Lebih 14 Juta Terinfeksi Covid, Dokter Reisa: Siapapun Berisiko Tertular
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komunikasi Publik Gugus Tugas Penanganan Covid-19 , dr. Reisa Broto Asmoro mengungkapkan situasi penyebaran Covid-19 di tingkat global maupun nasional masih belum reda. Lebih dari 14 juta orang terinfeksi Covid-19 dimana setengah juta di antara mereka meninggal dunia. Bahkan di Tanah Air sendiri saat ini sudah 88.214 orang terinfeksi virus ini.
“Di negara kita sudah lebih dari 86.000 orang yang terjangkit virus Corona lebih dari 45.000 sudah pulih kembali tumbuh dari Covid-19. Namun sangat disesalkan 4.000 di antara mereka tidak dapat diselamatkan. Oleh karena itu mari doakan yang terbaik bagi para pejuang yang gugur melawan Covid-19,” kata Reisa di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin (20/7/2020). (Baca juga: Bertambah 1.693, Kini Ada 88.214 Kasus Positif Covid-19 di Indonesia)
Reisa mengatakan virus ini tidak memilih-milih, siapapun bisa menjadi korban Covid-19. “Jelas terlihat dari peta sebaran bahwa virus ini sudah tersebar di seluruh dunia dan tidak memilih-milih korban. Siapa pun beresiko tertular Covid-19, tidak ada diskriminasi jenis kelamin, ras, agama maupun status sosial dan ekonomi,” katanya.
Bahkan, kata Reisa penyebaran virus ini salah satu yang tercepat di dunia. “Hanya dalam 6 bulan setelah virus ini ditemukan sudah bisa menyebar di lebih dari 200 negara dan wilayah kedaulatan. Dan sedihnya telah mengakibatkan 500.000 orang kehilangan nyawanya. Sekali lagi saya tekankan virus SARS-Cov-2 ini berbahaya, cepat dan mudah menular, mengancam kesehatan manusia.” (Baca juga: Lampaui China, DPR Minta Pemerintah Evaluasi Penanganan Covid-19)
Virus Covid-19, tegas Reisa sudah mampu melumpuhkan perekonomian negara. “Termasuk negara besar dengan perekonomian kuat seperti Amerika Serikat, China, India dan negara-negara di Eropa. Bahkan negara tetangga kita yang dikenal kuat industri jasa keuangannya Singapura,” katanya.
Reisa mengatakan total kumulatif konfirmasi Covid-19 Indonesia sejak Sabtu lalu lebih tinggi dari negara China sebagai negara pertama yang ditemukan akhir Desember 2019 lalu. “Ini artinya kita harus bekerja lebih giat lagi seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo kita harus kerja ekstra keras, kita perlu makin rapatkan barisan, lebih solid lagi bersatu melawan Covid-19,” tegasnya.
“Di negara kita sudah lebih dari 86.000 orang yang terjangkit virus Corona lebih dari 45.000 sudah pulih kembali tumbuh dari Covid-19. Namun sangat disesalkan 4.000 di antara mereka tidak dapat diselamatkan. Oleh karena itu mari doakan yang terbaik bagi para pejuang yang gugur melawan Covid-19,” kata Reisa di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin (20/7/2020). (Baca juga: Bertambah 1.693, Kini Ada 88.214 Kasus Positif Covid-19 di Indonesia)
Reisa mengatakan virus ini tidak memilih-milih, siapapun bisa menjadi korban Covid-19. “Jelas terlihat dari peta sebaran bahwa virus ini sudah tersebar di seluruh dunia dan tidak memilih-milih korban. Siapa pun beresiko tertular Covid-19, tidak ada diskriminasi jenis kelamin, ras, agama maupun status sosial dan ekonomi,” katanya.
Bahkan, kata Reisa penyebaran virus ini salah satu yang tercepat di dunia. “Hanya dalam 6 bulan setelah virus ini ditemukan sudah bisa menyebar di lebih dari 200 negara dan wilayah kedaulatan. Dan sedihnya telah mengakibatkan 500.000 orang kehilangan nyawanya. Sekali lagi saya tekankan virus SARS-Cov-2 ini berbahaya, cepat dan mudah menular, mengancam kesehatan manusia.” (Baca juga: Lampaui China, DPR Minta Pemerintah Evaluasi Penanganan Covid-19)
Virus Covid-19, tegas Reisa sudah mampu melumpuhkan perekonomian negara. “Termasuk negara besar dengan perekonomian kuat seperti Amerika Serikat, China, India dan negara-negara di Eropa. Bahkan negara tetangga kita yang dikenal kuat industri jasa keuangannya Singapura,” katanya.
Reisa mengatakan total kumulatif konfirmasi Covid-19 Indonesia sejak Sabtu lalu lebih tinggi dari negara China sebagai negara pertama yang ditemukan akhir Desember 2019 lalu. “Ini artinya kita harus bekerja lebih giat lagi seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo kita harus kerja ekstra keras, kita perlu makin rapatkan barisan, lebih solid lagi bersatu melawan Covid-19,” tegasnya.
(cip)