Posyandu Ujung Tombak Pembangunan

Senin, 03 April 2023 - 11:00 WIB
loading...
A A A
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, untuk penyelenggaraan pembangunan, terutama kesehatan. Melalui posyandu diharapkan meningkatkan kualitas layanan Kesehatan dan akhirnya tingkat kesehatan masyarakat lebih baik di seluruh wilayah Indonesia.

Posyandu telah berdiri sejak 1984 melalui dikeluarkannya Instruksi Bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN dan Menteri Dalam Negeri, yang mengintegrasikan berbagai kegiatan yang ada di masyarakat ke dalam satu wadah yang disebut dengan nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kegiatan yang dilakukan, diarahkan untuk lebih mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Saat ini Indonesia telah memiliki 300.000 posyandu dan 10.205 Puskesmas (2020) yang tersebar di pelosok Tanah Air, menguak bahwa infrastruktur layanan terpadu kesehatan berbasis rakyat sudah terbangun sejak lama, merupakan warisan dan jejak sejarah kesehatan yang perlu kita rawat.

Posyandu memiliki peran penting dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia karena Posyandu mampu mencapai masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dan kurang terjangkau oleh layanan kesehatan formal. Sayangnya, Posyandu yang selama ini menjadi ujung tombak bagi pengembangan kesehatan ibu dan anak masih belum bisa memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat.

Hal ini karena masih terbatasnya jumlah kader yang ada dan program posyandu yang berjalan selama ini masih terbatas pada penimbangan balita yang terjadwal satu bulan sekali. Sedangkan penyuluhan program kesehatan Ibu dan Anak belum dilaksanakan secara optimal.

Posyandu Sebagai Agen Perubahan
Stuntingyang menjadi isu kesehatan saat ini, merupakan salah satu program nasional untuk terus diperangi.Stuntingini merupakan indikasi kurang gizi balita, yang ditunjukkan dengan berat badan yang dibawah standar, termasuk panjang badan dan lingkar kepala. Kondisistuntingnasional saat ini, di sekitar angka 21%, dan pada tahun 2024 harus diturunkan sampai angka 14%.

Posyandu dalam program kesehatan ini tentu menjadi sentral. Terutama jika melihat bagaimana posyandu mampu membangun partisipasi masyarakat, sehingga akses dan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.

Karena sebagian besar yang hadir dalam posyandu adalah ibu rumah tangga, maka kesempatan untuk mensosialisasikan jenis-jenis makanan bergizi, pola hidup sehat, membangun lingkungan yang bersih, temasuk pemberian tambahan makanan/minuman bergizi (Susu atau daging) dapat dilakukan dalam program posyandu.

Sebagai wadah sosial yang mengandung kekuatan nilai dan kultur masyarakat setempat (kebersamaan dan empati sosial), posyandu mampu berfungsi sebagai agen perubahan di masyarakat. Secara tidak langsung, sebenarnya posyandu ikut serta membangun SDM di tingkat desa dan kelurahan.

Optimalisasi peran Posyandu tidak hanya akan berdampak pada percepatan penurunan AKI dan AKB di suatu daerah dan nasional, tetapi termasuk penurunanstunting.

Posyandu juga mampu menjadi pusat penyebaran informasi kesehatan di perdesaan, termasuk sebagai motivator kepada penduduk desa melalui programnya yang berbentuk program terpadu Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA), peningkatan gizi, pemberian imunisasi dan penanggulangan diare.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3262 seconds (0.1#10.140)