Gagal Masuk Kopassus karena Keseleo, Jenderal Baret Hitam Ini Malah Melesat Jadi KSAD

Selasa, 14 Februari 2023 - 06:00 WIB
loading...
A A A
Lahir dan dibesarkan di keluarga taat beribadah, Hartono mensyukuri apa pun karunia Tuhan. Menjadi prajurit Kavaleri pun, meski tak pernah dicita-citakan sebelumnya, ternyata membawa hikmah. Perjalanan karier mengantarkannya sebagai jenderal bintang empat.

Lebih hebat lagi, Hartono dipilih Presiden Soeharto untuk memegang tongkat komando tertinggi Angkatan Darat. Lulusan Akademi Militer 1962 ini menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) periode 1995-1997, menggantikan Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar.

Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen menggambarkan perjalanan karier R Hartono. Setelah Jenderal TNI Feisal Tanjung diangkat menjadi Panglima ABRI, atas sarannya, Mayjen TNI R Hartono diangkat sebagai Gubernur Lemhannas. Sebuah jabatan untuk bintang tiga. Pada 1994, Hartono dimutasi sebagai Kassospol ABRI menggantikan Letjen TNI Haryono PS yang dianggap tidak loyal pada Soeharto.

“Jalan makin terbentang bagi R Hartono. Pada 1995 dia diangkat menjadi KSAD. Dengan Feisal Tanjung sebagai Pangab, maka TNI AD untuk pertama kalinya mendudukkan dua perwira tinggi yang dekat dengan kalangan Islam,” kata Kivlan dalam buku ‘Masalah Internal TNI AD 1945-2000’.

Tidak hanya itu. Penunjukan Hartono sebagai KSAD juga menuliskan sejarah. Baru pertama kali terjadi posisi puncak AD dipegang jenderal dari kecabangan kavaleri. Di sini lah Hartono merasakan betul hikmah dari suratan nasib yang digariskan Tuhan.

“Kalau saja korps saya infanteri, mungkin saya tidak akan sampai dengan pangkat jenderal bintang empat dan jabatan tertinggi di Angkatan Darat. Di infanteri kan saingan untuk jadi KSAD banyak, sedangkan di Korps Kavaleri jauh lebih sedikit,” ucap Pangdam V/Brawijaya periode 1990-1993 ini.
(mhd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1324 seconds (0.1#10.140)