuan Komando Tentara Teritorium III/Siliwangi yang dikomandani Mayor Moch Idjon Djabi. Setahun kemudian, Kesatuan Komando Tentara Teritorium III/Siliwangi berganti nama menjadi Kesatuan Komanda Angkatan Darat (KKAD).
Pada 1955, KKAD kembali berubah nama menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dengan komanda Mayor Inf R. E. Djailani. Pada 1966, RPKAD diubah menjadi Pusat Pasukan Khusus Angkata Darat (Puspassus AD) yang dipimpin Kolonel (Inf) Sarwo Edhie Wibowo.
Puspassus AD berganti nama lagi menjadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) pada 1970 dengan Brigjen Widjojo Soejono sebagai komandannya. Baru pada 1986 nama Kopassus digunakan dengan Brigjen Sintong Panjaitan sebagai komandan jenderal.
Lima Danjen Kopassus Pertama
Diawali dari Brigjen Sintong Panjaitan, jabatan komandan jenderal pada Kopassus juga mulai digunakan. Berikut lima danjen pertama sejak nama Kopassus digunakan.1. Brigjen TNI Sintong Panjaitan
Foto/Wikipedia
Lulusan Akmil 1963 ini bernama engkap Sintong Hamonangan Panjaitan. Tentara kelahiran 4 September 1940 ini diketahui banyak mengukir prestasi selama karier militernya, salah satunya dalam Operasi Woyla.
Sintong adalah komandan Grup-1 Para Komando dalam operasi pembebasan kontra terorisme, yaitu pembebasan pesawat Garuda DC-9 Woyla tanggal 31 Maret 1981 yang dibajak. Sintong yang masih berpangkat Letnan Kolonel dianggap sukses dalam operasi tersebut karena seluruh awak dan penumpang pesawat selamat.
Atas keberhasilan tersebut, Sintong bersama timnya dianugerahi Bintang Sakti dan kenaikan pangkatnya satu tingkat. Setelah reformasi, Sintong ditunjuk Presiden BJ Habibie sebagai penasihat militer.
2. Brigjen TNI Kuntara
Foto/Wkipedia
Tentara keturunan Tionghoa ini lahir di Cirebon, 1 September 1939. Dia merupakan komandan jenderal Kopassus lulusan Akmil 1963, rekan setingkat Sintong.