Denny JA Bicara Potensi Memudarnya Peran Ulama, Pendeta, dan Biksu

Kamis, 23 Maret 2023 - 06:05 WIB
loading...
A A A
Menurut Denny JA, pada tahap ini, ajaran apa pun dan dari agama manapun dilihat sebagai konstruksi sosial. Maka, yang menjadi pertanyaan kondisi sosial serta konteks masyarakat bagaimana yang memerlukan peran ulama, pendeta, dan biksu?

Denny JA menyebut data terkait persentase buta huruf dalam sejarah dari abad ke abad dan teknologi tinggi untuk menggandakan serta menyebarkan informasi.

“Ternyata sampai dengan abad 14, jumlah penduduk dunia yang bisa membaca dan menulis hanya 10 persen. Sebanyak 90 persen warga dunia kala itu masih buta huruf. Bahkan, di era Kerajaan Roma sebelum kelahiran Nabi Isa (Yesus Kristus), yang bisa membaca dan menulis hanya 3 persen penduduk,” terang Denny JA dalam Forum Lintas Agama Esoterika Merayakan Hari Raya Agama Baha’I yang digelar di Countrywood, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa 21 Maret 2023.

Denny JA mengatakan sebelum ada mesin cetak yang baru ditemukan pada 1450, setiap kitab suci atau buku hanya disalin tangan. Peredaran kitab suci dan buku akibatnya sangat terbatas.

Jika itu konteks sosialnya, maka tidak heran hingga abad ke-14 mayoritas warga tak punya akses kepada kitab suci dan buku penting. Bahkan, kopi kitab suci dan buku pengetahuan pun tidak tersedia luas.

Dalam konteks seperti ini, peran ulama, pendeta, dan biksu menjadi sentral dan maha penting. Hanya kelas ini yang memperoleh akses dan bisa memahami kitab suci dan buku pengetahuan.

“Tanpa peran ulama, pendeta, dan biksu mayoritas publik yang tak bisa membaca tak bisa memperoleh pencerahan dari pesan-pesan agama dan pengetahuan,” ungkap Denny JA.

Maka dari itu, lanjut dia, kita harus berterima kasih kepada ulama, pendeta, dan biksu sebelum abad ke-14 karena peran besar mereka dalam mengubah kesadaran publik.

Ulama, pendeta, dan biksu awalnya hanya penyampai pesan agama dan pengetahuan, lalu terjadi pergeseran peran karena publik tak memiliki informasi pembanding sehingga perantara ini menjelma memiliki otoritas spiritual.

Ulama, pendeta, dan biksu kemudian menjadi sebuah kelas sosial tersendiri yang mempunyai surplus kekuasaan. Ulama, pendeta, dan biksu pun dipersepsikan dan dimitoskan menjadi pengganti Nabi, bahkan seolah paling tahu kehendak Tuhan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1589 seconds (0.1#10.173)