Setahun Serangan Rusia ke Ukraina
loading...
A
A
A
SERANGAN Rusia ke Ukraina sudah hampir satu tahun. Meski begitu, belum ada tanda-tanda kapan pertikaian tersebut bakal berakhir. Bahkan, perkembangan terbaru, Rusia semakin massif melakukan serangan ke negara tetangganya tersebut. Dunia termasuk Indonesia harus terus berperan aktif mendesak agar konflik tersebut segera diakhiri.
Rusia sempat berasumsi bakal mampu menaklukkan Ukraina dalam waktu yang singkat, seperti yang mereka lakukan ketika melumpuhkan Krimea. Namun perkiraan tersebut meleset jauh. Ukraina dengan bantuan Barat mampu bertahan hingga saat ini. Hari ini, tepat 357 hari yang lalu,
Baca berita menarik lainnya di e-paper koran-sindo.com
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ukraina, tepatnya pada Kamis, 22 Februari 2022. Beberapa hari lagi, perang antara Rusia dan Ukraina telah memakan waktu satu tahun.
Kemampuan pertahanan Ukraina memang di luar perkiraan banyak kalangan. Meski dibombardir Rusia dengan berbagai cara, mereka tetap mampu menahan laju serangan Rusia. Ada sejumlah faktor yang membuat Ukraina mampu bertahan hingga saat ini. Selain dukungan dana dan persenjataan dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, militansi dan strategi tentara Ukraina dinilai cukup jitu.
Namun perang telah membuat banyak kehancuran. Tak hanya Ukraina yang negaranya telah luluh lantak dihantam bom-bom Rusia, namun dampak perang kedua negara juga berimbas sampai ke seluruh dunia. Perang Rusia dan Ukraina telah memicu krisis energi dunia. Pasokan gas Rusia ke Eropa menjadi terhambat. Kiriman gandum dari Ukraina yang tersendat juga merepotkan negara-negara di dunia.
Intinya perang Rusia dan Ukraina telah banyak membawa kesengsaraan baik kepada kedua belah pihak maupun kepada masyarakat di seluruh dunia. Karena yang terjadi di satu belahan dunia dampaknya pasti juga akan bergulir seperti bola salju ke wilayah belahan dunia lainnya.
Perang antara Rusia dan Ukraina tidak bisa dimungkiri sangat besar dampaknya ke seluruh dunia. Apalagi dunia belum sembuh dari dampak pandemi Covid-19 yang juga telah memorakporandakan seluruh dunia.
Ekonomi mandek akibat cengkeraman Covid-19. Banyak usaha gulung tikar, pariwisata mati. Kini setelah serangan virus Covid-19 mulai mereda, ekonomi dunia juga mulai sedikit bangkit. Namun jika konflik Rusia dan Ukraina terus berlarut-larut tentu akibatnya sangat membahayakan.
Tidak ada solusi lain kecuali bagaimana seluruh dunia mengupayakan agar konflik kedua negara cepat selesai. Dan itu hanya bisa dilakukan ketika kedua pemimpin negara mau duduk di meja perundingan.
Hingga saat ini mereka belum menemukan satu kesepakatan untuk berunding mencari solusi yang saling menguntungkan. Kita patut juga menyesalkan negara-negara Barat baik Amerika Serikat maupun negara negara Eropa yang terus mengirimkan dukungan senjata kepada Ukraina. Bahkan Inggris berencana mengirimkan pesawat tempur ke Ukraina.
Kebijakan Barat di atas hanya akan membuat konflik semakin tajam. Karena Rusia semakin membabi buta menyerang Ukraina. Berbagai sanksi ekonomi kepada Rusia yang disematkan negara-negara Barat juga tak berjalan efektif.
Karena terbukti Rusia tetap tidak mau menghentikan serangannya. Yang terjadi justru Rusia semakin gencar bermanuver di Ukraina. Kalau Barat terus menyuplai senjata kepada Ukraina, dipastikan perang tidak akan bisa selesai.
Justru yang terjadi kebalikannya, bahkan dikhawatirkan perang akan melebar ke mana-mana. Banyak analis mengkhawatirkan perang Rusia dan Ukraina ini bisa menjadi awal terjadinya Perang Dunia III jika tidak segera diantisipasi.
Belum lagi agresi Rusia ke Ukraina ternyata sedikit banyak juga telah menginspirasi China yang semakin menekan Taiwan. Dalam setahun terakhir, China terbukti semakin agresif terhadap Taiwan. China sangat berkeinginan untuk mencaplok Taiwan yang diklaim sebagai wilayahnya. Manuver China di Laut China Selatan juga banyak bersinggungan dengan negara lain. Dunia memang sedang tidak baik-baik saja.
Karena itu, seluruh negara harus bahu-membahu untuk mendorong Rusia dan Ukraina duduk di meja perundingan. Indonesia dalam berbagai forum harus bisa menyuarakan lebih keras lagi untuk mendorong perdamaian di Benua Eropa tersebut.
Apalagi tahun ini Indonesia sebagai Ketua ASEAN sehingga hal itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Apa yang sudah diupayakan Presiden Joko Widodo yang berusaha membantu perdamaian antara Rusia dan Ukraina harus terus dilanjutkan.
Dengan tetap memegang prinsip politik luar negeri bebas aktif, Indonesia harus terus berperan aktif dalam perdamaian dunia termasuk ikut mendamaikan konflik Rusia dan Ukraina.
Rusia sempat berasumsi bakal mampu menaklukkan Ukraina dalam waktu yang singkat, seperti yang mereka lakukan ketika melumpuhkan Krimea. Namun perkiraan tersebut meleset jauh. Ukraina dengan bantuan Barat mampu bertahan hingga saat ini. Hari ini, tepat 357 hari yang lalu,
Baca berita menarik lainnya di e-paper koran-sindo.com
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ukraina, tepatnya pada Kamis, 22 Februari 2022. Beberapa hari lagi, perang antara Rusia dan Ukraina telah memakan waktu satu tahun.
Kemampuan pertahanan Ukraina memang di luar perkiraan banyak kalangan. Meski dibombardir Rusia dengan berbagai cara, mereka tetap mampu menahan laju serangan Rusia. Ada sejumlah faktor yang membuat Ukraina mampu bertahan hingga saat ini. Selain dukungan dana dan persenjataan dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, militansi dan strategi tentara Ukraina dinilai cukup jitu.
Namun perang telah membuat banyak kehancuran. Tak hanya Ukraina yang negaranya telah luluh lantak dihantam bom-bom Rusia, namun dampak perang kedua negara juga berimbas sampai ke seluruh dunia. Perang Rusia dan Ukraina telah memicu krisis energi dunia. Pasokan gas Rusia ke Eropa menjadi terhambat. Kiriman gandum dari Ukraina yang tersendat juga merepotkan negara-negara di dunia.
Intinya perang Rusia dan Ukraina telah banyak membawa kesengsaraan baik kepada kedua belah pihak maupun kepada masyarakat di seluruh dunia. Karena yang terjadi di satu belahan dunia dampaknya pasti juga akan bergulir seperti bola salju ke wilayah belahan dunia lainnya.
Perang antara Rusia dan Ukraina tidak bisa dimungkiri sangat besar dampaknya ke seluruh dunia. Apalagi dunia belum sembuh dari dampak pandemi Covid-19 yang juga telah memorakporandakan seluruh dunia.
Ekonomi mandek akibat cengkeraman Covid-19. Banyak usaha gulung tikar, pariwisata mati. Kini setelah serangan virus Covid-19 mulai mereda, ekonomi dunia juga mulai sedikit bangkit. Namun jika konflik Rusia dan Ukraina terus berlarut-larut tentu akibatnya sangat membahayakan.
Tidak ada solusi lain kecuali bagaimana seluruh dunia mengupayakan agar konflik kedua negara cepat selesai. Dan itu hanya bisa dilakukan ketika kedua pemimpin negara mau duduk di meja perundingan.
Hingga saat ini mereka belum menemukan satu kesepakatan untuk berunding mencari solusi yang saling menguntungkan. Kita patut juga menyesalkan negara-negara Barat baik Amerika Serikat maupun negara negara Eropa yang terus mengirimkan dukungan senjata kepada Ukraina. Bahkan Inggris berencana mengirimkan pesawat tempur ke Ukraina.
Kebijakan Barat di atas hanya akan membuat konflik semakin tajam. Karena Rusia semakin membabi buta menyerang Ukraina. Berbagai sanksi ekonomi kepada Rusia yang disematkan negara-negara Barat juga tak berjalan efektif.
Karena terbukti Rusia tetap tidak mau menghentikan serangannya. Yang terjadi justru Rusia semakin gencar bermanuver di Ukraina. Kalau Barat terus menyuplai senjata kepada Ukraina, dipastikan perang tidak akan bisa selesai.
Justru yang terjadi kebalikannya, bahkan dikhawatirkan perang akan melebar ke mana-mana. Banyak analis mengkhawatirkan perang Rusia dan Ukraina ini bisa menjadi awal terjadinya Perang Dunia III jika tidak segera diantisipasi.
Belum lagi agresi Rusia ke Ukraina ternyata sedikit banyak juga telah menginspirasi China yang semakin menekan Taiwan. Dalam setahun terakhir, China terbukti semakin agresif terhadap Taiwan. China sangat berkeinginan untuk mencaplok Taiwan yang diklaim sebagai wilayahnya. Manuver China di Laut China Selatan juga banyak bersinggungan dengan negara lain. Dunia memang sedang tidak baik-baik saja.
Karena itu, seluruh negara harus bahu-membahu untuk mendorong Rusia dan Ukraina duduk di meja perundingan. Indonesia dalam berbagai forum harus bisa menyuarakan lebih keras lagi untuk mendorong perdamaian di Benua Eropa tersebut.
Apalagi tahun ini Indonesia sebagai Ketua ASEAN sehingga hal itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Apa yang sudah diupayakan Presiden Joko Widodo yang berusaha membantu perdamaian antara Rusia dan Ukraina harus terus dilanjutkan.
Dengan tetap memegang prinsip politik luar negeri bebas aktif, Indonesia harus terus berperan aktif dalam perdamaian dunia termasuk ikut mendamaikan konflik Rusia dan Ukraina.
(bmm)