PAMERISME

Sabtu, 25 Maret 2023 - 12:17 WIB
loading...
PAMERISME
Tantan Hermansah. FOTO/DOK KORAN SINDO
A A A
Tantan Hermansah
Ketua Prodi Magister KPI UIN Jakarta; Pengajar Sosiologi Perkotaan

Masyarakat modern saat ini diselimuti oleh balutan berbagai teknologi yang menjadi bagian dari proses membentuk kehidupan. Beragam aplikasi dan fitur yang disediakan oleh teknologi secara langsung mengubah banyak hal. Respons atas beragam perilaku tersebut secara sosiologis kemudian telah menjadi landasan baru dalam berbudaya.

Maka bisa dikatakan bahwa manusia modern telah berubah puluhan derajat dibanding dengan manusia pada periode sebelumnya. Beragam keterbatasan yang sebelumnya membuat manusia banyak terhambat untuk melakukan dan mengekspresikan sesuatu, sekarang tidak lagi.

Pamerisme
Sehingga kosa kata yang dulu berlaku terbatas secara ruang dan konteks, sekarang menjadi lebih massal. Kosa kata yang sudah lama dikenal ini adalah “pamer”, yang secara morfologi Bahasa merupakan asal dari istilah pada artikel ini: “pamerisme”.

Aplikasi teknologi telah memudahkan siapapun untuk memperlihatkan apa saja yang dimilikinya, baik berupa materi maupun nonmateri kepada yang lain. Lalu aplikasi tersebut secara masif melakukan proses distribusi informasi tersebut dengan jauh lebih luas, sehingga bisa menjangkau beragam entitas. Perilaku dan budaya pamer yang saat ini sudah berubah menjadi makanan pokok masyarakat modern.

Sesuatu hal yang dulu mungkin hanya bisa dilakukan oleh sebagian kalangan yang memiliki sumberdaya lebih saja. Saat ini, sungguh berbeda terbalik. Meskipun pada taraf tertentu tetap saja yang memiliki modal yang sangat besar selalu lebih unggul mengelaborasi ruang ekspresi pamer tersebut.

Tetapi secara umum, selain varian dan jenis hal yang dipamerkan bisa semakin beragam, dengan aksesibilitas yang memungkinkan setiap orang selama dia memiliki media dan kuota untuk mengaksesnya, maka pamer bisa dilakukan semua orang.

Ketika pamer sudah menjadi makanan pokok dan kebutuhan sehingga sebagian besar manusia modern tidak bisa meninggalkannya, maka bisa dikatakan bahwa pamer sebagai suatu sistem budaya. Sehingga bagi mereka yang memiliki kebiasaan pamer, sangat susah untuk menanggalkan perilaku ini.

Dalam kerangka atau perspektif inilah maka istilah “pamer” yang dijadikan anutan itu ditambahi dengan frasa “isme”, menjadi “pamerisme”. Dengan kata lain, pamerisme mengacu kepada perilaku yang melekat, bahkan sudah jadi prinsip (serta tidak sedikit yang menjadi ideologi) seseorang untuk memperlihatkan sesuatu kepada yang lain.

Tindakan ini dipilihnya agar orang-orang tahu apa yang dilakukan atau apa yang dimiliki atau sedang dilakukannya saat ini. Motivasinya bisa beragam: senang saja, menginspirasi, mencari cuan, sensasi, agar populer, branding, dan sebagainya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1654 seconds (0.1#10.140)